Satu-satunya alasanku bangun pagi hari ini adalah untuk mematikan alarm handphone ku yang seolah mengulang kemasa hari itu. Aku yakin aku pernah mendengar nada lagu itu sebelumnya.
Aku harap burung besi ini bersahabat senada dengan suasana langit cerah kali ini, walau sedikit menerka kemerahan dibaliknya. Aku tidak pernah mengetahui dunia yang aku tuju nanti akan bagaimana rupa wajahnya, karna tidak mengetahui itu bagiku lebih baik. Sampai detik ini kenangan itu belum juga aku dapatkan titik temunya.
Pada awalnya aku mengagumimu tanpa alasan dengan diamnya aku padamu aku tulis sepucuk surat untukmu, hingga sampai sekarang tidak pernah ada respon darimu, besar harapan ku yang selalu aku rasakan tidak membuat aku begitu larut dalam keadaan itu, siang hingga malam aku mulai memperbaiki diri berharap kamu akan sedikit menghargai waktu. Kamu tahu, terkadang harapan yang terlalu besar yang membuat kita kecewa, bukan rasa yang disalahkan atapun keadaan, aku rasa kekegoisanku tidak sebanding apa yang aku harapkan. Maksudku bukan kita, hanya aku yang memilikinya, mungkin bisa jadi setelah keadaan ini aku lebih dewasa lagi. Sekali lagi bukannya aku egois ataupun tidak peduli dengan apa yang aku rajut dari awal hingga akhirnya tidak bertuan sama sekali. Aku berusaha, itu yang aku jalani. Berusaha atau apapun itu namanya tidak menutup kemungkinan kamu akan gagal setelah keegoisan berpadu dengannya.
Tahun ini konsekwensi lagi yang harus aku terima, aku berusaha melupakan semuanya, itu yang terbaik bagiku. sejak itu kota gudeg inilah yang sering menemani malamku. Kamu tahu, kota ini membawa aku rindu dengan rumah. Sempatkan aku pulang, silaturrahmi ini terus berjalan hingga sekarang. Disaat rasa itu datang aku harus memukuli diriku dengan keadaan yang lebih keras dari sebelumnya. Mungkin Aku menjadi orang pengecut kedua setelah Caramel difilm London Love Story, meninggalkan semuanya begitu saja.
Pada akhirnya tidak semua jalan yang kita tuju adalah benar adanya sehingga harus mewakili keadaan sebelumnya. Aku benar pada keadaan itu, dipenghujung tahun itu lima tahun berlalu tanpa membuahkan sedikitpun hasil. Aku harus apa? Tuhan menepatkanku pada keadaan yang benar menurutnya. Sekali lagi perasaan itu aku temui disini, kamu tahu berpijak diantara dua pilihan itu sangat menyakitkan ketika pilihan pertama diambil nyatanya tuhan hanya menepatkan jalan pada pilihan itu untuk menuju ke pilihan berikutnya. Lagi dan lagi aku harus salah, bisa jadi hanya keadaanku yang tidak begitu beruntung atau mungkin Dewi Fortuna sedang tidur.
Pada kenyataannya rindu itu tetap muncul. Hari ini aku sakit lagi, aku berusaha mencari obat yang tidak pernah aku temui sebelumnya. Nyatanya aku gagal, sekuat apapun aku melangkah dan nyatanya aku masih gagal. Pada hakekatnya persoalan hidup bukan hanya sekedar persoalan cinta, namun bagaimana kamu membawa hidupmu di kehidupan baru kelak. Seperti sekarang saat ini aku terpojok antara tuntutan dan kenyataan yang harus aku terima. Sejak tahun lalu aku telah memutuskan mengakhiri semuanya, walau tidak pernah berucap kata langsung untukmu. Aku yakin itu yang terbaik untukmu, aku telah merelakan semuanya berlalu begitu saja dan aku yakin itu.
Lima tahun bukan waktu yang sebentar bagiku, nyatanya aku harus kerja maksimal memupuk keadaan ini dari sebelumnya. Banyak yang aku lalui hingga akhinya keadaan tidak bergitu juga menyerah. Hingga saat ini perasaanku masih salah, kenapa aku mencintai seseorang tanpa banyak begitu alasan di wajahnya. Dikota ini dia mengajarkanku banyak hal terutama tujuan utamaku menapaki tanah ini. Aku tidak harus selalu lalut dalam keadaan, kadang kala engkau hanya butuh sedikit cuek dengan keadaan jika ingin tujuanmu tercapai. Karna itulah keahlianku, kuharap begitu untuk dipenghujung akhir tahun ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”