Sungguh di detik dia yang sekarang, tidaklah penting penerimaan siapapun selain dirimu sendiri. Jadi terimalah dirinya sebaik-baiknya.
maafku, karena masa depanmu tak seindah pelangi.
maafku, karena badai dan hujan yang terus akan kamu hadapi; yang tak memberimu sedikitpun ruang untuk bernafas.
maafku, karena terlalu banyak mimpimu yang luluh lantak di tengah jalan,
dari berbagai macam sisi orang dan keadaan;
atau karena kepekaan diri,
tuk sadari yang sedikit kurang.
maafku, karena tak kuhiraukan dirimu sekian lama.
dan setelah saja dirinya lelah mencari topeng penerimaan para manusia-manusia di sekeliling.
setelah jiwa dan batin tercabik, baru mulai dirinya mencari kepingan gambar diri yang hampir hilang terlupakan.
maafku, karena cantikmu yang terus kucoba gali dan gali,
namun tergores dan tak sengaja kurusak seiring berjalannya waktu…
dan semua hanyalah sebuah bentuk dari egoku.
maafku, kepada dirimu yang hanyalah korban, dari sekian lamanya penolakan dari diri kepada diriku sendiri yang lalu-lalu;
yang akan kau hadapi di masa depan.
dan aku tahu maafku ini takkan mengganti apapun yang hilang.
namun satu hal yang harus kamu tahu…
bahwa dirinya sekarang telah berjuang.
bahkan ketika tidak ada teladan yang mencontohkan.
dan dirinya telah berupaya di dalam kesemuanya,
untuk tetap berdiri hingga detik ini.
dirinya yang sekarang mungkin bukan akan seperti yang kamu impi-impikan…
tetapi dia sudah berusaha semampu-mampunya, seterbaik yang dia bisa.
sungguh di detik dia yang sekarang, tidaklah penting penerimaan semua insan manapun selain dirimu sendiri…
jadi…
terimalah dirinya sebaik-baiknya, sehaus dia inginkan penerimaan para insan-insan lainnya di waktu sebelum-sebelumnya.
Â
penulis: Yoan Maukar
@yoanmaukar
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”