Ketika seseorang lebih memilih untuk meninggalkan, kamu mungkin akan bertanya kenapa, apa yang salah, dan bagaimana bisa begini. Kamu terus saja mempertanyakannya sampai kamu bercermin, apakah kamu kurang cantik atau apa. Ataukah ada yang salah dengan dirimu ataukah tidak. Kau tetap saja bertanya, pada dirimu atau mungkin pada orang orang, apakah benar kamu terlalu ingin memiliki, apa memang kamu tak pantas untuk dia, atau dia yang tak pantas untuk kamu.
Aku pernah mengalami masa seperti itu. Dimana aku menyalahkan diriku sendiri atas semua yang terjadi. Aku juga pernah sangat terpuruk. Tidak bisa menerima kenyataan dimana lelaki yang aku harapkan sebagai lelaki terakhirku, ternyata ia memilih pergi meninggalkan semua yang telah kita perjuangkan bersama. Tapi hari demi hari, aku mulai bisa menerima semua takdir Tuhan untukku. Aku percaya bahwa Tuhan akan memberikan ganti yang lebih baik.
Dan untuk kamu yang mungkin sedang mengalami apa yang pernah aku alami. Atau mungkin kamu yang sedang bertanya tanya pada dirimu apa yang salah denganmu sehingga dia meninggalkanmu saat lagi sayang sayangnya. Mungkin aku bisa bantu jawab. Karena jawabannnya mungkin tak akan kamu temukan ketika kamu bertanya pada orang lain, atau ketika kamu bertanya pada dia yang meninggalkanmu, bahkan ketika kamu bertanya pada teman terbaikmu. Jawabannya akan segera kamu temukan pada saat yang tepat nanti, setelah kamu bisa berdiri lagi, setelah kamu sudah menemukan bahagia kembali.
Mungkin saat ini rasanya sedikit sakit atau mungkin akan terasa sakit sekali. Dia yang semula ada, untuk kemudian tiba tiba tidak ada. Dia yang semula kontaknya selalu tak pernah absen muncul di layar ponselmu. Dia yang selalu memberikan perhatian padamu. Mengingatkanmu makan, bahkan mendengarkan ceritamu yang tak terlalu penting. Dan kini, mendadak semuanya hilang. Yang tersisa hanya history chatt kalian dan foto foto ketika kalian masih bersama.
Lalu kamu berpikir untuk mengganti nama kontaknya, dari “ sayangku” menjadi “ manusia sialan “ dan sebagainya. Membuang apapun yang pernah dia berikan untukmu. Menghapus foto nya dari ponselmu, hingga kamu tak lagi menemukan jejaknya di manapaun, di tempat manapaun yang mengingatkanmu padanya. Kamu terus berusaha mati mati an seperti itu. Sebisa mungkin kamu tak ingin lagi memikirkannya. Namun sialnya, semakin kamu berusaha, kamu semakin teringat padanya. Lalu tanpa sadar kamu menangis lagi… lagi… dan lagi.
Atau bisa saja kemungkinan yang paling fatal adalah kamu tak lagi menemukan dirimu kembali utuh. Kamu merasa kehilangan separuh dari dirimu, mengurung dirimu berhari hari, enggan pergi kemanapun, hingga kamu berpikir duniamu telah berakhir sampai disini.
Bukan, bukan seperti itu caranya melupakan. Bukan dengan emosi yang meluap luap, atau mungkin dengan mengurung dan menutup diri. Juga bukan dengan menyiksa dirimu, enggan makan dan menghabiskan waktu dengan menangis berhari hari.
Hal yang terpenting adalah, maafkan dia. Jika itu masih tidak bisa, cobalah untuk memahami kemungkinan terburuk yang akan kamu dapat jika sampai saat ini kamu masih bersamanya. Jika itu masih tidak bekerja, cukup percaya saja, akan ada kekuatan besar setelah kamu memaafkannya.
Lalu setelah kamu memaafkannya, jangan lupa untuk memaafkan dirimu sendiri. Kembali bangun dirimu seperti sediakala. Tidak, tidak pernah ada yang salah denganmu. Tidak pernah ada yang kurang denganmu. Kamu hanya cukup menyadari bahwa memang kalian tak bisa bersama, bukan karena ada yang kurang dengan dirimu atau apapun itu.
Inilah kekuatan memaafkan. Pelajaran memaafkan akan membuat rasa sakitmu sedikit berkurang. Kau akan segera menemukan dirimu kembali, seperti sedia kala, seperti saat kau belum menemukan luka. Memaafkan selalu menjadi salah satu jalan untuk agar nanti kau bisa melupakan dia. Dan yang paling penting, bersyukurlah untuk segala hal yang ditunjukkan diawal, barangkali kalau kamu tahunya nanti nanti kamu kan merasa lebih sakit dari ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.