Di Indonesia terdapat banyak sekali masalah sosial, contohnya adalah tawuran. Sampai saat ini, masalah tawuran masih saja sering terjadi. Baik itu tawuran antar pelajar, sporter sepak bola, maupun tawuran antar warga. Namun yang sering kita dengar adalah tawuran antar pelajar. Tawuran antar pelajar adalah hal yang sangat menakutkan. Pada tahun 1990 pernah terjadi tawuran antar pelajar, di pertengahan tahun 1996 tawuran meledak dan semakin radikal, sampai saat ini pun perseteruan yang mengarah pada tawuran antar pelajar tak kunjung usai.Â
Tawuran antar pelajar biasanya terjadi pada pelajar tingkat menengah. Mereka adalah anak-anak yang usianya menginjak remaja dan memiliki gejolak emosi yang tinggi. Tawuran biasanya terjadi antara dua sekolah yang sedang berkonflik. Pemicu dari tawuran itu sendiri biasanya berawal dari perkelahian antara dua siswa yang berbeda sekolah. Kadang- kadang pemicu dari tawuran tersebut dimulai dari hal yang sepele. Tadinya mereka saling bercanda, kemudian berlanjut saling mengejek dan akhirnya saling adu jotos dan berkelahi. Setelah itu, secara berkelompok dari dua siswa tadi turut berseteru, saling serang, melempar batu bahkan ada yang membawa senjata tajam. Mereka saling berkejar-kejaran bahkan sampai ke jalan raya, mereka saling melukai satu sama lain bahkan tak jarang menelan korban. Hal ini juga sangat mengganggu ketentraman di masyarakat.Â
Tawuran seperti sudah mendarah daging Indonesia, sulit sekali untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini. Karena kecintaan dan sifat solidaritas yang tinggi terhadap kelompok dan sifat emosional yang tidak terkendali, sangat mudah tersulut bagi para pelaku tawuran terhasut omongan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka tidak menyadari apa dampak dari tawuran tersebut bagi dirinya sendiri, orang lain, orang tua, sekolah, dan masyarakat. Seorang siswa yang terlibat tawuran biasanya mendapat hukuman tersendiri dari pihak sekolah bisa skors atau bahkan dikeluarkan dari sekolah. Orang tua mereka tentunya merasa malu, martabat dan nama baik keluarga menjadi tercoreng karena anaknya terlibat tawuran. Namun, ada juga orang tua yang sedih karena anaknya justru menjadi korban salah sasaran. Masyarakat menjadi resah, fasilitas umum dan gedung juga rusak akibat dari tawuran tersebut.
Untuk menghindari terjadinya tawuran, diperlukan peran dari semua pihak, baik itu siswa, orang tua maupun sekolah. Seorang siswa hendaknya mengutamakan belajar untuk meraih cita-cita yang mulia. Sebagai seorang individu, kita juga harus bisa mengendalikan emosi dan tidak mudah terprovokasi. Orang tua hendaknya turut mengawasi dan memperhatikan anak-anaknya dalam segala hal. Sekolah disarankan untuk memberikan siswanya bimbingan psikologis dan moral sehingga tawuran antar pelajar tidak terjadi lagi dan dapat dihindari.
Tawuran adalah suatu hal yang tidak kehendaki oleh siapapun. Namun sampai saat ini, tawuran masih saja sering terjadi. Oleh karena itu, kita semua harus bekerja sama dan saling menjaga agar tidak terjadi tawuran lagi. Tawuran ini sangat merugikan banyak pihak.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”