Masih Tetap Utuh Seperti Dulu


Tentang betapapun dunia berubah, usia bertambah, kisah baru tertulis, ingatan terkikis, ada hal-hal yang tak akan tergantikan oleh apapun. Begitupun dengan kamu, takan pernah terkikis dan tergantikan di hidupku.


Advertisement

Siang ini ku terbangun bersama hujan yang jatuh dengan riangnya. Seperti enggan untuk melepas pelukan sang embun. Sedangkan aku, juga masih enggan lepas dari hangatnya peluk bantal & selimut. Namun segera ku terbangun ketika mengingat mimpi semalam. Tanpa permisi, ingatan-ingatan tentang kamu bertubi-tubi menyerang hati juga pikiranku. Sudah cukup lama sosokmu menghilang dan lenyap dariku, meninggalkan malam-malam sunyi yang teramat pekat. Meski sejujurnya, hatiku tak mampu menampik rasa rindu akan hadirnya dirimu. Ku nikmati secangkir kopi di depan monitor komputerku sembari memperhatikan rintik yang tak kunjung lelah menjatuhkan diri berulang kali. Aku tersenyum. Mungkin bila di analogikan, aku sama seperti rintikan hujan itu. Bersedia hadir untuk memberi kesejukan meski ia tahu akan jatuh, lalu jatuh dan jatuh lagi. Itulah pengorbanan, setidaknya menurut para pujangga begitu.

Seruputan kopi ditemani dengan sebatang rokok terakhir ku nikmati secara perlahan, kemudian nyawaku seperti menjelajahi dimensi waktu. Bayangan tentang mimpi semalam terus hinggap di benakku, tentang genggaman erat tanganmu. Seperti yang kau ketahui, aku mencintaimu, tidak lebih tidak kurang. Aku mencintaimu seperti hujan, yang rela jatuh berkali-kali hanya untuk membuat sang teduh hadir. Ku jaga cinta ini sebaik-baiknya dalam sanubari hingga detik dimana kau pergi. Remuk redam ini siapa yang dapat mengobati? Luluh lantak lalu karam dan terombang-ambing dalam kepungan pilu bernama patah hati. Kau tak pernah tahu rasa itu duhai kekasih, rasa milik insan yang benar – benar mencinta kemudian ditinggal pergi begitu saja. Ah sudahlah.

Teruntuk kamu yang pernah ku sebut kekasih, izinkan aku ceritakan mimpiku semalam. Entah mengapa Tuhan masih membiarkanku mengingat paras manismu. Membiarkan ingatanku bermain-main dengan kenangan tentangmu, tentang tingkah menyebalkan yang sering membuatku bad mood walau pada akhirnya kamu jugalah yang mengembalikan senyum itu. Aku tak tahu mengapa engkau masih hadir dalam tidurku. Seakan memberi pesan untukku, aku ingat terakhir kali ku memimpikan kamu ternyata ada hal yang ingin dirimu ceritakan padaku. Dan semalam, lagi-lagi aku bermimpi tentangmu. Aku memegang erat tanganmu, sangat erat, bahkan dengan sekuat tenaga kamu berusaha melepaskannya namun tetap saja gagal. Tetes air mata perlahan keluar dari mata sayuku. Pada akhirnya kamu berhasil melepas genggam tanganku, langkah demi langkah kamu pergi berjalan meninggalkanku. Kau tertunduk tanpa melihatku, sedangkan aku terdiam membawa rasa bersalah & kekesalan mengapa kamu setega itu melepaskan genggaman ini walau aku tak ingin. Selanjutnya hanya warna hitam yang ada.

Advertisement

Aku tak tahu maksud dari mimpi itu, namun aku adalah seseorang yang percaya ada pesan dibalik sebuah mimpi karena aku beberapa kali mengalaminya. Namun aku tak tahu persis apa makna dari mimpi semalam. Aku hanya ingin memberitahumu sesuatu. Apakah dirimu masih ingat soal ini? Aku pernah berkata kepada diriku sendiri dan dirimu bahwa aku tak akan pernah bisa mencintai perempuan yang lainnya. Aku tak bisa menikah selain bersama dirimu duhai kekasih sejatiku. Hingga detik ini masih seperti itu, tak ada yang berubah. Aku mencintaimu, tidak lebih tidak kurang. Aku mencintaimu seperti hujan, yang rela jatuh berulang kali untuk sang teduh. Meski saat ini aku sama sekali tak berhak untuk itu.

Rintik hujan akhirnya menyerah, berhenti sejenak hingga pada waktunya datang kembali. Tanpa sadar diriku sudah terbuai dalam alunan hujan siang ini. Ku mainkan pemutar musik dari handphoneku dan mencari-cari sebuah lagu yang bisa menggambarkan tentang aku, kamu, tentang kita. Semua yang terbaik yang ada di dunia ini hanyalah milikmu seorang, kamu wanita terindahku, kamulah kekasihku. Hatiku akan tetap untuk mencintai kamu, sampai dengan kapanpun dalam kondisi apapun.

Advertisement


Hingga saat ini kau masih satu-satunya, yang paling mengerti aku semua baik burukku. Hingga detik ini aku masih orang itu, kau kenal dengan hatimu masih seperti dulu.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Blog: https://writerjournals.wordpress.com