Apa yang salah dengan kami para wanita yang berkarier dan melanjutkan kuliah S2?
Kerap kali kalian para pria minder dan mengatakan bahwa kami yang sedang menempuh kuliah S2 akan menjadi perawan tua, karena banyak pria takut menghadapinya..
Bolehkah kami ungkapkan yang sesungguhnya? Kami melanjutkan kuliah bukan semata-mata untuk dipandang hebat, bukan pula untuk menginjak-injak harga diri pasangan. Perlu kalian tahu kami kembali ke bangku kuliah agar bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tapi untuk semua orang. Bukankah ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir pahalanya meski kita sudah berada di liang lahat? Lalu apa yang salah?
Percayalah, kami yang bergelar Master sesungguhnya lebih tahu dan akan lebih patuh pada ketentuan agama yang berlaku. Gelar kami bukan untuk disombongkan, tapi kami tengah mempersiapkan diri untuk menjadi istri yang baik dan ibu yang cerdas nantinya..
Bukankah nantinya seorang suami membutuhkan teman sharing yang baik, kami punya berbagai pengalaman dan mungkin berbagai solusi.. Suami tentu juga ingin anak-anaknya di didik oleh Ibu yang cerdas kan? Agar anak tidak hanya diterpa oleh kemajuan jaman tapi juga harus adanya pendidikan agama yang ditanamkan..
Maaf, kami tidak pernah takut pada apa yang kalian katakan, soal rezeki, jodoh dan maut karena Allah sudah atur semua dengan sebaik-baiknya.. Semua ini diungkapkan agar kalian sadar bahwa tidaklah pantas memandang wanita karier dengan sebelah mata..
Kenali orangnya ; maka kamu akan tahu pribadinya..
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Nulisnya singkat bener Mbak -,-
iya klo masih perawan,hahaha..intermezo
Kecerdasan tdk ditentukan oleh gelar, Mbakyu.
Bener bget tu mbak.
Sukses selalu buat mba egis yulianti…
Yess bner bgt kak…. setuju skali
Gelar itu bukan jadi patokan bahwa dia cerdas, melainkan hanya memperluas pikiran dan wawasan saja. yg benar itu: “suami pasti ingin kan anak2nya dididik oleh ibu yang berwawasan luas dan berpikiran terbuka” 🙂
setuju… 🙂
Sepakat!
dulu saya berpikir kehidupan istri yang baik itu ya jadi wanita karir, kerja kerja dan kerja. Wajar sih karena ortu saya memang seperti itu dan saya pun berkesimpulan hidup ya gitu yang terbaik… Toh saya masih bisa hidup.
Sepanjang perjalanan waktu cara pandang saya berubah, saya dipertemukan oleh teman2 yang “diluar dari kebanyakan orang”… eeee buset istri dan suaminya banyak luangkan waktu untuk mendidiknya anaknya, bahkan anaknya gak disekolahkan ke institusi sekolah tapi ortunya mendidik langsung anaknya. Gila gak? Kebayang kan melawan arus dimana orang2 berpikir dari pagi ampe sore kerja cari duit, ehhh mereka malah “ngawur” pagi-siang didik anak, siang-sore berbisnis. Saya pun sempat berpikir “ahhh ngawur banget hidup kayak gitu… gimana nanti ekonominya?”… nah langsung saya dapat “tamparan” dari pak kiai saya “rejeki itu sudah diatur dan sesuai dengan prasangka mu le… kalau Tuhan itu kau anggap pelit ya jadi pelit, kalau Tuhan kau anggap mudah memberi rejeki ya mudah le” …….
Koreksi jika saya salah… saya belum pernah menemukan wanita karir yang kerja dari pagi sampai sore yang bisa banyak meluangkan waktu untuk mendidik anaknya. Saya berkesimpulan pada akhirnya “mereka yang diluar kebanyakan orang” tidak mau diatur oleh perusahan. Ada yang memilih berbisnis agar waktu bisa fleksibel dan ada yang keluar dari perusahaan demi anaknya.
yah hidup ini pilihan.. ada A , ada B , ada C dst tapi pilihan yang kita anggap benar dan kita pilih sangatlah tergantung seberapa banyak kita bergaul dan menelusuri kehidupan ini….
Maaf jika saya lancang berkomentar .. Saya hanya lulusan SMA…