Aku Maafkan Semua Salahmu tapi Tidak untuk Bersama Kembali

Sebab hatiku tak sekuat batu karang yang terus dihempas badai namun tetap kokoh.



Seperti sebuah kebiasaan. Menyakitiku adalah hal biasa bagimu. Kamu terlalu sepele mengartikan setiap maaf yang kuberi. Dan cukup aku tidak ingin menjadikan ini kebiasaan yang terus memaklumi kesalahan-kesalahanmu. Belajarlah menjadi laki-laki yang bertanggungjawab. Berhentilah  menganggap air mataku sebuah lelucon. Amarahku suatu hal yang tak begitu kau hiraukan. Tangisku bukanlah gurauan. Kita bukan lagi anak kemarin sore yang sedang bersenang-senang. Kita dua orang dewasa yang sedang menjalani sebuah hubungan serius. Aku bukan anak remaja yang bersama hanya untuk kesenangan semata.

Advertisement

Aku menjalin kasih bersamamu demi membangun sebuah rumah tangga. Namun kamu sepertinya tidak sejalan denganku. Kamu masih sibuk dengan duniamu. Aku tidak melarangmu mengejar mimpimu, mengapai posisi tertinggi dalam karirmu. Aku bangga padamu. Pada apa yang kamu raih. Kamu yang dielukan. Parasmu wibawamu tutur katamu di hadapan banyak orang selalu jadi pujian.


Rumah tangga macam apa yang akan aku lalui bersama lelaki tak bertanggungjawab sepertimu. 


Yang ucapannya saja tidak dapat dijaga. Yang kebaikannya hanya sandiwara. Aku tidak mampu lagi menerima semua sikap kekanakanmu. Keangkuhanmu yang setiap hari semakin pongah.

Advertisement

Berkali-kali kamu membohongiku. Menghujatku sesukamu. Menganggap aku bodoh dan tidak tahu apa-apa.  Dan selalu berakhir dengan aku yang memaafkanmu.

Berkali-kali kamu membodohiku , menusuk hatiku dengan belati lewat setiap kata yang keluar dari mulutmu.  Bodohnya aku terus memaafkanmu.

Ya begitu naifnya aku. Begitu lemahnya hatiku. Memakan semua rayuanmu. Percaya sepenuh hati kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama. Namun lagi-lagi aku tertipu.

Advertisement


Kamu terus berulah. Tidak pernah menganggap hubungan ini penting. Keangkuhan sudah tidak tertolong. Tidak ada lagi kasih dalam ikatan yang kita jalani. Aku dan hubungan kita tidak ada dalam rencana masa depanmu.


Maaf aku mundur. Aku memang tidak sesempurna wanita-wanita yang mengelilingimu. Aku memang tidak semenarik teman-temanmu. Aku tidak bisa masuk dalam circle kehidupanmu.

Pergilah bersama orang-orang yang selevel denganmu. Aku tidak bisa menjadi oranglain untuk bisa masuk dalam lingkar pertemananmu. Semoga kamu menemukan perempuan yang lebih menarik dan lebih baik dariku. Hatiku sudah cukup menahan segala ketidaknyamanan ini. Lebih baik kita berpisah.


Aku hanya merindukan laki-laki yang dewasa yang memperlakukan aku dengan lemah lembut, lelaki yang bertanggungjawab untuk kelak ku jadikan pendamping hidup dan itu bukan kamu.


Tenang. Aku terima maafmu. Ku maafkan segala salahmu yang melukai hatiku. Namun maaf aku tidak bisa kembali bersamamu. Apapun janjimu. Meski kamu memohon sekalipun. Maaf hatiku tidak sekuat batu karang yang tetap kokoh dilautan meski diterjang ombak bertubi-tubi.

Ucapanmu selama telah membuatku mati rasa.

Sudah ya kita jalani hidup sendiri-sendiri. Jika kelak kita berpapasan disuatu keadaan berpura-puralah tidak mengenaliku. Sebab aku akan bersikap sebagai orang asing. Ya sesakit itu hatiku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka Arunika - Penikmat Swastamita