Bagi pasangan yang menjalin kisah asmara lebih dari setengah tahun atau satu tahun, atau bahkan bertahun-tahun, maka mereka cenderung menjadi sangat akrab dengan kepribadian pasangan mereka. Iya, akrab dengan semua karakter dan sifat, mulai dari yang paling baik dan terburuknya, pasti telah dapat mereka kenali.
Sehingga, alih-alih menyebutnya kekasih, kebanyakan mereka akan melabeli pasangannya sebagai sahabat sejati. Gimana nggak sahabat sejati? Karena sekalipun sudah tahu semua kebusukan pasangannya (misal, suka kentut sembarangan), namun tetap memilih untuk mau bertahan dan terus bersama. Wow! Asik banget kan readers? Iya, memang akan seperti itu keadaannya. Percayalah.
Hubungan mereka kini tidak hanya bercerita tentang sebuah masa pengenalan, penjajakan, nongkrong bareng setiap malam Minggu, bersenda gurau bersama, bunga, cokelat, dan berbagai macam aksi romantis lainnya. Nope! Nope! Kini, hubungan panjang mereka akan lebih kompleks dengan perkembangbiakan banyak keadaan bahagia menjadi banyak keadaan yang mengecewakan, menyedihkan, menghancurkan perasaan, dan sampai pada keadaan dimana masing-masing pribadi berada di titik terendah dalam hidup. Iya, begitulah hubungan asmara yang terjalin bertahun-tahun lamanya akan berjalan (karena sayalah salah satu contohnya hehe).
Dan jika keadaan itu tiba, pasangan yang dapat hamil, melahirkan, dan menyusui bernama perempuan lah yang akan lebih sensitif. Mereka cenderung akan menjadi tidak kooperatif dan mulai menutup diri. Istilahnya, tidak ada selera untuk saling berdekatan (tidak mau diganggu) sementara waktu.
Meski demikian, namun pasangan yang lebih lama bersama akan cenderung untuk akhirnya mulai jujur dengan perasaannya ketimbang menyebarkan banyak kode (seperti pasangan-pasangan yang baru bersama-berkomitmen) untuk dipahami pasangan lawan jenisnya.
Iya, mungkin karena kedekatan yang tidak terjalin dalam hitungan hari, minggu, dan bulan saja, melainkan telah melewati banyak tahun penuh lika-liku bersama, maka, kecenderungannya mereka akan lebih suka untuk jujur. Iya, jujur mengungkapkan apa yang sebenarnya dirasakan hatinya.
"Sorry aku benar-benar lagi nggak mood."
"Sorry aku lagi malas chat."
"Sorry aku lagi capek banget menghadapi semua ini."
"Sorry aku lagi nangis, jangan ganggu dulu ya."
Seperti itulah jenis-jenis ungkapan jujur yang biasanya beberapa pasangan "lama" (utamanya pihak perempuan) pakai dengan begitu percaya diri tanpa takut melukai. Iya, pasangan yang telah lama bersama kini telah terbiasa untuk tak perlu lagi takut untuk menjadi apa adanya dengan perasaannya sendiri yang sedang benar-benar kacau dan harus segera diatasi.
Singkatnya, kini mereka begitu percaya diri untuk mudah menyatakan bahwa, "oh hai, im not really oke now, so can you give me some space?" Tanpa takut dimaki oleh pasangannya.
Beruntung! Hubungan yang telah lama terbangun cenderung akan melahirkan pasangan lawan jenisnya menjadi begitu matang dan pengertian, dengan bukan malah memilih untuk marah dan merasa perasaan rapuh pasangan (wanitanya) tidak penting. Melainkan, dia akan tetap mau memberikan ruang untuk sang kekasihnya (wanitanya) bisa leluasa berdiam diri, merenung, atau bahkan mengevaluasi dengan tenang, namun tetap dengan mengisyaratkan hal ini,
"Oke, nggak apa-apa, nanti kalau udah mulai tenang, nggak nangis lagi, hubungi aku ya."
Yap! Benar! Seperti yang sudah disinggung di paragraf di atas, mereka yang sudah lama menjalin kisah cinta akan lebih merasakan bahwa kekasihnya kini akan bertransformasi menjadi seorang sahabat yang begitu pengertian. Iya, kekasihnya adalah sahabat sejatinya yang tidak akan pernah meninggalkannya sendirian, namun tetap akan memberikan ruang sendiri, bahkan tetap mengisyaratkan bahwa,
"Oke nggak apa-apa kalau mau nangis sendiri, tapi kalau udah baikan kamu tahu harus cepat pulang ke rumah ya."
Rumah yang dimaksud disini adalah dirinya yang akan selalu membuka diri bagi pribadi kekasihnya (wanitanya) yang sedang mengalami kerapuhan-kerapuhan dalam hidup. Iya, dia selalu menyiratkan bahwa dirinya adalah sebuah rumah yang cukup hangat bagi bongkahan es yang menyelimuti perasaan kekasihnya (wanitanya).
#So readers, tulisan ini bukan bermaksud untuk meminta kalian menjalin hubungan asmara yang lama atau bahkan terlalu lama dengan pujaan hati kalian. Namun, tulisan ini bermaksud untuk memberikan pemahaman yang baru untuk kita harus mulai dari sekarang (sedini mungkin hubungan yang sedang kalian jalin) untuk terbiasa jujur dengan pasangan kita tentang apapun yang sedang kita rasakan. Karena pada dasarnya nggak masalah kok untuk tidak baik-baik saja. Karena kita ini bukan manusia super yang pikiran-perasaannya selalu terkontrol dengan baik-baik saja.
Dan sedini apapun hubungan kalian sekarang, plis hindari untuk memilih kode, karena itu malah akan membuat hubungan kalian begitu sangat menjemukan dan bisa-bisa menimbulkan banyak asumsi yang akhirnya berubah menjadi kesalahpahaman, atau akibat paling buruknya sebuah perpisahan. Jadi, its oke to be not oke kok.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”