Moment liburan bersama teman merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan bagi setiap pelajar maupun mahasiswa. Tepat dihari sumpah pemuda tahun 2020 pada tanggal 28 oktober kemarin, aku dan lima orang teman kuliahku berkunjung ke Tana Toraja. Tempat yang satu ini menjadi favorit bagi kami dikarenakan selain lokasinya yang dekat, keeksotisan wisatanya menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjungnya.Â
Ini adalah kunjungan pertama kami selama masa pandemi Covid-19 terjadi yang mengharuskan kita untuk tidak bepergian selama 8 bulan terakhir. Seperti ditahun-tahun sebelumnya, Objek wisata ke'te kesu menjadi kunjungan utama kami. Kami berangkat pagi-pagi agar punya waktu banyak di lokasi wisata dan bisa berkunjung ke tempat wisata lainnya. Selama dua jam perjalan diatas pegunungan, kami pun sampai di lokasi wisata Ke'te Kesu. Seperti biasa, terlebih dahulu kami membeli tiket masuk seharga 15 ribu rupiah untuk satu orang.
Setelah masuk, kerinduan kami pun terpecahkan selama hampir setahun lamanya kami tidak berkunjung ke tempat ini melihat deretan rumah adat Tongkonan yang tersusun rapih dengan berbagai ornamen tanduk kerbau yang begitu unik. Masih sangat terjaga dan seperti biasanya melihat keunikan tersebut membuat para pengunjung termasuk kami langsung mengabadikan moment tersebut dengan mengambil gambar berlatar belakang rumah adat Tongkonan yang sebetulnya sudah beberapa kali kami kunjungi namun tak sedikit pun merasa bosan dengan keunikan yang ditampilkan.
Tak salah bila wisata ke'te kesu menjadi icon Tana Toraja yang mendunia dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan baik domestik maupun dari berbagai negara. Ditempat ini juga kita dapat melihat gua yang menjadi salah satu lubang tempat pemakaman bagi warga Tana Toraja. Melampiaskan rasa penasaran kami terhadap isi gua tersebut, kami bersama tim pemandu mencoba untuk masuk dengan menggunakan alat penerang yang telah di siapkan.Â
Lubang yang begitu kecil dan sedikit licin membuat tantangan tersendiri bagi kami untuk memasuki gua tersebut. Benar saja di dalam gua terdapat beberapa peti yang berisikan jenazah para leluhur mereka. Kami sedikit takut dengan pemandangan tersebut dan tak sedikit dari kami terjatuh karna ketakutan dan licinnya jalan di dalam gua. Bahkan salah seorang dari kami hampir saja pingsan akibat ketakutan dan terjatuh di dalam gua tersebut.
Untungnya sang pemandu mengarahkan kami untuk tetap tenang dan jangan berfikir sembarangan selama di dalam gua. Sebab kata mereka kami adalah tamu bagi para makhluk penunggu gua jadi tak perlu cemas dan tidak boleh menegur apapun. Hingga akhirnya tak butuh waktu lama di dalam gua, kami pun langsung bergegas keluar dan bergantian dengan pengunjung yang ikut penasaran dengan isi gua tersebut. Itulah pengalaman yang akan kita dapatkan bilang berwisata di tempat ini.
Bukan hanya ke'te kesu, objek wisata di Tana Toraja sangat banyak dan tersebar di berbagai tempat dengan pemandangan yang sangat beragam pula, mulai dari negeri diatas awan yang berlokasi di lolai, hutan pinus di pango-pango, danau air hijau di limbong hingga patung yesus di buntu burake semuanya memberikan daya tarik yang berbeda-beda.
Setelah berwisata di ke'te kesu dan makan siang di salah satu warung makanan halal disana, kami pun bergegas untuk menuju lokasi wisata selanjutnya yakni wisata hutan pinus pango-pango. Seperti yang aku ceritakan sebelumnya bahwa tana toraja juga mempunyai kawasan hutan pinus yang lokasinya lumayan jauh naik pegunungan. Namun tetapi, akses jalan naik cukup bagus dan sekitar satu jam perjalanan kami pun tiba di lokasi wisata tersebut.
Tidak seperti biasanya, objek wisata ini terlihat sepi namun masih terihat beberapa masyarakat yang berwisata bersama kami. Terkhusus bagi saya sendiri, ini adalah kunjungan ke tiga saya di pango-pango dan memang begitu berbeda dengan kunjungan saya sebelumnya.Â
Selama sehari penuh berwisata di Tanah Toraja, bisa ku akui bahwa liburan kali ini terasa sangat berbeda dari perjalanan biasanya, protokol kesehatan pun tak luput dari aturan yang harus kami patuhi. Selain itu, kami melihat betapa Covid-19 ini mempengaruhi seluruh aktifitas objek wisata di Tanah Toraja. Keramaian di objek wisata yang selama ini menjadi daya tarik kini tak nampak lagi seperti biasanya.
Namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi kami untuk berwisata di daerah yang penuh keindahan ini. Dua objek wisata cukup untuk satu hari perjalanan kami dengan berswafoto dan melihat kondisi toraja saat ini. Semoga Covid-19 segera berlalu dan pariwisata Tana Toraja bisa normal kembali seperti sedia kala.
Sore hari pun telah tiba, kami bergegas untuk pulang dengan estimasi waktu yang sama dengan perjalan kami pergi sebelumnya. Dengan dua jam perjalanan kami sampai di kota kami dan melakukan sholat magrib bersama.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”