Awal liburan Tahun Baru kemarin merupakan pengalamanku yang tak terlupakan. Kali ini kami sekeluarga berkunjung ke rumah abang yang tinggal di kabupaten Nabire, Papua. Beliau adalah salah satu karyawan PT. Nabire Baru yang bekerja sebagai asisten perkebunan kelapa sawit di perusahaan tersebut. Berangkat dari Bandara Kuala Namu, Medan menuju Nabire terbilang melelahkan dengan terlebih dahulu transit di dua kota yakni Makasar dan Biak, akhirnya kami sampai juga di Bandar Udara Nabire kota Nabire. Sesampainya di sana, kami sudah dijemput oleh mobil perusahaan yang dipinjam oleh abang saya untuk membawa kami ke rumahnya.
Singkat cerita kamipun sampai di rumah abang dengan selamat, yakni di kompleks perumahan karyawan PT. Nabire Baru yang ada di Waisai kabupaten Nabire Papua. Walau terasa lelah dengan menempuh perjalanan yang cukup panjang, tetapi rasa lelah tersebut terobati dengan suasana berkumpul bersama keluarga yang sudah lama tak kami rasakan sebelumnya.
Bagi saya, ini adalah pengalaman pertama kalinya berada di tengah-tengah lingkungan perumahan di perkebunan kelapa sawit. Sangat berbeda jauh dengan tempat tinggal saya yang berada di perkotaan yang selalu ramai dengan aktifitasnya masing-masing setiap harinya. Disini saya merasakan ketenangan yang jauh dari kebisingan dan bebas dari polusi udara perkotaan yang begitu pekat.
Oh ya, hari pertama di rumah abang hanya kami habiskan waktu untuk bersitirahat dan berkumpul bersama. Juga berkeliling di kawasan kompleks perumahan karyawan untuk melihat-lihat sekitar daerah tersebut. Namun keesokan harinya kami merencanakan untuk jalan-jalan ke Air terjun Bihewa.
Persiapan dan bekalpun sudah kami sediakan, akhirnya sampailah di waktu yang kami tunggu-tunggu. Kami berangkat menuju objek wisata Air terjun Bihewa menggunakan mobil pickup terbuka yang telah kami sewa. Air terjun ini berada di Distrik Makimi kabupaten Nabire – Papua. Air Terjun Bihewa merupakan air terjun raksasa yang konon katanya dulu ditemukan oleh warga dan Dinas Pariwisata Nabire yang terletak di tengah-tengah hutan belantara. Tepatnya berada di hulu sungai Bihewa, dan itu sebabnya air terjun ini juga dinamakan Air Terjun Bihewa.
Tepat pada pukul 12.00 WIT, tibalah kami di pos air terjun untuk berhenti sejenak dan membayar tiket masuknya. Namun, kali ini kami masih harus melakukan perjalanan sejauh kurang lebih 1 km lagi dengan melewati jalan yang curam untuk sampai ke lokasi air terjun Bihewa tersebut. Akhirnya kami pun tiba di lokasi air terjun tersebut, dengan ditemani derasnya suara air yang jatuh dengan derasnya dan suara burung serta binatang lainnya membuat suasana di sana benar-benar alami, dan saya pun sudah tidak sabaran untuk berendam dan ingin cepat merasakan dinginnya sungai dari aliran air terjun tersebut.
Oh ya, ternyata di atas air terjun tersebut masih ada air terjun yang lebih tinggi lagi dan menurut keterangan warga sekitar, tingginya sekitar 40-50 meter. Puas berendam di pinggiran aliran air terjun Bihewa, perut sudah mulai terasa lapar. Kami pun makan dengan membawa bekal yang telah kami sediakan sebelumnya. Di pinggiran sungai inilah kami berkumpul untuk makan bersama.
Akhirnya sorepun telah tiba, kami harus segera kembali dan memutuskan untuk pulang. Menurut saya walau perjalanan pergi dan pulang ke air terjun Bihewa tersebut terbilang melelahkan dengan kondisi jalan yang terjal, namun suasana perjalanan yang jauh terasa mengesankan dengan pemandangan alam hutan-hutan yang masih alami. Berbeda dibandingkan air terjun yang pernah saya kunjungi di tempat lainnya yang masih bisa dilalui oleh banyak kendaraan dan banyaknya pemukiman warga disekitar air terjun tersebut.
Tak terasa satu minggu lamanya berada di rumah abang, akhirnya kami harus pulang ke Medan. Berat rasanya untuk meninggalkan suasana di sana yang terasa damai dan tentram. Namun apa di kata, waktu liburan tahun ini hanyalah sebentar dan kami harus melakukan aktifitas rutin seperti biasanya di kampung halaman. Sebelum pulang, kami menyempatkan diri untuk membeli jeruk sebagai oleh-oleh untuk dibagikan kepada teman dan kerabat lainnya di rumah.
Oleh oleh khas di Nabire adalah buah jeruk yang rasanya sangat manis. Walau ada beberapa oleh-oleh lainnya seperti ukiran, koteka dan moge namun kami hanya membeli jeruk yang dibungkus kardus dengan rapinya untuk dibawa pulang sebagai oleh oleh khas Nabire yang sudah terkenal. Semoga tahun depan saya dan keluarga bisa kembali lagi kesana untuk menikmati liburan ke beberapa lokasi wisata yang berbeda lagi, yang belum sempat kami kunjungi pada liburan di Nabire kali ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”