Aku selalu memperhatikannya dalam diam. Melihat apa yang tengah ia kerjakan, bagaimana jemarinya dengan leluasa menari di atas keyboard, serta setiap helaan nafas panjang yang lelah bercampur emosi dan frustasi. Dan, disinilah ia, pemuda berumur 22 tahun yang menghabiskan sebagian besar harinya di ruang makan.
Terkadang, aku melihatnya berjalan gusar memutari ruang makan. Tak jarang, aku meliriknya saat ia mulai mengacak rambut seraya menarik nafas kesal. Sesekali juga, aku melihatnya berkaca-kaca, menahan isakanya, seperti yang ia lakukan sekarang di jam 2 dini hari. Aku melihatnya di dalam kesunyian. Memandang jerih payahnya selama hampir tiga bulan yang tanpa membuahkan hasil.
“Apa yang kurang? Apa aku kurang kompeten? Apa yang salah dengan konten yang aku kirim? Semuanya sudah sesuai dengan persyaratan”, keluh nya dengan suara yang parau. Aku tak bisa melepaskan pandangan ku ke arah jarinya yang menggenggam kuat permukaan meja makan. Menyebabkan sedikit guratan pada telapak tangannya.
Sejak Desember 2020, ia mulai melakukan aktivitas menulis ini. Ia akan duduk di tempat yang sama seperti sekarang, mulai dari pagi, hingga dini hari. Aku pernah mendengar, bahwa ia telah mengirim lebih dari enam puluh artikel ke sebuah portal berita, namun semua artikelnya ditolak oleh penerbit.
Aku jadi ingat, saat pertama kali kami bertemu, sorot matanya penuh dengan semangat layaknya pemuda seusianya. Badannya tegap dan wajahnya berseri. Ditambah, senyum merekahnya yang mempesona. Namun, semuanya lenyap dalam sekejap. Tubuhnya menjadi kurus, badannya mulai layu, matanya perlahan sayu, kehilangan motivasi dan mudah lelah.
Wanita paruh baya keluar dari kamar. Mamanya berjalan dengan penuh emosi dan langsung melayangkan kekesalannya kepada anak bungsunya itu. Ada rasa khawatir bercampur emosi didalamnya. Pemuda ini tidak bergerak. Di satu sisi ia merasa malu dengan mamanya. Ia berada di ujung tanduk kegagalan dan hinaan.
“Apa yang kamu dapat? Kamu hanya membuang uang dengan sesuatu yang tidak pasti. Inilah alasannya kenapa kamu selalu gagal. Kamu nggak pernah dengerin omongan orang tua.”, suara itu menggelegar mengisi ruang dan waktu yang sepi. Tanpa sadar, dunia pemuda ini perlahan mulai berputar dan gelap. Beberapa hari telah berlalu. Aku masih melihat pemuda itu tertidur di atas tempat tidurnya. Menyisakan beberapa vitamin dan sebuah botol yang aku yakini adalah sirup untuk menambah nafsu makan. Aku melihatnya masih tak berdaya. Tatapannya masih sayu, namun syukurnya badannya mulai berisi.
Satu hal yang baru aku sadari, pemuda ini sangat jarang makan makanan bergizi dan tepat pada waktunya. Ditambah, ia selalu begadang untuk belajar, praktek, dan menyelesaikan tulisannya. Mamanya berkali-kali telah memarahi pemuda itu dan secara terang-terangan menyuruhnya untuk berhenti menulis, karena hal itu sia-sia untuk dilakukan.
“Jika bukan menulis, lantas apa yang bisa aku lakukan, ma? Aku sudah mempertaruhkan semuanya. Untuk apa berhenti sekarang? Kalau aku yakin ini jalan yang tidak tepat, seharusnya dari awal aku tidak memilih jalan ini.” Mamanya berlalu tanpa sepatah kata. Aku melihat pemuda itu mengedarkan pandangannya ke langit-langit kamar. Sepertinya, ia tengah merenungkan semua perkataan dan hujatan yang dilontarkan untuknya. Seluruh keraguan yang dulunya tidak ada, perlahan mulai menjalar pikirannya. Rasa percaya dirinya menjadi menurun, dan mulai merasa insecure.
