Tak berapa lama pesawat yang aku tumpangi sudah mendarat dengan selamat. Wah! Bandara Heathrow, London! Kali pertama aku menginjakkan kaki di tanah asing dan tempat itu adalah London. Sungguh sesuatu yang benar-benar tak pernah muncul di benakku sebelumnya. Di bandara, surat-surat kelengkapanku diperiksa oleh petugas dan aku pun mendapatkan izin untuk melakukan liburan singkat di kota tempat musik punk berasal ini. Sudah sejak lama London menjadi kota impian yang ingin aku kunjungi, kini semua itu bukan hanya mimpi.
ADVERTISEMENTS
Hari #1: Sensasi GMT 0 dan Pesona Burung-Burung St. James’s Park
Aku pun segera keluar dari Bandara Heathrow dan memesan taksi lokal khas London berwarna hitam yang biasa disebut Hackney Carriage. Aku menginap di sebuah hotel yang terletak hanya 5 km dari Bandara Heathrow. Aku segera meletakkan barang-barangku di kamar hotel yang telah aku pesan tersebut. Karena aku tak merasa lelah sama sekali dan aku harus mengikuti itinerary yang cukup ketat, aku pun segera mengunjungi destinasi pertamaku.
Pukul 9 pagi aku tiba di destinasi pertamaku. Coba tebak tempat apa yang aku kunjungi? Yup, Greenwich! Sebuah tempat bersejarah bagi dunia karena di tempat ini perumusan pembagian zona waktu dunia ditentukan. Omong-omong, aku sedang berada di zona GMT 0, lho! Tempat ini memiliki nama lengkap The Royal Observatory Greenwich, sebuah observatorium yang terletak di sebuah bukit di daerah Greenwich. Dari sini kita bisa memandang kemegahan Sungai Thames yang masyhur itu, lho.
Puas berlagak seperti seorang astronom di The Royal Observatorium Greenwich selama 3 jam, aku pun memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran tak jauh dari situ. Pilihanku jatuh pada sebuah restoran sederhana bernama Goddards at Greenwich. Wah, ini kali pertama aku makan di restoran asli Inggris. Aku pun memesan makanan yang terdengar familiar untukku, yakni pie and mash with gravy. Sedaaaap! Makanan yang disajikan ternyata cocok dengan lidahku yang Indonesia banget ini, nih.
Pukul 2 siang aku pun pergi untuk mengunjungi destinasi berikutnya, yakni St. James's Park. Hanya berjarak 40 menit dari Greenwich dengan menaiki trem khas London. Aku sampai di taman yang letaknya tak jauh dari Buckingham Palace ini pukul 3 sore. Memasuki taman ini, aku disambut oleh suasana romantis yang sangat kuat. Ditambah dengan banyaknya burung yang beterbangan ke sana dan ke mari. Aku duduk di tepi danau indah yang ada di tengah taman ini. Sungguh, aku tak akan bisa melupakan hari yang indah ini!
ADVERTISEMENTS
Hari #2: Egg Benedict, Maraton Museum dan Romantisme Kota London
Memasuki hari kedua di London, hotel tempatku menginap menyediakan sarapan yang sangat "British", egg benedict. Karena belum terbiasa makan makanan bule seperti ini, aku tidak merasa kenyang sama sekali. Akhirnya, aku membawa beberapa potong roti yang disediakan di hotel sebagai bekal dalam perjalananku di hari kedua ini.
Tempat pertama yang akan aku sambangi adalah National Gallery. National Gallery adalah galeri atau museum seni yang menyimpan berbagai karya seni dari tradisi Eropa dalam kurun waktu abad 13 hingga 19. Pengunjung tidak dikenakan biaya untuk masuk ke museum ini. Saat memasuki museum, aku benar-benar kagum dengan koleksi yang ada di dalamnya. Aku yang cukup awam dengan dunia seni rupa pun merasa sangat betah berlama-lama di museum ini.
