Manusia diciptakan mahluk yang bersosial, yang artinya manusia tidak bisa hidup dengan seorang diri saja dan selalu berinteraksi degan individu yang lain. Didunia ini kita hidup saling berdampingan dengan sesama seseorang yang lain, Dimanapun seseorang hidup pasti memerlukan kerja sama dengan seseorang yang lainnya atau antar individu, dalam hidup seseorang membentuk suatu kelompok sosial yang bertujuan untuk mempertahankan dan mengembangkan kepribadian seseorang.
Seseorang yang hidupnya saling berdampingan satu sama lain, seseorang pun harus berorganisasi yang menghasilkan jaringan interaksi sosial yang berguna untuk menjamin kelangsungan ketertiban sosial. Suatu interaksi-interaksi itulah yang menimbulkan sesuatu yang dinamakan lingkungan hidup atau lingkungan sekitar. Contohnhya seperti anggota keluarga inti, keluarga besar, masyarakat, pertemanan di Sekolah bahkan orang yang kita cintai atau bisa disebut pacar bisa mengubah diri kita.
Pembentukan Kepribadian Manusia
Kita sering melupakan bahwa ada dua faktor utama yang sangat berperan untuk membentuk kepribadian seseorang, yaitu faktor keturunan dan juga faktor lingkungan hidup.
 Para ilmuan dan agamawan menegaskan bahwa orang tua mewariskan kepada anak cucunya sifat-sifat jasmani dan rohani melalui gen yang mereka miliki. Yang menegaskan teori ini adalah Sigmund Freud, yang mempopulerkan teori struktur kepribadian. Dia menyebutkan bahwa yang membentuk kpribadian yaitu id, ego dan super ego. Menurut Freud adanya tiga aspek ini membentuk manusia.
Konsep diri adalah cara pandang Sikap seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri adalah inti dari kepribadian, dan memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan dan mengarahkan perkembangan kepribadian dan perilaku di lingkungannya. Konsep diri ini muncul pada saat seseorang berinteraksi dengan individu yang lain. Dengan kita sering berinteraksi dengan orang lain kita  bisa mengenal diri kita dan mengembangkan pemahaman kita. Orang terdekat atau lingkungan hidup kita adalah salah satu faktor seseorang bisa terbentuk kepribadian kita. Ada 3 orang yang mengubah kepribadian saya yaitu :
Keluarga
Seseorang yang baru lahir pasti diasuh atau dirawat oleh orang tuanya atau keluarganya, keluarga sangat penting bagi seorang anak untuk tumbuh menjadi seorang yang lebih dewasa. Ada namanya gaya kelekatan atau attachment style, tiap anak pada hakekatnya membentuk ikatan psikolgis terhadap orang tua.
Dengan pengalaman pribadi saya orang tualah yang sangat berperan membentuk pribadi saya, yang pertama itu adalah sosok seorang Ibu. Pada saat saya kecil sampai pada saat ini ibu selalu memunculkan kepribadian yang selalu memperhatikan semua orang yang ada disekitarnya. Seperti contohnya yang masih ingat dipikiran saya pada saat saya masih kanak-kanak, ada teman saya jatuh dari sepeda, dan pada saat itu ibu saya langsung bergegas mencari alat-alat kesehatan untuk menyembuhkan teman saya yang telah jatuh dari sepeda, saya melihat seorang seperti pahlawan yang menyelamatkan seseorang yang tidak ia kenal. Lalu setelah pada saat diobati teman saya yang telah jatuh, ibu saya bukan hanya meninggalkan begitu saja. Namun ibu saya menguatkan anak tersebut dan agar kuat menghadapi kesakitannya tersebut dengan cara membelikannya sebuah eskrim. Dengan hal-hal sederhana tersebut saya belajar  menjadi orang yang perhatian kepada semua orang yang ada disekitaran saya.
