Lunturnya Jati Diri Bahasa Indonesia Akibat Bahasa Gaul

Bahasa merupakan alat komunikasi terpenting yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan yang lainnya. Indonesia memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan untuk memperlancar komunikasi antar masyarakat yang memiliki banyak perbedaan.

Advertisement

Namun, seiring perkembangan zaman, bahasa Indonesia mengalami pergeseran. Pergeseran tersebut terjadi salah satunya disebabkan karena penggunaan slang word atau bahasa gaul dalam suatu tuturan. Menurut Mulyana (dalam Azizah, 2019) bahasa gaul diartikan sebagai beberapa kata atau istilah yang artinya khusus, unik, dan juga bertentangan dengan arti yang lazim dengan sebenarnya. 

Maraknya penggunaan bahasa gaul dikalangan masyarakat, membuat mereka sulit untuk membedakan penggunaan bahasa indonesia baku yang benar. Mereka kesulitan untuk membedakan apakah bahasa yang mereka gunakan merupakan bahasa baku, bahasa asing, atau bahasa gaul. Ketidaktahuan tersebut membuat mereka menganggap bahwa tuturannya sudah benar. Padahal aslinya tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang seharusnya.

Lantas, apa yang akan terjadi jika ketidaktahuan tersebut terus berlangsung? Apa yang harus dilakukan agar bahasa Indonesia tetap kukuh jati dirinya dan tidak tergeserkan oleh bahasa gaul?

Advertisement

Ketidaktahuan terkait bahasa indonesia yang seharusnya pasti akan berdampak buruk bagi keberadaan bahasa Indonesia kedepannya. Tidak hanya akan tergeser, peran bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus bahasa resmi negara akan mulai pudar.

Akan banyak yang asing tentang keberadaan bahasa Indonesia. Komunikasi di masyarakat hanya akan menggunakan bahasa yang dianggap mereka telah benar, tanpa berusaha untuk mengetahui kebenarannya. Misalnya, mereka akan menggunakan kata sekedar dalam komunikasinya dengan anggapan kata terebut merupakan kata baku, padahal yang benar adalah sekadar.

Advertisement

Anggapan bahwa kata tersebut adalah kata baku padahal tidak, disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor pertama adalah karena banyak diantara mereka yang hanya memakai kata tersebut dan menganggap benar tanpa berusaha mencari tahu kebenarannya. Mereka berpikiran bahwa bahasa yang telah tersebar di masyarakat adalah bahasa Indonesia yang benar.

Faktor kedua, adalah karena adanya pencampuran bahasa gaul yang semakin marak. Penggunaan bahasa gaul dengan maksud menciptakan sesuatu yang berbeda ternyata juga menjadi penyebab lunturnya jati diri bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul yang tidak diikuti dengan pengetahuan akan membuat bahasa Indonesia yang asli semakin jarang digunakan dan mengakibatkan keasingan.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Cara pertama, ada kemauan untuk belajar. Belajar bukan hanya dalam situasi yang formal. Kegiatan belajar dapat dilakukan dimanapun, apalagi di zaman yang serba canggih ini.

Dengan memanfaatkan gawai atau gadget kita bisa mengakses banyak hal untuk belajar. Selama ada niat dan kemauan yang serius maka ilmu bisa didapatkan dari mana pun. Ketika memiliki pengetahuan yang kuat, kita akan mampu membedakan mana bahasa Indonesia yang asli dan mana yang tidak, meskipun penggunaan bahasa gaul di masyarakat sedang marak-maraknya.

Cara kedua, dengan menanamkan rasa cinta dan memiliki terhadap bahasa Indonesia. Ketika seseorang memiliki rasa tersebut mereka akan berusaha untuk melindungi keberadaan bahasa Indonesia bagaimanapun caranya. Rasa cinta dan memiliki yang kuat dapat menumbuhkan sikap menghargai, menjaga, dan tidak rela jika bahasa Indonesia tergeser bahkan hilang keberadaannya.

Oleh karena itu, sebagai masyarakat komunikan kita harus mampu melindungi jati diri bahasa Indonesia yang sudah semakin pudar keberadaannya. Dengan memiliki pengetahuan terkait fungsi dan peran bahasa Indonesia, manfaat bahasa Indonesia, dan mau mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar maka keberadaan bahasa Indonesia akan terus kuat meskipun diterpa oleh kerasnya arus globalisasi yang tidak dapat dihentikan. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa angkatan 2019 Universitas Negeri Surabaya