Aku menghabiskan waktu sekitar 4 jam berada di museum ini hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 2.30 sore. Wah, saatnya melanjutkan perjalananku ke destinasi berikutnya, nih. Destinasi kedua di hari ini masih tetap bertema museum. Ya, kali ini giliran British Museum yang tersohor itu yang aku kunjungi. British Museum hanya berjarak 20 menit dari National Gallery. Aku pun memutuskan menuju British Museum dengan berjalan kaki sambil menikmati cuaca Kota London yang sedikit lembap dan berangin sore itu.
Tepat pukul 3 sore aku memasuki British Museum. Mengagumkan! Ya, jelas saja semua orang merekomendasikan tempat ini padaku. British Museum menyimpan sejarah peradaban manusia selama dua juta tahun, di sana aku melihat banyak patung-patung peradaban kuno Yunani hingga mumi yang berasal dari Mesir. Sungguh, British Museum adalah mesin waktu di dunia nyata!
Setelah puas menjelajah waktu di British Museum, aku menggenapi itinerary hari ini yang akan aku tutup dengan melihat kemegahan landmark London, Big Ben dan Sungai Thames, dari dekat. Big Ben tampak sangat megah dengan lampu-lampu yang menyorot ke arah jam raksasa itu. Sungai Thames yang membelah Kota London pun tampak makin mempesona di malam hari. Aku menghabiskan sekitar 2 jam menikmati pemandangan menakjubkan ini sambil menikmati alunan lagu yang dilantunkan oleh seorang musisi jalanan di situ.
ADVERTISEMENTS
Hari #3: Rencana atau Wacana?
Karena terlalu lelah berkeliling London kemarin, hari ini aku bangun kesiangan, nih. Aku pun segera mandi dan menyantap sarapan yang telah disediakan di hotel. Sesuai dengan itinerary hari ini, aku akan berkunjung ke 3 landmark Kota London lainnya, yakni Westminster Abbey, Sherlock Holmes Museum dan menikmati romantisnya Kota London dari ketinggian di Sky Garden.
Aku pun segera bergegas untuk keluar dari hotelku. Namun, lift yang biasa aku pakai ternyata sedang mengalami gangguan, alhasil aku harus turun menggunakan tangga. Perjuanganku untuk turun menggunakan tangga cukup berat karena kamarku yang berada di lantai 5. Huh, tak apalah demi menikmati Kota London aku rela berlari-larian di tangga hotel.
ADVERTISEMENTS
Bruakkkkkk….!
Hanya suara itu yang teringat dalam benakku. Aku tergelincir di tangga lantai 2 karena berlari terlalu cepat. Aku pun tak sadarkan diri…
ADVERTISEMENTS
Hari X: Mimpi Jadi Nyata!
Aku mencoba membuka mata. Sedikit memicingkan mata karena cahaya yang terlalu terang dari luar jendela. Aku masih linglung dengan keberadaanku saat ini. "Di mana aku?" tanyaku dalam hati. Setelah mengamati sekitar aku sadar. Aku berada di dalam kamarku di Jakarta! Kini aku sadar jika perjalanan yang aku lakukan kemarin hanya sebuah mimpi yang teramat nyata dan indah.
"Ting tung…" Ada notifikasi surel yang masuk di gawaiku, nih. Ternyata sebuah pesan dari Hipwee. Karena penasaran dengan subject pesan yang cukup menarik, aku pun membuka pesan tersebut. Wah! Ternyata Hipwee sedang mengadakan sebuah kontes bertajuk #AyoKeUK #WTGB #OMGB. Apakah ini hanya sekadar kebetulan karena aku baru saja kecewa dengan perjalananku ke London yang ternyata hanya terjadi dalam mimpi? Entahlah, yang pasti aku tak boleh melewatkan kesempatan ini.
Aku sambar laptop yang ada di atas meja kerjaku dan segera menulis sebuah artikel tentang UK untuk aku daftarkan dalam kontes menarik ini. Wah, semoga Dewi Fortuna berpihak padaku, ya!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”