Setiap individu pasti selalu mempunyai keinginan untuk memperbaiki diri dengan personality yang lebih baik lagi. Namun jika kita lihat seringkali individu tidak pernah berusaha untuk memahami dirinya, hal tersebut jika terus diabaikan akan membuat kita tidak bisa memahami sifat maupun perasaan diri sendiri. Banyak masyarakat yang tidak paham pentingnya membangun Self Awareness dalam kehidupan.
Self Awareness adalah kemampuan individu untuk mengenali sifat. Perasaan yang dimiliki diri sendiri. Self akan membuat kita menjadi fokus dan sadar untuk mengetahui kekurangan diri, kelebihan diri, hal-hal yang membuat kita merasa capek, cara berkomunikasi dan cara menanggapi kritik atau saran yang disampaikan oleh orang lain. Mungkin banyak Individu yang merasakan lelah terhadap hal yang ia lakukan.
Tidak bisa menerima komentar dari orang lain, dan merasa dirinya tidak lebih baik dibandingkan orang lain. Rasa tersebut bisa timbul akibat kita tidak pernah paham dengan diri sendiri yang akhirnya bisa menggangu kesehatan mental, lebih parahnya akan berdampak langsung dengan lingkungan sekitar, lingkungan kerja, dan lingkungan lainya. Secara tidak sadar sebagai individu kita pasti suka membandingkan diri dengan orang lain karena melihat pencapaian atau mengingat prestasi yang mereka dapatkan, akibat membandingkan diri sendiri dengan orang lain akan membuat kita semakin insecure, stress, dan akan membuat kita terpuruk karena stuck tidak melakukan suatu hal yang membuat diri kita berkembang.
Kurangnya Self Awareness bisa menyebabkan timbul sifat iri hati ,”Ko dia bisa ya dia punya temen banyak”, “Ko dia bisa ya mendaptkan hal itu, kenapa saya tidak bisa”. Saat kita melakukan hal yang sama dengan orang lain apakah hasilnya akan sama? Tentunya akan berbeda, Karena terkadang kita terlalu fokus untuk merencanakan setiap kegiatan yang akan kita lakukan. Namun apakah ketika orang lain melakukan hal yang sama dengan kita lakukan akan memberikan hasil yang maksimal? Belum tentu. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya kesadaran terhadap apa yang dibutuhkan diri kita.
Tentunya ketika kita memiliki tingkat kesadaran yang rendah bisa membuat individu menjadi tertekan lho! Hal seperti ini terjadi pada remaja karena kurangnya pengetahuan untuk membangun Self Awareness sedini mungkin. Jelas kita harus tau tujuan hidup dan harus menentukan mau jadi seperti apa kita nantinya nanti. Namun jika kita sendiri saja belum bisa paham dengan karakter diri sendiri bagaimana hal tersebut bisa berjalan dengan baik. Ketika kita telah memiliki kesadaran diri yang cukup baik, maka kita akan mampu memahami orang lain, bagaimana mereka menerima, merespon, dan memperlakukan diri kita. Sangat disayangkan tentunya belum seorang memiliki Self Awareness (Kesadaran).
Menurut teori Psychosocial ada 8 perkembangan kepribadian ketika ingin membangun Self Awareness diantaranya pada saat bayi, balita, Usia belum sekolah, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda, usia dewasa menengah, dewasa tua. Menurut the Asian parent Indonesia orang tua sangat memiliki peran penting untuk mengetahui kebutuhan anak dari perkembangan setiap fasenya untuk membangun Self Awareness.
Indikator Self Awareness :
Konsep Diri (Self Concept) adalah, Cara pandang/gambaran tentang dirinya. Konsep diri bisa tercipta sebab adanya interaksi dengan orang lain, membuat orang lain memiliki prespektif terhadap lawan bicaranya. Semakin matangnya konsep diri akan membuat kita untuk mengenal lebih dalam dan berkembang terhadap diri sendiri. Agen yang memiliki peran penting terhadap pengaruh konsep diri ada anggota keluarga, Rekan kerja, dan guru. Orang akan menilai kita bisa secara langsung, reflektif, skrip identitas, gaya keleketan.
