Nongkrong merupakan ungkapan dari anak muda di Indonesia dimana berarti berkumpul bersama teman, namun siapa sangka bahwa kegiatan tersebut menjadi budaya dari anak muda di negara ini.
Gaya hidup nongkrong atau juga dikenal dengan istilah Hang Out di Indonesia, sudah terlebih dahulu ada saat zaman dulu. Pada zaman dahulu, nongkrong biasanya dilakukan di warung kopi kecil yang biasanya terletak di pinggir jalan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan juga sangat sederhana seperti berkumpul dan berbincang bersama teman ataupun sekelompok masyarakat. Namun dengan berkembangnya zaman, kegiatan tersebut menjadi asupan sehari-hari para anak muda pada saat ini.
Nongkrong bisa dikatakan sebagai kebutuhan para kaum milenial. Namun dari kegiatan tersebut, para anak muda menilai nongkrong memiliki banyak dampak positif daripada dampak negatif. Seperti kata Aristoteles (384-322 SM) bahwa manusia merupakan sebuah makhluk sosial yang berarti manusia butuh berinteraksi dengan individu lainnya.
Dengan nongkrong, kita bisa mengenal diri sendiri atau mengkonsepkan diri sendiri. Dalam kegiatan nongkrong pastinya membuat satu individu bertemu dengan individu lainnya, dengan kata lain individu tersebut juga akan melakukan interaksi dengan orang lain entah itu orang yang kita kenal seperti teman dan kerabat ataupun bisa saja orang asing yang kita temui disaat itu, bisa saja dalam berinteraksi dengan orang asing seperti Barista disebuah kedai kopi, atau para supir angkutan umum yang biasanya bergabung disaat kita berada di warung kopi, dan tentunya orang-orang asing yang akan memberikan makna baru didalam hidup kita. Makna baru tersebut akan kita rekam sehingga kita mendapatkan wawasan untuk diri kita sendiri.
Kita membuka ruang bicara ketika kita nongkrong dengan membicarakan mengenai topik apapun, selain itu kita bisa gunakan untuk menceritakan keluh kesah kepada orang lain ataupun sebaliknya dimana kita mendengarkan orang lain menceritakan keluh kesah hidup mereka. Hal tersebut membuat diri sendiri terdorong menjadi lebih nyaman untuk terus bersosialisasi dan berinteraksi dengan individu lainnya.
Penilaian Reflektif yang Diberikan Untuk Mengetahui Konsep Diri
Penilaian Reflektif sendiri merupakan ketika seorang individu mendapatkan persepsinya dari pandangan orang lain. Seperti kata reflektif dimana berdasarkan kata reflek, orang lain akan secara reflek mempersepsikan kita dengan jujur, terlebih lagi dengan teman nongkrong kita, mereka pasti akan menyampaikan sesutau hal dengan amat jujur didasari oleh hubungan yang sudah cukup dekat. Hal tersebut baik untuk mengevaluasi diri kita sebagai seseorang yang seperti apa.
Namun ada tipe tipe orang dalam tindakan Penilaian Reflektif ini, mereka akan menyampaikan persepsi mereka sebagai uppers, downers, ataupun vultures. Biasanya, teman terdekat bertindak sebagai uppers ketika kita sedang dalam masalah atau berkeluh kesah terhadapnya. Sedangkan Downes ditemukan ketika kita salah, mereka akan memberikan persepsi negatif untuk menyadarkan atau mengkritik atas tindakan kita yang salah. Dengan penyampain yang mengarah ke negatif, downers juga bermaksud untuk memberikan hal yang positif. Lalu yang terakhir ada vultures, tipe kali ini sudah memasuki Toxic Relationship, kebanyakan hal ini perlu diperhatikan disaat nongkrong dan cepat-cepat keluar dalam lingkaran tersebut apabila mengarah ke negatif. Mereka akan menyerang konsep dari diri kita serta memberikan kritikan yang negatif dan tidak memberikan solusi sama sekali.
