Matahari dan bulan punya tugasnya masing-masing. Kamu dan aku juga punya kehidupan masing-masing, punya tujuan dan visi masing-masing, yang belum tentu sama satu sama lain. Karena ukuran sepatu kita berbeda, begitupun dengan ukuran kebahagiaan kita. Tidak pernah sama. Cara seseorang dan apa yang membuat orang itu bahagia tidak pernah sama. Karena ukuran kebahagiaan setiap orang juga caranya bersyukur atas nikmat-Nya berbeda-beda, maka tidak layak kita kerap membanding-bandingkan antara kehidupan satu orang dengan orang lainnya.
"Rumput tetangga lebih hijau," katanya.
Bukan rumput tetangga lebih hijau, tapi kita yang sibuk memperhatikan rumput tetangga, sehingga lupa untuk meng-hijau-kan rumput kita sendiri. Tidak akan pernah selesai jika kerapkali membanding-bandingkan, tidak akan pernah ada akhirnya karena selalu ada yang lebih baik, selalu ada langit di atas langit. Tidak akan pernah puas dan bahagia jika kerap membandingkan pencapaian diri dengan orang lain. Membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain, dimana yang dibandingkan biasanya adalah orang-orang yang kita rasa hidup lebih baik, hidup lebih bahagia, walaupun kita tidak pernah tahu kenyataan mereka, apakah benar-benar seperti yang ada di pikiran kita atau tidak.
Bisa jadi mobil tetangga yang lebih mewah dan lebih berkelas adalah hasil kredit yang belum lunas atau hutang sana sini, sedangkan mobil murah dan tua yang kita miliki adalah mobil lunas, tanpa riba, tanpa kredit. Mana tahu hidup kita sejatinya lebih bahagia, lebih berkah, dan tenang tanpa hutang dibandingkan kehidupan orang yang kerap kali kita jadikan pembanding?
Mana kita tahu suami istri yang kerap kali kelihatan mesra di tempat umum tapi di rumah berbicarapun hanya seperlunya, atau malah salah satunya berselingkuh? Bukan berarti berpikiran negatif, tapi lagi-lagi kita tidak bisa melihat kehidupan hanya dari cangkangnya saja. Seperti halnya kita tidak boleh menghakimi orang dari penampilan luarnya saja, kita juga tidak boleh melihat kehidupannya dari satu sisi saja, sisi yang kerapkali orang ingin tonjolkan pada orang lain.
Berhentilah mengurusi hidup orang lain, berhentilah membandingkan apa yang kamu punya dengan orang lain. Belajarlah menerima, qona'ah, hidup apa adanya sesuai apa yang tuhan berikan. Bersyukurlah dengan apa yang kamu punya dan belajarlah melihat hijaunya. Pergunakan apa yang Tuhan anugerahkan padamu hingga titik maksimal, bukan mencoba memiliki apa yang Tuhan anugerahkan kepada orang lain. Cobalah merasa cukup dengan apa yang kamu punya di setiap harinya, walaupun itu hanya sesederhana makan 3 kali sehari. Kamu layak bahagia dengan hidupmu. Karena jika bukan kamu dengan hidupmu, siapa lagi yang bisa membahagiakanmu?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”