Mah Izinkan Aku Membuatmu Bahagia dengan Topi Toga ini!

“Luas lima benua dari timur ke barat dan utara ke selatan tidak akan pernah bisa menyaingi luasnya cinta mu kepadaku. Tiada nama lain selain namaku seorang yang kau ucapkan ketika sedang menyembah kepada sang kuasa. Mama hanyalah wanita biasa, namun cinta dan jasanya tidak akan pernah mampu ku lukiskan dengan kata-kata, bahkan aku haram menghitung jasa-jasanya. Terlalu besar.”

Advertisement

Setelah empat tahun berjibaku dengan buku dan bangku, akhirnya aku mulai mengenal yang namanya skripsi. Benda asing yang sejak semester satu ku anggap sebagai benda yang sangat sakral, yang sepertinya akan sulit untuk ku ciptakan dengan tanganku sendiri. Saat itu, ketika sel-sel otak ku masih belum tumbuh matang, aku selalu berandai-andai tentang apakah akan bisa diriku ini menciptakan benda super Wah itu, benda yang membuat mahasiswa stress, kalang kabut, bahkan hingga harus meregang nyawa. Terlepas dari itu semua, saat itu aku benar-benar pesimis untuk bisa membuat karya yang bernama skripsi.

Skripsi itu ku kerjakan setiap malam. Di saat orang lain sedang terlelap tidur, sel-sel otak ku masih tetap bekerja. Denyut jantung ku seolah lembur agar tetap bisa menopang otak ku yang sedang bergelut menyulam masa depan. Demi hama di rumah, yang meski sudah pukul dua dini hari belum tentu sedang tertidur, karena biasanya ia sedang memikirkan kehidupan ku di tanah rantau.

Setelah beberapa bulan memfokuskan diri, Skripsi itu selesai. Skripsi yang dulunya ku anggap akan sangat sulit sekali untuk dikerjakan ternyata sangat enteng ku kerjakan. Semua kesulitan yang menghadang ku tepis begitu saja seperti menepuk mati tubuh nyamuk yang nakal. Ketika teman-teman yang lain mati-matian menghadapi skripsi, diriku malah sama sekali tak merasakan beban berat itu. Semua mengalir begitu saja.

Advertisement


Aku yakin, doa Mamalah yang membuat ini semua terjadi. Karena tak akan ada wanita lain selain Mama yang akan senantiasa mendoakan Skripsiku agar tetap berjalan lancar. Percaya atau tidak, doa Mamaku itu seperti kilat. Cepat sekali terkabulkan nya.


Mamaku memang wanita biasa, tidak seperti istri-istri para pejabat yang setiap hari berdandan rapi berlenggak-lenggok di Istana negara. Namun meski ia biasa-biasa saja, justru ia adalah wanita satu-satunya yang paling ku idamkan. Tiada wanita lain yang pantas menempati list pertama dalam hidupku selain Mama.

Advertisement

Kini, akhirnya aku telah sampai pada gerbang wisuda pertama. Satu gerbang sudah ku lewati dengan indah. Kerja keras dan doa mama selama ini telah membuatku meraih gelar yang sudah ku impi-impikan sejak dahulu. Mama adalah wanita yang memiliki porsi andil yang sangat besar dalam gelar yang sudah ku peroleh. Gelar yang kuperoleh tak akan pernah ku lupakan, karena tambahan nama yang ada di belakang namaku itu ada berkat dirinya. Semua karena Mama.

Mama….

Terimakasih atas doa selama 22 tahun ini. Doa siang dan malam yang telah kau panjatkan kepada sang kuasa sehingga toga hitam ini dapat ku peroleh. Mohon maaf apabila tingkah nakal ku telah membuat air matamu menetes dengan percuma. Mama, toga yang ku pakai saat ini adalah usaha mu selama ini. Semua tak akan seindah saat ini tanpa doa dan perjuangan mu selama ini.


Terimakasih telah menunggu, dan bersabar dengan sekuat hati sehingga hari ini tiba. Toga ini, bukan milik ku. Namun untuk mu mama. Ini adalah hari wisuda mama. Akulah yang menjadi pendamping wisuda mama. Selamat wisuda mama. Mama dengan predikat Cumlaude atas jasa-jasamu yang tak ternilai dan terhitung oleh apapun.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Financial Analyst and Novelist