Kupas Tuntas Makna Terserah dari Cewek dan Bagaimana Sikap Cowok Saat Menghadapinya

Makna terserah cewek


Mas     : “Dek, mau makan di mana?”

Advertisement

Adek   : “Terserah Mas aja.”

Mas     : “Yaudah, kita makan bakso yah.”

Adek   : “Ih kok makan bakso sih!”

Advertisement

Mas     : “Lah, katanya terserah?”

Adek   : “Udahlah males makan, mas nggak peka sih maunya adek apa?!”

Advertisement

Mas     : (pura-pura stroke)


Hayo ngaku ada yang pernah kejadiannya kayak gini? Seringlah yah. Khususnya bagi para bucin pasangan sejoli. Kata ‘terserah’ jadi andalan kaum Hawa ketika lagi ngambek atau moody. Ketika kata ini keluar, maka kaum adam harus siap menerka alasannya. Bisa jadi karena emang ‘kamu punya salah’ atau ‘dia lagi PMS’ atau juga karena si hawa pengen ngajak kamu ‘main tebak-tebakan’, seperti tragedi di atas itu.

Namun, kata terserah ini nggak hanya berlaku untuk mereka yang lagi kasmaran, dan merasa dunia milik berdua, tapi juga kata ini sering digunakan banyak orang. Dan terkadang emang bikin ngeselin sih. Misal nih yah, dalam organisasi, kita lagi rapat, terus ditanyain dong pendapat masing-masing. Di antara mereka masih ada juga yang jawab ‘terserah’.

Namanya musayawarah, ya artinya kita diskusi bareng untuk netapin keputusan terbaik secara bersama-sama. Tapi kalau masih ada yang jawab ‘terserah’ yah ngapain kita diskusi, bilang aja ‘kamu yang mutusin’, selesai perkara~

Apalagi kalau situasinya lagi sementara buat event, tentunya butuh ide-ide segar agar kegiatannya dapat berjalan sukses dan nggak garing. Lalu ada yang berkata dengan mudahnya, ‘Terserah mbak aja, kita percaya ke mbak’. Lah? Bukan masalah percaya apa tidak, tapi ini kegiatannya bukan acara ulang tahunku yang bisa request ~ kue ultahnya digantiin bakso aja. Tapi ini tuh kegiatan yang melibatkan dan mengundang banyak orang. 

Jadi ketika ada yang bilang ‘terserah’ ketika idenya begitu dibutuhkan, itu buat mules aja bawaannya. Lagipula, kenapa memilih ikut terlibat sebagai panitia coba, kalau cuman mau bilang ‘terserah’. Harusnya, kalau memang ikut kegiatan itu alasannya buat cari pengalaman, artinya siap belajar dengan terlibat mensukseskan kegiatan, bukan malah cari CV dengan menitip nama aja. Dikira absen kelas kali ah~

Nah, yang buat saya kesal juga ketika kata ‘terserah’ ini keluar dari adek-adek yang ingin masuk kuliah. “Dek, mau masuk jurusan peternakan atau perikanan? Sambil scroll timeline IG si adek menjawab, “Terserah deh kak, pilihin yang gajinya gede dan kuliahnya nggak susah.”

Menurutmu rasanya gimana? Kayak pengen tampol kan

Dikiranya hidup ini semudah slogan sabun nyuci jadi lebih gampang gitu. Udah tau jurusan kuliah itu penting, karena bakal dijalanin selama kurang lebih empat tahun, dan bakal jadi indikator untuk dapat pekerjaan nantinya. Tapi malah milih bilang ‘Terserah’, ketimbang scroll akreditas, mata kuliah, dan prospek kerja jurusan. Nanti kalau udah kuliah aja, baru bilang ‘Aku salah jurusan`. Nahhhhh~

Sama halnya ketika si adek ditanya sama ibunya, “Dek, mau ikut bimbel PTN?” Dan si adek menjawab, “Terserah mamak aja.” Adek mungkin jawabnya begitu, karena nggak enak sama mamak, kan uang punya mamak kan yah. Kalau bilang iya, takutnya mamak belum punya uang, jadinya nanti malah maksain. Tapi kalau bilang tidak, hati kecil adek berkata butuh. 

Nah, kenapa nggak bilang aja, “Adek pengen mak, tapi takut ngerepotin. Atau kalau memang mamak nggak punya uang untuk bimbel, adek belajar sendiri aja, tapi tolong beliin buku tes yang lengkap yah mak, biar bisa adek pakai buat belajar.” 


Segala sesuatu yang jelas itu emang enak, d hararipada harus saling menduga perasaan yang justru berujung kekecewaan, ketika kita sama-sama punya rasa, tapi pilihannya justru jatuh ke orang lain.


Emang sih, kata ‘terserah’ ini suka bikin greget gitu. Karena nggak ada jawaban Ya dan Tidak. Padahal hidup ini penuh dengan pilihan. Bayangkan saja, sejak kita tidur hingga tidur kembali ada banyak hal yang perlu kita putuskan. Kamu memilih bangun atau tidur 10 menit lagi, memilih sarapan atau tidak, memilih makan siang dengan Sinta atau dengan Jojo, memilih langsung pulang ke rumah atau mampir ke Mall, memilih makan malam nasi ayam geprek atau roti.

Itu adalah berbagai pilihan yang harus kita putuskan setiap harinya. Berbagai pilihan receh hingga besar harus kita putuskan dengan jelas. Kalau saja kita terus mengandalkan kata ‘terserah’, sama artinya kita nggak niat hidup.

Please, ini hidup kamu, kamu yang tentuin arahnya ke mana. Tuhan memberi akal untuk kita gunakan berpikir. Mempertimbangkan segala sesuatu, dari sisi baik dan buruknya hingga akhirnya kita bisa memutuskan. Jadi, jangan biarkan orang lain mendikte hidupmu hanya karena kamu memberi kesempatan mereka dengan jawaban ‘terserah’.


Lantas kalau sadar bahwa kata ‘terserah’ itu ngeselin, kenapa kaum hawa terus memakai kata itu? Bukankah ini tidak adil bagi kaum adam?


Dear kaum adam, tahu kan kalimat “Diamnya cewek itu artinya iya?” Itu bukan kata cewek saja, tapi kata orang nomor satu, yang paling berpengaruh di dunia menurut buku The 100.

Nah, kenapa bisa coba cewek diam bisa diartikan iya, padahal jelas-jelas dia nggak mengucapkan sepatah kata? Artinya, cewek itu memang punya bahasa sendiri yang kadang memang iya maknanya berbeda dan sulit dimengerti, termasuk penggunaan kata ‘terserah’. Sekarang, tugas kaum adam adalah memahaminya. Sesederhana itu aja :)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jika engkau bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar, maka jadilah seorang penulis." ~ Imam Al-Ghazali

Editor

Not that millennial in digital era.