Mana Mungkin Aku Akan Membenci?

Apa dosamu sampai aku harus membenci?

Advertisement

Semua kisah kita tak salah, semua perasaan yang tercipta pun tak bersalah. Begitupun dengan perasaan yang bukan lagi untukku. Mana mungkin aku dapat mengatakan bahwa itu salah?. Semua rasa itu anugrah bukan? Dan tak ada lagi cara lain yang mampu mendamaikan hati selain melepaskan dan mengikhlaskanmu. Untuk apa aku memaksa? Karna dalam cinta tak ada kata memaksa, terpaksa, atau dipaksa. Semua murni kesukarelaan dalam diri maupun dalam hati. Jadi, apa dosamu sampai aku harus membencimu?.

Ini hanya perasaan cemburu yang sedang membakar hati

Berikan waktu padaku satu malam ini. Biarkan kulakukan apa yang dapat aku lakukan, sehingga bila mentari esok mulai menentang mataku akupun siap menentang kilau sinarnya. Mungkin ya malam ini aku berselimut rasa marah dan kecewa. Tapi, kan ku pastikan dimalam berikutnya aku akan berselimut mimpi dan harapan indah. Aku takkan berhenti berharap untuk dapat bahagia, aku ingin merenggut kebahagiaan yang sempat terabaikan. Ini hanya sebuah perasaan cemburu. Dan aku tak akan lagi menyalahi siapapun setelah selesai ku menikmati getirnya perasaanku.

Advertisement

Mungkin rasa bersalah akan selalu menikamku

Semua ini terjadi bukan karna kesalahanmu, kamu tidak berperan atas kesalahan apapun. Ini masih tentang diriku, diriku yang takkan pernah berhenti menyalahkan jalan hidupku yang lalu. karna sekeras apapun aku berusaha mengelak, semua itu semakin nampak nyata untukku. Biarlah aku berkaca diri. Siapakah diriku? Siapa pula dirimu?. Ini hanya sedikit hukuman yang takkan pernah bisa ku bayar dengan uang, dan takkan pernah bisa tertutup dengan kata maaf.

Advertisement

Tetes air mata ini ku anggap sebagai penghias kesunyian malam ini

Biar saja aku menangis, tak perlu menahan diri untuk meluapkan kesesakan hati. Kekacauan yang terjadi malam ini biarlah terjadi. Tak perlu membohongi diri jika ini teramat menusuk hati. Walaupun tangisku tak dapat merubah keputusanmu, setidaknya tangisku mampu mengobati rasa kecewaku. Biarku tutup kisah ini walau dengan rintik air berjatuhan meramaikan kesunyian malam ini.

Aku pamit

Lalu apa gunanya lagi aku menanti? Apa gunanya lagi setelah ini aku masih memupuk harapanku sendiri? Ku rasa tak ada kata lain selain kata aku pamit, aku harus pergi, dan aku akan menutup pintu hati. Apa harus aku mengemis memintamu untuk tetap disini? Apa aku harus melarangmu mengejar kebahagianmu?. Aku tak setega itu melihatmu merasa menderita dengan masih bertahan untukku juga. Aku melepasmu bukan berarti aku tak cinta, tapi karna aku sadar cinta tak dapat dipaksa. Biar cinta kita begini akhirnya, sungguh aku tak mengapa. Dan harus kamu tau, aku berjanji padamu, bahwa aku takkan pernah membenci sosokmu. Terimakasih telah menjadi bagian indah dari kisahku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Jakarta, 08 Mei 1995. Bukan wanita yang penuh dengan keberuntungan.