Sahabat tahukah kamu, Halua adalah sejenis manisan yang sangat terkenal di kota Langkat, Sumatera Utara. Biasanya, Halua dihidangkan saat datangnya bulan Suci Ramadan sebagai menu buka puasa dan saat Hari Raya Idul Fitri sebagai makanan pembuka saat tamu berkunjung ke rumah. Halua adalah makanan tradisonal yang disajikan warga setempat kabupaten Langkat, yang berwujud manisan yang terbuat dari berbagai macam buah yang tumbuh di Kabupaten Langkat.
Buah-buahan seperti seperti pepaya, cabai, labu, wortel, daun pepaya, buah gelugur, buah renda, terong, kolang kaling, buah gundur, lalu diberikan gula untuk kemudian diendapkan selama beberapa hari. Cara membuatnya juga cukup gampang sahabat yaitu dengan merendam buah-buahan dengan kapur sirih selama 3 jam lalu dicelupkan kedalam air mendidih selama 10-15 menit lalu dicelupkan kedalam air gula dan kemudian ditiriskan bertujuan agar buah-buahan mengkilap. Untuk lebih gampangnya, yuk baca resep di bawah ini :
Bahan :
- Buah (pepaya, cabai, labu, wortel, daun pepaya, buah gelugur, buah renda, terong, kolang kaling, buah gundur)
- Kapur Sirih
- Gula Pasir
- Garam Halus
- Air Matang Secukupnya
Cara Membuat :
1. Dikupas buah-buahan, lalu dibelah dan diiris dengan ukuran sesuai selera.
2. Dilarutkan kapur sirih dengan air.
3. Direndam potongan buah kedalam larutan kapur sirih.
4. Didiamkan beberapa jam sehingga buah mengeras.
5. Diangkat buah dan dicuci menggunakan air bersih.
6. Direbus buah dengan air mendidih kira-kira 5 menit, diangkat dan ditiriskan.
7. Dilarutkan gula pasir dan garam dengan air dan dimasak dengan api yang sedang.
8. Dimasukan buah yang sudah direbus kedalam larutan gula, diaduk sampai 1 jam, dan ditiriskan.
9. Dimasukkan kedalam toples dan siap disajikan.
Sahabat, itulah resep andalan saya untuk membuat Halua. Selamat mencoba dan selamat menikmati. Manisnya Halua Manisnya Kebersamaan.
Marhaban ya Ramadan dan Selamat Idul Fitri.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”