“Kenapa sih kamu nggak ngerti-ngerti, padahal si A bisa”
“Coba tuh lihat si Bambang sudah bisa perkalian, kamu gimana?”
Banyak yang beranggapan, dengan membandingkan seseorang dengan orang lain, ia secara langsung sedang memotivasi orang tersebut. Sayangnya, ini pikiran kuno banget mungkin dari jaman batu. Di jaman modern begini, membandingkan dua individu berbeda bukan cara memotivasi. Tapi cara menghina terbaik abad 21.
Tidak ada yang lebih hina daripada dibandingkan dengan orang lain. Kenapa? Karena setiap dari kita diciptakan unik, dengan kelemahan dan kekuatan yang berbeda satu sama lainnya. Makanya gak akan pernah bisa dibandingkan. Kalau dipaksa, yaa seperti membandingkan ikan dan kera. Kontras bedanya.
Albert Einstein sendiri pernah berkata bahwa setiap orang punya kejeniusannya masing-masing. Seperti ikan yang gak mungkin dinilai dari kemampuannya buat memanjat pohon. Begitu juga dengan kita. Kekuatanmu gak mungkin bisa dinilai apalagi dibandingkan dengan tolak ukur orang lain. Toh kita semua berbeda. Dengan pengalaman, ilmu, dan lingkungan yang berbeda.
Padahal masih banyak cara lain untuk memotivasi, selain membanding-bandingkan begini. Bisa dengan memuji secara langsung, atau dengan berterima kasih atas usahanya. Gak perlu sok-sokan menghargai atau memuji satu orang dengan menghina atau membandingkan orang lain yang mungkin terlihat kurang di sisi yang sama.
Kenapa? Karena mau sebagaimanapun diusahakan, nggak akan ada seorangpun yang akan sama prestasinya. Jadi, berhenti mengira membandingkan dua individu atau lebih akan bisa memotivasi ia untuk mengikuti yand dipuji. Nggak akan bisa. Yang ada hanya akan membuat yang dibandingkan jelek semakin tertekan.
Setiap kita nggak sama, karena memang kita tercipta untuk saling melengkapi satu sama lainnya. Maka seharusnya bukan masalah besar kalau satu orang bisa unggul di bidang akademis, sementara yang lainnya unggul di bidang lain. Hidup ini bukan cuman soal sema harus sama-sama bisa matematika, tapi bagaimana setiap orang dengan kemampuan berbeda bisa saling bekerja sama.
Setiap dari kita mungkin bisa sama-sama dikategorikan sebagai manusia, atau dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, atau latar belakang pendidikan, atau lainnya. Tapi pengelompokkan bukan bearti kita akan sama satu dengan lainnya. Karena pengelompokkan itu hanya satu hal yang sama diantara ribuan perbedaan yang ada.
Maka, sangat nggak etis kalau kita membandingkan juga dibandingkan dengan orang lain, hanya karena kita kebetulan sama di satu sisi, sementara masih ada ribuan variable dan perbedaan diantara kita. Nggak ada yang salah dengan menjadi berbeda. Tapi salah kalau kita nggak bisa menerima perbedaan dan malah memaksakan untuk saling sama. Jadi versi terbaik dari dirimu sendiri, bukan jadi sama seperti orang lain.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”