Kamu termasuk orang yang setiap bulan beli pakaian? Atau tiap minggu? Bahkan tiap hari? Jika kamu termasuk orang kaya itu bukanlah hal yang buruk. Tapi jika kamu termasuk orang yang keuangannya biasa-biasa saja itu bisa jadi terlalu memaksakan keadaan. Lagipula, kebutuhan pokok saja sudah tercukupi alhamdulillah, masak mau menuruti hawa nafsu yang berlebih dalam membeli pakaian? Haduh.
Pakaian memang sesuatu yang nampak di mata. Setiap hari orang selalu berganti pakaian. Kalau orang dewasa bisa ganti 2-4 kali sehari tergantung aktifitasnya. Beda lagi kalau anak kecil dan bayi, mereka ganti pakaian bisa sampai 3-6 kali dalam sehari. Gonta-ganti pakaian sampai berkali-kali itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kebersihan dan kenyamanan adalah yang paling utama. Masak pakaian sudah bau keringat, terkena belepotan makanan tetap saja dipakai. Yang ada itu namanya jorok. Hiii…
Ada lagi faktor lain yang mempengaruhi kenapa orang suka gonta-ganti pakaian. Yaitu agar tidak terlihat membosankan. Kemarin pakai baju A besoknya dipakai lagi. Kalau istilah jawanya sih “mbarenggo (kumbah garing dinggo)” alias cuci kering dipakai. Agar tidak dianggap “mbarenggo” kita harus bisa mix and match antara pakaian atasan dan bawahan agar tidak dianggap membosankan dan itu-itu saja.
Sekali lagi dalam memenuhi kebutuhan dalam berpakaian itu semua dipengaruhi oleh keadaan keuangan. Kalau memang keadaan uang kita sedang pas-pasan tapi kita memang sedang butuh membeli pakain, mencari diskonan dan pakaian murah bisa menjadi solusi yang tepat. Yang terpenting dilihat dari kualitas bahan yang digunakan. Pakaian murah tapi bagus banyak kok dipasaran. Jeli adalah sebuah koentji.
Ada lagi solusi jitu untuk memenuhi kebutuhan pakaian kamu. Tidak lain tidak bukan adalah memakai pakaian lungsuran atau bekas orang lain. Pakaian lungsuran atau bekas orang lain di sini adalah bukan dari orang tak dikenal melainkan bisa dari saudara, teman, ataupun rekan kerja. Biasanya saudara, teman, ataupun rekan kerja akan menawarkan kepada kita terlebih dahulu apakah mau tidak menerima pakaian bekas mereka. Alasan mereka mau memberikan pakaian mereka adalah kebanyakan karena sudah tidak muat. Mereka mempunyai pendapat daripada dibuang atau hanya menumpuk di lemari, lebih baik diberikan kepada orang lain.
Kalau kita mendapat tawaran tersebut, hal yang pertama adalah kita harus menunjukkan ekspresi yang menyenangkan terlebih dahulu. Jangan jutek ya, masak mau diberi sesuatu malah pasang wajah serem sih. Kenapa saya bilang begitu, karena biasanya orang yang mau memberikan pakaian bekas mereka itu cenderung malu. Mereka mempunyai rasa khawatir kalau orang yang mau diberi pakaian lungsuran malah gak mau. Takut menyinggung perasaan.
Selanjutnya adalah kita harus tanya pakaian apa saja yang mau diberikan, kalau memang kita suka jawab saja mau. Kalau tidak suka ya jawab saja tidak mau dari awal. Jangan sampai kita jawabnya mau semua tapi saat dibawakan pakaiannya malah dikembalikan ke yang punya. Kan selera berpakaian tiap orang pasti ada yang berbeda? Nah, kalau sudah ada kesepakatan dari orang yang mau memberi dan orang yang diberi rasanya lebih enak. Keikhlasan antara kedua belah pihak akan tercipta dengan sendirinya. Adem.
Setelah kita menerima pakaian lungsuran tersebut kita harus cek apakah keadaan masih baik dan layak atau tidak. Tapi biasanya sih masih aman.
Nggak mungkinlah orang memberi pakaian bekas yang sudah lusuh dan bolong. Agar lebih yakin, kita bisa cuci ulang pakaian tersebut untuk memastikan tingkat kebersihannya sesuai dengan standar kita. Toh, itu sudah menjadi pakaian kita sendiri kan.
Menurut pengalaman saya yang sering mendapat pakaian lungsuran, pakaian-pakaian yang sering diberikan kepada orang lain itu adalah seragam sekolah, seragam kantor, pakaian bayi, dan pakaian santai (kaos, atasan, dan celana).
Manfaat memakai pakaian lungsuran selain hemat budget dan bisa gonta-ganti pakaian tiap hari adalah kita bisa membantu upaya pemerintah dalam mengurangi limbah kain dengan memanfaatkan barang bekas. Hebat kan? Jadi jangan malu ya memakai pakaian lungsuran. Itu bukan sesuatu yang hina kok. Berfaedah sekali malah~
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”