Konsep diri menjadi fokus utama terkait hal ini , ketika kita menciptakan konsep diri yang matang Maka secara otomatis Self Awareness akan teralisasikan. Memang kita tidak akan pernah bisa untuk menilai diri sendiri harus melalui prespektif orang terdekat (Keluarga, Pacar, Teman, Sahabat) dan masyarakat umum. Anggota keluarga menjadi unit sosial pertama yang memberikan pengaruh paling signifikan ketika kita memandang diri sendiri, hal ini akan menjadi awal mula terbentuknuya konsep diri.
Ketika kita diberi label oleh orang terdekat yang sewajarnya, Dalam artian penilaian apa yang seharusnya dan tidak seharusnya untuk disampaikan untuk laki-laki atau perempuan akan membuat terciptanya “Presepsi Positif” dalam pikiran yang bisa meningkatkan kepercayaan diri. Namun sebaliknya jika kita mendaptakan label negatif maka akan berpengaruh buruh untuk diri sendiri, merasa semakin tidak percaya diri dan merasa tidak memiliki harga diri. Jadi penilaian yang diberikan orang lain akan memberikan peran untuk diri sendiri sebagai,
Vulture, Menyerang konsep diri kita dengan cara mencari titik terlemah dalam diri kita.
Downwer, Menekan dan memperhatikan kekurangan diri kita agar tidak percaya diri/insecure.
Uppers, Menerima kekurangan yang ada dan menilai positif untuk membangkitkan rasa percaya diri.
Pada saat kita ingin membangun Self Awareness yang baik maka hal tersebut akan terkait dengan konsep diri, sangat diperlukan untuk melihat konsep diri bagaimana yang kita tampilkan terhadap orang lain. Hal apa sih yang bisa kita lakukan untuk membangun konsep diri yang positif:
Jauhkan pikiran negatif.
Stop banding bandingin diri dengan orang lain.
Belajar untuk bersyukur.
Ubah mindset dengan hal hal baik.
Tepatkan diri Pada lingkungan yang baik.
Setelah hal tersebut sudah terwujudkan maka kita akan paham lebih jauh bagaimana sih cara mengatasi jika kita diberi penilaian yang buruk oleh orang lain, Bisa menempatkan diri dengan lingkungan yang sesuai, lebih percaya diri, dan akan membuat mood kita lebih tercontrol. Membawa banyak dampak positif untuk hidup.
Proses menghargai diri sendiri (Self-Esteem)
Harga diri menjadi hal mendasar untuk membangun hubungan yang baik antar manusia. Harga diri menjadi komponen utama dalam kepribadian individu agar menjadi struktur yang lengkap, Setiap tahapan yang akan dilewati oleh individu. harga diri akan menentukan kemampuan kita untuk mengelolah potensi yang ada dalam diri.
Kesadaran emosi (Emotional Awareness)
Dapat mengenali emosi yang ada pada diri adalah kemampuan untuk mengenali perasaan jika sewaktu waktu perasaan itu terjadi, kita akan mampu mengkontrolnya dengan baik.
Identitas pada diri yang berbeda beda (Multiple Selves)
Pada saat individu melakukan hubungan interpersonal maka individu akan memiliki dua konsep diri, pertama presepsi mengenali diri sendiri dan presepsi tentang orang lain terhadap individu itu sendiri. Kedua identitas akan berbeda tergantung dari individu ketika memandang dirinya, Jadi konsep diri yang ditampilkan individu akan memperlihatkan dirinya seperti apa dengan kesadaran diri dan kesadaran diri khalayak.
Kesimpulanya membangun self awareness dengan memahami konsep diri akan menjadi bentuk penyampaian rasa kasih sayang yang kita berikan untuk diri sendiri dan menjadi rasa peduli terhadap lingkungan sekitar.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”