Pada feature sejarah kali ini, akan membahas mengenai Candi Ratu Boko yang terletak di Daerah Istimewa Jogjakarta atau yang sering dibilang dengan nama Jogja. Candi ini memiliki beberapa sejarah tersendiri dan beberapa versi dari sejarah tersebut yang menceritakan mengenai sejarah dan juga misteri yang terdapat di tempat bersejarah ini.
Candi Ratu Boko ini bisa dibilang tempat berwisata yang terkenal untuk dikunjungi di Jogja. Jogja merupakan tempat yang bisa dibilang banyak turis juga setelah Bali, dikarenakan unsur sejarah dan juga budaya kental yang masih melekat di kota tersebut, seperti “kerajaan” keraton yang masih berjalan sampai sekarang, dan juga silsilah keluarga yang berdarah biru, masih ada sampai sekarang.
Pada tanggal 3 Oktober 2018, keluarga saya berpergian singkat ke Jogja dan Semarang, untuk melepas tekanan pekerjaan dan sekolah, beristirahat sejenak agar menjadi lebih ‘fresh’ untuk melanjutkan pekerjaan dan sekolah. Pada hari Rabu siang kami sekeluarga sampai di Jogja dengan pesawat, dan mendarat dengan sempurna. Kami ingin menjelajahi kota Jogja dengan seksama dan juga tentunya mencoba berbagai makanan khas Jogja seperti gudeg terkenalnya yaitu Gudeg Yu Djum. Itu merupakan gudeg favorit keluarga kami, yang kami bisa makan setiap hari dan juga untuk makan siang dan malam.
Selain gudeg kami juga sudah rindu dengan Jogjanya sendiri dan makanan khas lainnya. Kami mengeksplorasi Jogja setengah hari dan juga berpergian mencari tempat indah untuk melihat matahari terbenam di Jogja. Sayangnya pada hari itu sedikit mendung dan berawan yang membuat mataharinya tertutup kabut dan awan.
Keesokan harinya kami mempunyai rencana untutk menjelajahi tempat bersejarah di Jogja dan juga candi-candi yang terkenal disana, salah satunya adalah Candi Ratu Boko. Mendengar dari masyarakat sekitar, terletaknya candi tersebut adalah tempat yang cantik untuk melihat matahari terbenam di Jogja. Jadi setelah mendengar itu, kami langsung setuju untuk pergi kesana di waktu matahari akan terbenam. Setelah sampai disana kami perlu menaiki beberapa anak tangga yang tidak terjal untuk sampai di candi tersebut, dari tempat parkir sampai ke tulisan dimana ada ‘Candi Ratu Boko’.
Dari situ, kita perlu berjalan beberapa langkah dan juga menaiki anak tangga untuk sampai di gerbang candi tersebut. Di gerbang candi tersebut sudah sangat megah dan indah. Tempatnya sangat luas dan juga merupakan tempat terbaik untuk memandangi matahari terbenam pada hari itu, karena kebetulan hari itu cerah dan juga mataharinya tidak ter selimuti dengan kabut ataupun awan.
Matahari terbenam dengan sangat indah dan berwarna. Terlihat seperti matahari tertidur dengan perlahan di langit Candi Ratu Boko di senja itu. Kami terpana melihat keindahan matahari dan gradasi warna yang terlukis cantik di langit Jogja.
Sedikit mengenai Candi Ratu Bokonya sendiri, terletak 3 km ke arah selatan dari Candi Prambanan. Ratu Boko sebenarnya bukan sebuah candi, tetapi merupakan reruntuhan sebuah kerajaan, karena itu sering disebut juga sebagai Kraton Ratu Boko, yang dimiliki oleh ayah dari Lara Jonggrang. Menurut legenda Ratu Boko dibangun pada abad ke-8 oleh Wagsa Syailendra yang beragama Buddha, lalu diambil alih oleh raja-raja Mataram Hindu, peralihan pemilik tersebut dipengaruhi oleh Hinduisme dan Buddhisme. Di Ratu Boko tersebut ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 792 M yang dinamakan Prasasti Abhayagiriwihara, isinya tersebut mendasari dugaan bahwa Kraton Ratu Boko dibangun oleh Rakai Panangkaran. Prasasti ini ditulis menggunakan huruf pranagari yang merupakan salah satu ciri prasasti Buddha.
Gerbang masuk ke kawasan Ratu Boko terletak di sisi barat. Dan sudah disebutkan di awal bahwa gerbang ini terletak di tempat yang cukup tinggi, sehingga dari tempat parkir kendaraan, para pendatang harus melalu jalan menanjak sekitar 100 m. Pintu masuk terdiri atas dua gerbang, yaitu luar dan dalam. Gerbang dalam ukurannya lebih besar merupakan gerbang utama. Sekitar 15 m dari gerbang luar berdiri gerbang dalam atau gerbang utama. Gerbang ini terdiri atas 5 gapura paduraksa yang bebaris sejajar dengan gerbang luar. Gapura utama diapit oleh dua gapura pengapit di setiap sisi.
Saat kami mengunjungi Jogja, matahari terbenam yang terbaik memang di Candi Ratu Boko. Candi tersebut merupakan tempat yang sempurna untuk memandangi matahari terbenam, selain mendapat mataharinya tetap juga sejuknya Jogja di sore hari yang membuat suasana semakin nyaman dan juga menyejukkan. Candi Ratu Boko sendiri memiliki kesan tersendiri, di mana untuk mencapai tempat itu saja perlu perjuangan untuk naik ke gerbang candi tersebut, dan setelah sampai di gerbang terbayarlah perjalanan kaki yang lumayan menghabiskan napas itu.
Candi Ratu Boko istimewa. Berbeda dengan peninggalan jaman dahulu kala, candi ini bukan berbentuk bangunan keamanan melainkan seperti kompleks yang berisikan pendopo, tempat tinggal dan masih banyak lagi. Berbeda juga dengan keraton lainnya di Jawa yang bisanya didirikan di daerah yang landai, candi ini terletak di atas bukit yang lumayan tinggi yang juga memberikan udara sejuk dan pemandangan alam yang indah.
Berkunjung ke tempat bersejarah di Indonesia sangat menarik dan juga membuat kita lebih mengenal sejarah Indonesia dengan baik dan benar. Bukan hanya mengenal tetapi juga mengenang apa yang sudah terjadi di tempat itu dan juga apa peninggalannya. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan juga peninggalan sejarahnya maka dari itu, sebagai masyarakat Indonesia kita harus bisa menjunjung tinggi kebanggaan itu dan juga nilai-nilai budaya yang kadang sudah tenggelam di antara era globalisasi ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”