Aku yang baru saja bangun tidur dan masih mengumpulkan nyawa, mendadak menjadi segar dan senyum-senyum sendiri. Rasa kantuk-pun mendadak hilang. Cepat-cepat aku membalas pesannya dengan rasa penuh bahagia sampai tanganku gemetaran. Ya, pagi ini aku merasa menjadi manusia paling bahagia, mood hari ini seakan naik ke level paling puncak. Aku sangat semangat untuk menjalani hari ini.
Aku rasa, banyak pasangan di luar sana yang berteman dengan jarak akan relate dengan ceritaku ini. Kami adalah pasangan yang terpaksa dan dipaksa untuk akrab dengan jarak. Disaat pasangan pada umumnya bisa selalu bersama setiap hari baik bertemu langsung maupun tidak, kami harus belajar mengatur waktu. Kapan bersama dan kapan fokus dengan kesibukan masing-masing. Komunikasi secara daring pun tidak bisa dilakukan setiap hari.
Bagi kami saat ini bukan lagi mempertanyakan sebulan bertemu berapa kali, tetapi berapa bulan sekali ketemunya. Butuh waktu berminggu-minggu untuk menantikan sebuah pertemuan dan melunasi rasa rindu. Itu juga harus melewati proses cocoklogi waktu yang kadang bikin gemash sendiri. Dan yang selalu membuat diri ini nelangsa adalah sudah lama tidak bertemu, sekalinya bertemu tidak bisa lama.
Bertemu menjadi hadiah paling indah dari perjuangan menabung cerita dan rindu. Waktu saat bersama menjadi hal yang paling dinanti-nantikan dan sangat berharga. Frekuensi menghabiskan waktu berdua, ngobrol kesana kemari, atau sekadar melihat senyumannya yang manisnya melebihi aspartam tidak lagi menjadi masalah. Tetapi perjuangan masing-masing untuk menyempatkan hadir dan kembali menggenggam erat-lah yang lebih penting. Boleh ada jarak diantara kita, tetapi sesekali menggenggam tangan dan memberi pelukan hangat itu sangat diperlukan bukan?
Benar adanya jika pasangan jarak jauh tidak butuh tips, butuhnya ketemuan. Temu adalah obat yang tiada duanya, baru disenyumin aja udah leleh kan? Perasaan-perasaan nggak nyaman selama berjauhan seketika berubah menjadi hati yang paling berbunga-bunga. Rasanya ingin menghentikan waktu agar bisa menikmati senja di batas kota lebih lama lagi.
Tetapi bukankah di dunia ini tidak ada yang sempurna? Dipertemukan dengan dia yang terbaik bukan berarti jalan akan terasa selalu mulus dan lurus. Untuk mencapai tujuan yang indah perlu melewati ujian dulu, yaitu jarak. Hadirnya jarak bukan untuk membuat kita terluka, melainkan mengajarkan kita banyak hal yang mungkin kalau nggak berjarak kita susah belajarnya. Belajar membangun rasa percaya terhadap pasangan dan mandiri alias tidak bergantung sama pasangan menjadi salah dua hal yang kita dapatkan dari hubungan aku-kamu-dan jarak. Selain itu masih banyak lagi, aku rasa tim jarak jauh pasti sudah paham tingkat internasional. Jadi, semangat yah teruntuk kita semua yang bernasib sama. Sudah jauh, eh masih tertimpa rindu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”