Cinta, tak akan mengenal usia, status sosial, apalagi jarak. Kalau masih ada yang mengeluh akan demikian, berarti bukan cinta namanya. Sebab, cinta difitrahkan Tuhan untuk menerima apa adanya tanpa batas dan tanpa adanya perbadingan.
Cinta pula tak melulu diartikan kepada pasangan melalui kata 'pacaran', melainkan juga berlaku kepada ibu, ayah, juga sahabat terdekat, bahkan kepada semua makhluk hidup dan alam semesta sekalipun. Karena hidup tanpa cinta, hampa. Seakan dunia tak bisa memberi warna berarti bagi kehidupan. Tak mungkin ada cerita, jika cinta sendiri hilang.
Kali ini saya akan membahas tentang hubungan jarak jauh, atau para millenial menyebutnya dengan LDR. Ingat, ya! LDR tak hanya ditujukan untuk pasangan muda-mudi yang sedang asyik bercinta. Melainkan juga untuk siapapun yang menjalani hidup tanpa sosok yang ia cintai di dekatnya. Saya pun pernah merasakan demikian.
Bertahun-tahun mengemban pendidikan yang tempatnya jauh dari orang tua, tepatnya 7 tahun. Ya, 3 tahun menempuh pendidikan tingkat SMP di ibu kota dan tinggal bersama paman. Dan 4 tahun selanjutnya merantau jauh ke pulau garam Madura, menyelami pendidikan berbasis pondok pesantren yang tak ada saudara satu pun di sana. Rindu? Sudah tentu. Tapi semua ini demi masa depan. Alhamdulillah, saya mampu menyelesaikan studi dengan baik.
Beda lagi ceritanya dengan kisah saya setelah lulus pesantren, menahan rindu dengan sosok yang dikagumi. Bukanlah suatu hal yang mudah. Tapi tetap harus didasari dengan nilai-nilai islami, agar sepucuk rindu itu tak berlebihan. Bertahun-tahun menunggu tanpa ada kepastian. Jarang berkomunikasi, jarang bertatap muka, apalagi untuk saling menyapa. Masing-masing mempunyai jadwal kesibukan, yang membuat hubungan ini semakin renggang.
Tapi, tunggu dulu! LDR atau (Long Distance Relationship) tak akan pernah membunuhmu. Selama ini, yang selalu membuat kamu tertekan atau selalu dihantui sosoknya yang tak kunjung memberi kabar hanyalah sebatas ilusi di hati saja.
GEGANA (gelisah, galau, merana), selalu menjadi hal yang paling sering dialami. Memang ini tak akan mau terjadi oleh siapapun. Demikian pun kamu yang selalu berekspetasi tinggi untuk selalu ada dan bersamanya. Sebuah harapan yang justru membuatmu jatuh sedalam-dalamnya. Bukankah Tuhan tidak menyukai sesuatu yang berlebihan?
Tapi, bagaimana kalau sosok yang aku cintai pergi begitu saja?Â
Kita semua tau, bahwasannya Tuhan tak akan pernah salah dalam memberikan pasangan, apalagi sampai tertukar. Mau kamu ikat dengan tali sekencang-kencangnya, kalau sudah tidak berjodoh mau diapakan lagi? Toh, pada akhirnya akan pergi juga.
Begitu pula jika kamu melepas dengan sebebas-bebasnya, kalau sudah berjodoh pasti akan kembali juga dan berakhir di pelaminan. Kamu percaya, bahwa takdir manusia berbeda, dan sudah ditentukan oleh Tuhan jauh sebelum kita dilahirkan. Lantas, untuk apa kamu resah akan takdir-Nya yang sudah jelas dan pasti?
Lalu, apa yang harus kulakukan?
Kamu pernah kehilangan barang-barang pribadimu? Entah itu karena keteledoranmu sendiri yang lupa menaruh barang di mana, atau bahkan hilang karena memang ada yang sengaja diam-diam mengambilnya? (Semoga tidak terjadi).
 Lalu, apa yang kamu lakukan ketika itu? Apakah terus sibuk mencarinya atau pasrah begitu saja dan berharap keajaiban akan datang. Ketahuilah, bahwa semua barang yang kita miliki hanyalah titipan-Nya sementara. Jadi, lambat laun juga pasti akan pergi dari genggaman.
Nah, begitu pula dengan suatu hubungan. Jikalau pergi dan tak bisa kembali, jangan terlalu risau. Boleh berusaha melakukan sesuatu dengan mengajaknya berkomunikasi langsung, atau berpasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan terus berdoa dan berharap petunjuk dari-Nya. Sebab, semua yang ada di dunia ini sudah ada garis ceritanya masing-masing. Semua tak akan sama dan sesuai dengan apa yang diharapkan.Â
Allah swt. berfirman :
(Bisa jadi kau membenci sesuatu, padahal itu sangat baik bagimu. Bisa jadi kau menyukai sesuatu, padahal itu sangat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.) (Q.S. Al-Baqarah : 216).
Maha benar Allah swt, dengan segala firman-Nya.
Alhamdulillah, sampai detik ini, hubungan kami baik-baik saja. Lalu, bagaimana cara mempertahankannya?
Jika hubungan kamu masih dalam keadaan baik, maka aturlah waktu berkomunikasi khusus. Entah hanya melalui media maya, meneleponnya, atau bisa melakukan kesepakatan waktu special time untuk bertemu. Zaman sekarang sudah canggih, teknologi sudah tak asing lagi bagi millenial. Kalaupun tidak bisa bertemu dalam jangka waktu lama, dengan melakukan video call dalam waktu tertentu pun sangat membantu chemistry pasangan.
Tapi sekali lagi, ajaran islam selalu mengajarkan agar lebih baik memendam rasa dalam jangka waktu lama, daripada mengutarakan rasa untuk berlabuh dalam sebuah kisah yang tak halal. Hubungan jarak jauh tentu akan terasa lebih damai, apabila kamu selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Tuhan pemberi takdir sebaik-baiknya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”