Melihat Fenomena Campur Kode Pada Keluarga Jawa yang Tinggal di Kota

Dalam hal berkomunikasi, manusia membutuhkan bahasa sebagai alat atau perantara untuk mencapai tuturan yang diinginkan sampai pada lawan tutur sesuai dengan maksud dan tujuan. Di Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki beragam bahasa terlihat dari banyaknya budaya dan letak geografis yang beraneka serta gaya penutur yang beragam pula, fenomena kebahasaanpun sering terjadi, di mana variasi-variasi penggunaan bahasa tercipta dari masyarakat Indonesia yang terbuka dan memang menggunakan lebih dari satu bahasa.      

Advertisement

Salah satu fenomena kebahasaan yang terjadi pada masyarakat tutur Indonesia ialah campur kode, campur kode yang merupakan penggunaan dua bahasa atau lebih yang dapat menimbulkan terjadinya kontak bahasa. Menurut Rokhman (2013:38), bahwa campur kode ialah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa atau variasi-variasi  yang menyisip di dalam bahasa lain tidak lagi mempunyai tersendiri.

Fenomena campur kode yang sering dijumpai pada peristiwa tutur informal, dengan pencampuran dari bahasa daerah dengan bahasa Indonesia terlihat kelompok masyarakat yang menggunakan campur kode dalam tuturannya tak hanya pada kelompok anak muda atau orangtua saja melainkan semua orang memungkinkan melakukan campur kode dalam tuturan berkomunikasi.

Adapula faktor-faktor yang melatarbelakangi bisa terjadi sebuah fenomena campur kode pada masyarakat diantaranya faktor keakraban, permintaan, kebanggaan terhadap daerah, dan penghormatan. Salah satu contohnya menitikberatkan pada faktor keakraban yang melatarbelakangi terjadinya fenomena campur kode ialah dialog antar keluarga Jawa yang menetap tinggal di Kota. Di mana dalam proses berkomunikasi kepada masing-masing anggota keluarga menggunakan dua bahasa yang berbeda dan sering pula mencampurkan kedua bahasa tersebut kedalam tuturan berkomunikasi, yakni bahasa daerah Jawa dengan Bahasa Indonesia.

Advertisement

Dalam proses berbahasa, ditemukan beberapa bentuk campur kode dalam dialog antar anggota keluarga Jawa ini diantaranya sebagai berikut :

Embuh, aku orak tau maksudmu itu apa.

Memiliki arti : Tidak tau, aku tidak mengerti apa maksudmu.

Advertisement

Saiki yang terpenting koe rajin belajar.

Memiliki arti :Sekarang yang terpenting kamu rajin belajar

Masakanmu iki wenak tenan

Memiliki arti : Masakan kamu ini enak sekali.

Kalau bawa motor sing alon-alon yo le.

Memiliki arti : Jika mengendarai motor pelan-pelan saja ya.

Masih banyak lagi bentuk campur kode pada dialog antar anggota keluarga Jawa, hal ini tejadi juga pada setiap daerah yang ada di Indonesia tak melulu pada masyarakat Jawa saja tentunya. Fenomena campur kode terjadi pada setiap masing-masing daerah yang ada di Indonesia.

Terlihat dari masih banyaknya fenomena campur kode yang terjadi pada masyarakat Indonesia ini membuktikan bahwa kelestarian bahasa daerah masih akan tetap terjaga, walaupun demikian tak melupakan bahwa masyarakat Indonesia sendiri yang merupakan masyarakat yang terbuka dan selalu menerima hal baru yang masuk pada wilayahnya. Terlihat dari perkembangan IPTEK yang semakin pesat, tidak menutup kemungkinan fenomena-fenomena kebahasaan lainnya bisa terjadi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senang menulis dan menyalurkan semua isi pikiran dengan merangkai kata.