Hai sayang, lelah ya? Sama, aku juga…
Kemarin saat segalanya masih terasa indah, hari-hari kulewati dengan senyum yang cerah, dengan hati yang berbunga-bunga dan dengan rasa bahagia yang senantiasa membuncah. Kemarin, saat semuanya masih baik-baik saja, saat kita masih mampu berkomunikasi tanpa jeda, saat semua hal kita bicarakan dengan nyaman tanpa perlu takut kehilangan. Ya, itu kemarin. Saat kamu dan aku masih baik-baik saja. Sekarang aku begitu lelah menghadapimu, sekarang aku bahkan sulit bicara padamu. Kita seperti bukan pasangan, tapi hanya teman.
Kotak rinduku sudah begitu penuh, tapi kau acuh…
Kamu tahu rasanya menahan rindu? sakit. Kamu tahu rasanya diacuhkan? kesal. Kamu tahu rasanya tak dihargai? perih. Semua itu sedang aku alami saat ini, rasa-rasanya ingin pergi tapi tak rela melepas hubungan yang kita awali dengan indah. Rasanya ingin menyerah karena sudah begitu lelah, tapi kau selalu menahanku pergi karena alasan cinta. Ya, cinta. Yang selalu kau sebutkan saat aku ingin berpisah, tapi tak pernah kau tunjukkan saat maaf sudah kau terima. Semua maaf yang kuberi terasa percuma, semua kesempatan untuk berubah seperti hanya isapan jempol belaka. Tak ada, kita tidak memperbaiki apa-apa.
Kita hanya sedang menunda perpisahan, bukan ingin bertahan…
Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang kita pertahankan? Kita sudah tidak saling mengerti, kita sudah saling menyakiti. Bahkan rasa sayang sudah tak bisa aku rasakan lagi. Semuanya sudah begitu hambar, dan kita sudah lelah berjuang. Aku sudah lelah terus menerus kau buat kecewa, aku sudah lelah menangis dan berpura-pura bahagia. Aku benar-benar sudah lelah dengan hubungan ini. Sudah tidak ada yang bisa kita pertahankan lagi, semuanya sudah kau hancurkan tanpa kau sadari. Rasa sayangku, rasa peduliku, dan perjuanganku. Kita hanya sedang menunda perpisahan, bukan benar-benar ingin bertahan.
Kini aku akan melepasmu, carilah kebahagiaanmu yang baru, begitupun aku…
Sayang, rasanya begitu sakit harus merelakan hubungan yang kukira akan menjadi akhir dari pencarian. Rasanya begitu perih saat harus mengakhiri segala yang kita mulai dengan banyak harapan. Tapi aku bisa apa? Saat hubungan ini sudah tak lagi membuatku bahagia, dan kamupun pasti merasa tak nyaman karena kita terus menerus bertengkar tanpa penyelesaian. Mungkin kita butuh waktu, mungkin kita butuh jeda untuk membahagiakan diri masing-masing dan tak terikat satu sama lain. Karena aku percaya, kalau kita memang jodoh, jalan kita akan mudah. Karena aku percaya, kalau kamu memang untukku, kita akan kembali dalam keadaan yang lebih baik lagi. Bukan seperti ini.
Aku pamit, mari kita kejar kebahagiaan kita sendiri.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”