Semua orang pasti mengharapkan hal-hal baik terjadi pada hidupnya dan itu yang pasti terlintas pada pikiran kita ketika mencintai seseorang. Namun cinta tidak selalu mudah untuk dilewati dan tidak selalu mudah untuk diakhiri, perpisahan tidak selalu indah untuk dikenang dan ada pula yang malah pergi meninggalkan rasa yang begitu perih.
Apa berpikir positif itu salah? Apa berharap itu salah? Apa ini tentang seberapa banyak kita mematokkan hal tersebut? Lalu berakhir ketidaksesuaian dengan apa yang kita harapkan selama ini.
Sampai di suatu saat kita merasa tidak bisa berbuat apa-apa, tidak mampu menghentikan langkahnya ketika kita merasa semakin lemah karena ada rasa yang semakin menggerogoti hati. Tidak selalu berhasil untuk menghentikan langkah seseorang yang pergi di saat kita begitu lemah karena perasaan yang begitu sakit.
Memilih untuk mempertahankan seseorang tapi entah akan berakhir seperti apa atau memilih mundur untuk menyembuhkan hati yang terlanjur tersakiti. Karena yang pergi punya pilihan sendiri. Kita tidak selalu bisa membujuk seseorang untuk kembali lagi.
Semakin waktu berlalu, semakin juga rasa rindu, ditambah rasa kehilangan itu muncul. Lalu bermunculan juga rasa menyesal dari segala usaha yang dirasa tidak sepenuhnya. Rasa sakit semakin parah, semakin mempengaruhi segala aspek dalam hidup. Rasa sakit yang semakin meluas menyebabkan segala ketakutan muncul dan merusak segalanya, kepercayaan, harapan dan cinta.
Seseorang itu benar-benar hilang seperti ditelan bumi dan seperti tidak membawa apapun yang sudah dibangun bersama, yang sudah dicita-citakan bersama namun harus kita jalani sendiri; tidak mungkin bukan.
Hari-hari dilewati sendiri, mencoba cari cara menyembuhkan hati namun tak kunjung mengerti mengapa luka sederhana ini begitu sulit diobati. Setiap kali cari celah untuk meloloskan diri namun ditarik kembali oleh rasa perih yang tak kunjung pergi, seperti terus mengikat diri untuk terus menikmati rasanya sendirian. Waktu terasa berjalan sangat lama seperti membiarkan aku merasakan sakitnya, entah salah apa yang telah kuperbuat.
Waktu yang terasa berjalan sangat lambat membuatku tak percaya waktu akan menyembuhkan hati ini. Dan rasa putus asa mulai datang membiarkan hati ini mati perlahan. Nafas semakin terasa tersendat, jantung terasa berdetak perlahan ditambah bayangan dirinya yang selalu datang dipikiran. Mungkin hanya aku saja yang merasakannya, rasa kehilangan atas rasa cinta yang masih tersisa di dalam hati dan aku tak bisa mengalahkan waktu.
Lalu hari demi hari terlewati, menyesakkan rasa pada tempat sempit yang kusebut hati namun tak kunjung mengerti. Mengapa hati yang luas untuknya ini malah terasa sempit karena diisi oleh rasa kehilangan setelah kepergiannya. Sampai di suatu titik hal yang menyesakkan hati ini berkurang tanpa ku sadari.
Hari demi hari rasa yang menyesakkan itu seolah tak kembali menumpuk dan hari demi hari hatiku meluas kembali. Ternyata aku salah. Ternyata waktulah yang merangkai semuanya. Tiap-tiap kejadian, tiap-tiap harapan, tiap-tiap doa dan tiap-tiap rasa.
Memang seharusnya seperti itu. Aku hanya belum terbiasa dengan sesuatu yang sudah kubiasakan saat kehadirannya jadi yang paling berarti dalam hidupku.
Ribuan kali kucari cara untuk segera menyembuhkan hati. Memaksakan diri untuk membuang rasa sakit yang membekas namun tak kunjung kutemukan penyembuh itu. Hingga aku putus asa dan berusaha berdamai dengan rasa sakit itu.
Rasa sakit yang ternyata mampu membuka mataku pada rasa ikhlas atas seseorang yang memilih untuk pergi. Rasa sakit menyadarkan aku untuk mencintai diriku sendiri dan menerima apa pun yang terjadi padaku bukan malah berlari dan tidak mengakui.
Luka yang kukira akan membekas sangat hebat ternyata akan memudar seiring berjalannya waktu. Waktu yang akan menyembuhkannya walau meninggalkan bekas rasa syukur dan kenangan untuk masa depan. Luka yang kukira paling parah hanya akan jadi hal yang mungkin akan kutertawai nanti.
Ternyata waktu tidak sejahat yang kupikir, hanya saja saat terluka semua orang menjadi sangat sensitif. Percayalah waktu akan menyembuhkan segala luka yang ada. Waktu yang akan mengajarkan kita untuk bersyukur
dan waktu yang akan membuat kita terus menjalankan hidup dengan harapan yang baru.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”