Yang kedua ada sosok seorang Ayah, seorang ayah adalah sosok kepala keluarga dan menjadi contoh bagi keluarga. Yang saya lihat dari ayah saya sendiri, ayah saya adalah seseorang yang sifatnya sangat sabar. Pernah suatu kejadian, pasti didalam keluarga ada cekcok dalam suatu hubungan suami dan istri. Pada saat saya masih berumur kurang lebih 10 tahun, ayah dan ibu saya bertengkar dengan hanya karena masalah sepele, kemudia pada saat itu saya sudah bisa berfikir mana yang benar dan mana yang salah. Saya melihat dari sisi diri saya, ayah saya sangat sabar menghadapi perempuan yang mood nya suka berubah-ubah. Dengan kebiasaan ayah saya yang sabar menghadapi pasangannya saya mempunya pribadi yang sabar juga dalam menghapai pasangan. Karena pada saat ini saya sudah mempunya pasangan atua bisa disebut juga pacar, sama seperti yang ayah saya lakukan dalam menghapai perempuan yang suka berubah-ubah moodnya, saya selalu sabar menghapinya dan selalu menghibur untuk mengembalikan mood-nya.
Lingkungan Rumah
Kita hidup bersama keluarga, dan pasti kita hidup beerdampingan dengan orang yang berada disekitar rumah kita. Perspektif dari individu lain banyak caranya, salah satu cara dari kita belajar bagaimana kita berinteraksi dengan individu lain. Keseringan seseorang pasti sering berinteraksi dengan satu sama lain, dan juga umur 3 sampai 7 tahun adalah masa untuk seseorang dibentuk dirinya bagaimana, oleh maka dari itu peran keluarga sangat penting untuk memperhatikan anaknya bergaul dengan orang  sekitar yang berada dilingkungan rumahnya.
Pasti teman-teman pernah menemui kelompok sosial dilingkungan rumah, contohnya karang taruna, remaja masjid, dan majelis ta’lim. Kalau pribadi diri sendiri lingkungan dirumah saya bergaul dengan anak-anak remaja masjid, jadi pribadi saya rajin beribadah karena pengaruh lingkunga di sekitar saya. Dan juga disekitaran rumah menjadikan saya menjadi yang pribadi peduli terhadap lingkungan, karena di setiap minggunya diadakan bersih-bersih di setiap rumah dan gotong royong. Dengan perhatian lingkungan rumah saya menjadi pribadi yang perduli terhadap lingkungan, contohnya hal yang paling sederhana yaitu membuang sampah pada tempatnya. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan rumah kita sangat berpengaruh untuk kepribadian seseorang jika pergaulan rumah yang kurang baik, maka kita bisa terbawa sikap buruknya.
Pertemanan
Anak-anak yang dulunya sering menghabiskan bersama keluarga, semakin anak itu besar pasti akan berkurang waktunya bersama keluargaa. Dikarenakan sudah remaja, pasti seorang remaja ingin mengeksplor dunia luar seperti apa dengan bersama teman-temannya yang sebaya. Teman juga sangat berpengaruuh dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Salah satu contohnya seperti teman saya, ia adalah anak dari seorang polisi. Karena ajaran dari orang tuanya harus menaati peraturan yang dibuat dan disiplin, ia selalu tepat waktu pada saat ada janji kepada temannya. Dulu saya adalah orang yang suka meremehkan waktu, karena seiring berjalannya waktu dengan melihat teman saya yang sering tepat waktu. Kepribadian saya berubah menjadi seperti apa yang teman saya lakukan. Teman sebaya kita sangat berpengaruh dalam hidup kita, maka oleh dari itu pintar-pintar memilih teman yang baaik untuk prinadi kita. Kalau menurut kita teman-teman itu tidak baik atau toxic, maka tinggalkan. Karena 80% teman sangat berpengaruh untuk masa depan seseorang.
Jadi pada hakekatnya semua manusia membutuhkan pendamping, karena manusia adalah mahluk sosial. Hal itu membuat sebuah interaksi sosial, iteraksi-interaksi itulah yang membuat sesuatu yang dinamakan lingkungan hidup. Nah kepribadian diri ini terbentuk oleh lingkugan hidup, seperti contohya keluarga, lingkungan rumah, dan yang pasti teman-teman.
Referensi:
Wood, Julia. T (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian (Edisi 6). Salemba Humanika: Jakarta.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”