Memahami Dan Membentuk Karakter dari Perspektif Sosial
Nongkrong pasti selalu berada di lingkungan sosial, kita dipastikan akan berinteraksi dengan orang terdekat dari kita dan juga masyarakat luar yang masih asing dengan diri kita. Kita mendapatkan wawasan dan juga norma-norma yang berlaku di lingkungan sosial. Hal tersebut mengajarkan kita bagaimana untuk bertingkah laku ketika berada di lingkungan sosial karena bagaimana mereka memandang kita karena tingkah laku kita.
Wawasan dan norma kita dapatkan dengan berbagi pengalaman yang terjadi pada saat kita nongkrong, entah orang lain yang akan menanamkan perspektif atau kita yang menanamkan perspektif tersebut karena pada akhirnya semuanya akan dibagikan lagi sehingga membentuk perspektif yang baru. Dalam hal ini kita harus cermat dan kritis dalam menerima perspektif yang masuk didalam kehidupan kita, tidak semua hal yang diperbuat oleh masyarakat sekitar kita tirui.
Di Indonesia sendiri kegiatan nongkrong ini sudah disinggung oleh pahlawan kemerdekaan sendiri. Ir. Soekarno pernah berkata bahwa Ia lebih suka anak muda yang berdiskusi sembari merokok dan minum kopi daripada mereka yang hanya membacca buku dan memikirkan dirinya sendiri. Tanpa adanya diskusi dan interaksi di lingkungan sosial, manusia tidak akan mengetahui apa yang sedang terjadi di lingkungan sekitarnya. Maka dari itu dalam kegiatan nongkrong ini kita bisa mengembangkan diri kita dan juga memeroleh wawasan dari lingkungan sosial kita.
Menentukan Tujuan Hidup dari Berbagai Pengalaman Sosial
Seperti yang telah disinggung disetiap poin bahwa kita saat nongkrong bertemu dengan berbagai jenis individu dengan kehidupannya, kita membuat perspektif sendiri didalamnya. Selain itu, kita juga berdiskusi tentang berbagai individu dengan kehidupannya berdasarkan beberapa pengalaman yang telah kita temukan di lingkungan sosial.
Pengetahuan yang kita dapatkan membuat kita mempertimbangkan dan mungkin kita menemukan tujuan hidup dari berbagai perspektif. Dengan cara berbincang dengan teman membahas isu-isu serta saling update informasi menimbulkan rasa ingin menentukan tujuan hidup kita. Kita juga bisa mengubah cara kita berpikir dan menilai yang baik dan salah di diri kita dari informasi yang kita dapatkan di lingkungan sosial, menyusun persiapan hidup sembari mengembangkan kemampuan diri, serta membentuk karakter seperti yang telah direncanakan di tujuan hidup kita.
Karakter yang dibentuk seseorang didalam kehidupan pasti berbeda beda karena setiap orang akan mengkonsepi diri sendiri dengan cara yang berbeda beda. Dengan berinteraksi bersama individu lainnya, kita sebagai manusia yang memiliki kodrat sebagai makhluk sosial akan lebih mudah mencari tahu siapa diri kita dan apa guna kita hidup di dunia.
Banyak cara untuk membuat kita membentuk dan mengenali diri sendiri, namun hal tersebut akan lebih mudah dengan ditemani orang lain yang bersedia menjadi cermin kita untuk berkembang. Salah satu cara tersebut tentunya dengan nongkrong bersama orang terdekat, dengan kegiatan berdiskusi di luar rumah membawa manfaat lebih banyak dibanding hanya berdiam diri dirumah. Selain itu juga kita mendapatkan berbagai perspektif dengan ber-interaksi dengan masyarakat luar dimana hal tersebut membawa segudang pengalaman dan wawasan untuk diri kita.
Jadi, masih ingin hanya berdiam diri dirumah memandang gadget yang tidak bisa bicara? Mari kita nongkrong bersama teman dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar untuk mengetahui apa yang ada di diri kita dan di kehidupan masyarakat luar!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”