Kita semua tahu bahwa tenis adalah suatu olahraga yang semua orang tahu bersama Ping-Pong (atau tenis meja), dan bulu tangkis yang melibatkan penggunaan raket. Namun bulutangkis jauh lebih memiliki media dan perhatian daripada tenis saat ini. Terlihat pada bagaimana beberapa olahraga tidak memiliki popularitas di antara olahraga lain yang paling dikenal oleh semua orang ketika mereka ditanya.
Kami ingin tahu lebih banyak bagaimana mantan pemain tenis Indonesia sekarang masih memiliki sejarah yang harus diceritakan dan apa pendapat mereka tentang tenis generasi ini. Kami ingin tahu bagaimana perbedaan pemain tenis jaman sekarang dengan jaman dulu. Tampaknya tenis telah banyak dikatakan dari pemain sebelumnya bahwa tenis tidak memiliki hype yang sama lagi dari sebelumnya.
Kami berbicara dengan Waya Ayu Pariama, mantan pemain tenis dan pensiun hingga dewasa. Dia telah bermain tenis sejak usia sangat muda sejak orang tuanya sama-sama atlet. Kami ingin tahu bagaimana awal mula memasuki karir tenis dan mengalami apa saja yang ia dapat dalam kehidupannya.
"Saya pertama kali masuk ke dunia olahraga tenis karena orang tua saya yang memotivasi saya untuk menggeluti tenis lebih serius lagi," kata Ayu sambil bertanya bagaimana dia pertama kali masuk tenis. Dia juga mengatakan bahwa dia mengklaim tenis sebagai salah satu yang terbesar di dunia. karir dalam hidupnya. dan bahkan mengatakan mengapa dia pertama kali masuk tenis. pelatih pertamanya yang mengajar tenisnya adalah Lita Sugiarto dan Ludi Wiyono.
“Tenis merupakan karier terbesar yang pernah saya geluti dan sangat special dalam hidup saya krn banyak pengalaman yang saya juga dapatkan,” Ia melanjutkan. “Saya tertarik pada tennis karena sering ikut menemani orang tua saya bermain tennis.”
Saat wawancara, kami juga bertanya bagaimana perasaannya pertama kali menghadiri pertandingan pertamanya di luar negeri, dan pengalaman apa yang dia bawa dalam mengikuti turnamen.
“Yang menurut saya penting kenapa saya menggeluti tennis itu karena pengalaman ketemu banyak pemain dari berbagai negara dan sering melakukan travelling juga bersama mereka. Sangat sangat special pada saat itu,” dia mengekspresikan, “Tournament pertama saya adalah di Singapore saya mengikuti pertandingan junior saat itu usia 12 tahun.”
Sungguh mengejutkan mendengar bagaimana dia harus pergi untuk pergi ke laut di usianya yang masih muda sementara kami ingin tahu bagaimana dia harus pergi dengan juggling dengan kegiatannya di rumah dan menanganinya dengan tenis pada saat yang sama. “Tantangan terbesarnya adalah banyak ijin dari sekolah karena saya harus bertanding ke beberapa daerah di dalam negeri dan juga di overseas dan itu yang resikonya saya harus tetap belajar juga mempersiapkan diri saya agar selalu fit.”
Meskipun ada tantangan yang ia harus mengendalikan, ia masih berhasil memenangkan banyak medali dan ia masih menampilkannya di rumahnya sampai hari ini. Waktu-waktu yang harus dia tangani antara pekerjaan sekolah dan bertanding dengan tenis, untuk menstabilkan waktunya dan dapat itu adalah salah satu keterampilan terbesar yang dia miliki. Pada akhirnya, dia harus pensiun setelah ia mau berlanjut sekolah di Australia.
Tetapi setelah selesai sekolah, dia masih melanjutkan dan masih melakukan tenis tetapi sebagai hobi sekarang. Dia sekarang sudah menikah dan mempunyai satu anak. Sekarang untuk kami akhirnya bertanya kepadanya bagaimana pemain tenis sekarang berperilaku dan tampil di generasi baru ini.
Menurutnya, ada beberapa kekurangan di sepanjang para pemain tenis generasi baru ini, yang menurutnya tidak memiliki sportivitas yang sama lagi.
“Generasi tennis saat ini terutama yang di Indonesia saya rasa harus banyak di tingkatkan lagi dan banyak mengikuti kompetisi di luar juga sponsorship nya mesti kuat agar pemain-pemainnya termotivasi untuk lebih baik lagi berprestasi.” Ia menyatakan. “Generasi kami dulu itu lebih kompak dan persaingannya juga sangat baik sekali.
Kalau yang sekarang untuk team worknya msh banyak yg harus dibenahi lagi dan itu merupakan tugas dari pembinaannya juga untuk meningkatkan SDM nya yaitu Sumber Daya Manusianya. Kalo di luar negeri jauh lebih baik pembinaannya karena mereka banyak berkompetisi dan pemainnya sangat sangat dihargai.”
Kita bisa melihat bahwa generasi yang sebelumnya memiliki ikatan yang mereka tidak pernah putus sampai sekarang. Sebagian besar pemain tenis sekarang hanya bermain untuk bersaing dan memenangkan turnamen dan mendapatkan sponsor. Tetapi jarang bagi mereka untuk berteman dekat dengan teman-teman lainnya dan memiliki saat-saat paling menyenangkan dalam tenis.
Jadi kita bisa melihat dari sini bahwa alasan mengapa tenis adalah sesuatu yang berkesan dan berharga bagi Ayu adalah karena ia mampu melakukan semua hal dengan muda dan dia tidak pernah menyesal bergabung atau bermain tenis dalam hidupnya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”