“Yang ada kini, hanya sebuah penyesalan yang aku undang sendiri. #MimpiMasaMuda yang aneh. Penulis? Nggak semua orang pandai menulis. Bodohnya aku terlalu gegabah, lalu apa alasan mu melakukannya? Karena passion? Sepertinya bekerja di bidang yang tidak aku kuasai lebih baik.”, ratap nya.
Sepertinya, pemuda ini telah mengetahui arti penting dari hidup sehat. Beberapa buah-buahan segar mendarat sempurna tepat di atas meja makan. Ia memakan semua lauk pauk bergizi dengan lahapnya. Tidak hanya itu saja, ia bahkan mulai mencoba membuat berbagai macam smoothie lezat dari beberapa campuran buah dan sayuran.
Sudah seminggu lamanya ia telah berhenti mengkonsumsi vitamin dan obat penambah nafsu makan. Badannya mulai terisi kembali. Tak ada lagi tubuh yang layu. Juga, tidak ada lagi mata dengan pandangan yang sayu. Semuanya berubah menjadi lebih baik, membuat ku mengucap syukur dalam keheningan.
“Ma. Biarkan aku mencoba satu kali lagi. #MimpiMasaMuda aku adalah menekuni dunia menulis dan menjadi seorang creative content writer”, pemuda itu mengambil kedua tangan mamanya dan mendekapnya dengan sangat berhati-hati.
Wanita yang ia panggil mama itu, merangkulnya dan mengatakan untuk tidak pernah menyerah dengan mimpi yang dicita-citakan. Mamanya sangat paham semangat muda yang membara dari dalam diri buah hatinya ini. Walau, terkadang ia akan memberikan sedikit duri tajam untuk tetap memotivasinya.
“Kamu sudah pernah merasakan gejala anemia dan kurang asupan gizi seimbang. Setiap pekerjaan yang kamu lakukan, pasti tidak akan pernah produktif dan menurunkan performa. Maka dari itu, penting untuk menjaga pola makan dengan makan makanan bergizi dan rutin berolahraga. Mama tidak ingin #MimpiMasaMuda kamu terhalang hanya karena anak mama ini kurang gizi atau anemia”, mamanya kini mulai bangkit dan berlalu menuju dapur.
“Selain itu, yang paling terpenting adalah kita harus #SehatSamaSama supaya mama bisa melihat kamu menjadi penulis yang sukses”, Tak ada yang bisa aku rasakan selain kehangatan dan cinta, serta kasih sayang di ruangan ini.
Dua minggu kemudian
Kebiasaan lamanya muncul kembali. Entah sudah berapa kali putaran ia memutari ruang makan ini hanya untuk mengusir rasa cemasnya. Pemuda ini mencoba mengingat kembali, rincian persyaratan sebelum mengirim artikel ke penerbit. Bahkan, aku bisa melihat kerutan yang bercampur keringat dingin di pelipisnya.
“Duh bikin pusing. Duduk aja dek. Hipwee itu portal besar loh. Tenang saja, pasti dibaca kok”, mamanya sedari tadi duduk tenang seraya mengupas apel.
Tak berlangsung lama, suara notifikasi dari surat elektronik pun berdering. Sontak, ibu dan anak itu berkumpul bersama-sama melihat isi pesan yang dikirim oleh pihak Hipwee. Dan, betapa terkejutnya mereka bahwa artikel yang dibuat oleh sang anak tembus editorial dan telah dipublikasi.
Aku turut bahagia setelah pemuda itu melompat kegirangan dan melayangkan pelukan ke arah mamanya. Sejak saat itu, rasa percaya dirinya perlahan mulai tumbuh bagaikan bunga di padang tandus. Ia mulai membuka dirinya dan hingga sekarang, mencoba untuk menjadi seorang penulis yang profesional.
Gizi seimbang memegang peranan penting untuk mengejar #MimpiMasaMuda mu. Tanpa gizi yang cukup, daya tahan tubuh akan menurun, kamu menjadi tidak produktif, dan gampang terkena berbagai macam penyakit, seperti anemia. Maka dari itu, yuk #SehatSamaSama dengan #HipweexNI
Salam, jam dinding ruang makan sang pemuda.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”