Langkah demi langkah dalam hidup akan membawa kita sampai pada titik di mana pertambahan angka usia menjadi sesuatu yang sangat rawan menjadi bahan pembicaraan. Sebab begitu banyak tuntutan yang berkaitan dengan nominal angka usia. Semakin banyak nominal angka, maka semakin banyak ragam tuntutan. Salah satunya adalah perihal pasangan hidup.
Pertimbangan mengenai pasangan hidup pun beragam rupanya. Kecocokan sifat dan kepribadian menjadi salah satu hal yang bisa menentukan apakah sepasang insan bersedia untuk melangkah dan menua berdua atau tidak.
Sampai kemudian, seiring berjalannya waktu, semakin melihat banyak kisah dan mendengar banyak cerita, akan membuat kita semakin memahami bahwa kebaikan dan keburukan pasti dan akan selalu beriringan. Tidak mungkin seseorang bersedih selamanya, bahagia selamanya, ceria selamanya, atau murung selamanya. Akan ada titik di mana ia jatuh dan kemudian ia kembali berdiri.
Meski kita harus selalu membahagiakan diri sendiri sebagai salah satu bentuk mencintai diri sendiri. Bahagia adalah pilihan, dan ya harus dipilih supaya menjadi pribadi yang kuat.
Mencintai pun bentuk lain dari penerimaan. Setiap orang pasti punya luka, mungkin punya trauma, memiliki ketakutan dan kekhawatiran tentang sesuatu. Bersedia mencintai sama halnya bersedia menerima pasangan kita, bagaimanapun kondisinya. Mencintai adalah bersedia menerima. Dari menerima kemudian menguatkan. Saling menguatkan.
Kekurangan dan kelebihan akan selalu beriringan, seperti kebaikan dan keburukan. Sudah seperti itu ketetapannya.
Mendengarkan keluh kesah, menjadi tempat bersandar saat lemah, menampung luapan air mata, memberi semangat, senantiasa meyakinkan kalau kita berharga, hal-hal seperti ini yang memang harus dilakukan oleh pasangan. Ini bukan perihal tuntutan, melainkan memang sudah layaknya sebuah kewajiban.
Mencintai adalah mendekap kekuatan dan kelemahan pasangan. Kelebihan dan kekurangan pasangan. Kebaikan dan keburukan. Menyempurnakan dan memperbaiki. Bersedia bertumbuh dan menjadi lebih baik.
Perasaan yang bertanggung jawab bukan hanya sekadar saya suka dan kamu suka. Melainkan tentang bersedia atau tidak bersedia untuk menerima?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”