Setiap laki-laki ingin ditunggu
Sudah kodratnya jika lelaki bertugas menjemput wanitanya, laki-laki itu adalah orang asing yang tiba-tiba dengan lancang meminta anak gadis yang sangat disayangi oleh Ayahnya. Laki-laki yang mungkin baru dikenal oleh gadis tersebut dalam hitungan jari.
Namun karena rasa sayang yang teramat dari seorang Ayah kepada anak gadisnya, ia merelakan gadis kecilnya yang ia rawat dengan penuh cinta bahkan sejak masih dalam kandungan dibawa pergi oleh laki-laki lancang tersebut, bahkan ia rela jika gadis kecilnya lebih menghormati laki-laki tersebut dibandingkan dirinya dengan tanpa mengurang rasa hormat kepadanya.
Namun, dibalik itu semua ada perjuangan berat sang gadis. Sebelum laki-laki itu menjemputnya, ada penantian panjang yang penuh dengan kesabaran, ada air mata yang jatuh bercucuran, ada amarah yang kadang sulit diredam, dan ada perdebatan yang sulit dihentikan. Laki-laki selalu ingin ditunggu, meski sering kali ia seperti bus yang tak kunjung datang, sedangkan perempuan adalah halte yang setia menanti, meski tak tahu kapan bus itu menghampiri.
Setiap perempuan ingin diperjuangkan
Ada yang pernah mengatakan bahwa hati perempuan seperti lautan, dalam, gelap dan penuh misteri, tapi yang terpenting adalah hati perempuan sangatlah luas. Setiap perempuan ingin diperjuangkan, bukan hanya sekedar pemberian kata-kata cinta ataupun setangkai bunga. Lebih dari itu, ada hal-hal yang tak terdefinisikan bagi perempuan, yaitu mereka ingin diperjuangkan.
Jangan anggap bahwa perempuan hanya gila materi atau tampang rupawan, bagi perempuan sosok pemberani nan bertanggung jawablah yang mereka cari. Sosok yang dengan gigih tidak hanya menyebut nama mereka dalam doanya, tapi mengupayakan agar impian mereka menjadi nyata.
Sosok yang akan datang menemui orang tua mereka untuk meminta anak gadisnya, bukan sosok pembual dengan ribuan kalimat mesra. Percayalah uang bisa dicari, tapi keberanian dan tanggung jawab adalah harga mati.
Setiap hati ingin diterima
Fase ternyaman dalam sebuah hubungan adalah merasa ada dan diterima satu sama lain. Bukan hanya saling cinta dan saling memahami, tapi juga saling mengisi. Diterima bukan berarti pasrah dan tanpa melakukan perubahan apapun, hanya saja ada satu titik di mana masing-masing merasa cukup.
Tak perlu membanding-bandingkan dengan masa lalu apalagi tetangga sebelah. Masing-masing merasa ada, karena hati tak pernah salah merasa. Masing-masing memahami bahwa tak pernah ada yang sempurna, tapi ada ruang untuk saling menyempurnakan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”