Karena bisa berkenalan denganmu adalah jawaban doaku dari Tuhan.
Sebelumnya aku tak pernah menyangka akan berkunjung ke kotamu. Kota di mana ku temui begitu banyak hal menakjubkan. Berjumpa dengan begitu banyak orang baik. Mulanya aku menemui cemas dan kalut akan bagaimana bisa aku menjalani hari-hariku di tempat yang begitu jauh dari kampung halamanku. Namun, berkunjung di kotamu ku percaya adalah rencana terbaik Tuhan untukku.
Medan. 08 Mei 2017,
Perjalanan terjauhku dari rumah. Kotamu.
Aku membasuh wajahku terlebih dahulu sebelum ku jumpai rekan kerja yang menjemputku hari itu. Aku hanya ingin terlihat baik meskipun aku tengah membawa hati yang tak karuan. Aku sampai di kantor sudah hampir sore, padahal aku berangkat pagi hanya saja perjalananku ke kotamu sangat melelahkan dan memakan waktu.
Aku sebenarnya bersyukur kepada Tuhan membawa ku ke kotamu. Dari awal niatku hanya ingin pergi jauh agar seseorang yang tak ku inginkan tidak lagi bisa menjumpaiku. Ke kotamu, aku berharap bisa melupakan pahit yang ada, mengikhlaskan pengkhianatan yang dilakukan seseorang yang begitu ku sayangi. Dulu. Sebelum aku menyadari menyayangi seorang pengkhianat adalah hal terbodoh yang pernah ku lakukan.
Aku mulai menikmati keadaan di sekelilingku, di kotamu. Ada rasa nyaman yang aku sendiri tidak pahami, mengapa kotamu? Kota yang baru ku tinggali beberapa hari sudah membuat seperti tinggal di kampung halaman sendiri?
Tanjung Morawa. 14 Mei 2017,
Aku menemui Tuhanku di minggu pagi di rumah-Nya. Di akhir saat teduh, doaku pagi itu aku melihatmu sedang asik bersama teman-teman pemusikmu, aku pun lalu mengaminkan doaku lagi kala itu. Aku pulang dengan sukacita, bagiku melihatmu di gereja kala itu adalah jawaban Tuhan untuk segala kecemasanku.
Aku kembali merutuki hari, mengapa Minggu begitu lama ku jumpai. Betapa akhirnya hari Minggu selain menjadi hariku menjumpai Tuhanku juga menjadi hariku melihatmu. Menjadi hari yang aku tunggu selain tawaran weekend untuk sejenak rehat dari hiruk-pikuk kantor juga jadi hari aku bisa senyam-senyum sendiri dari bangku kelima tepat di depanmu di gereja.
Gereja Methodist. 04 Juni 2017
Minggu ini, aku berhasil mencuri waktu untuk memotretmu di tengah pelayananmu bermain organ. Aku begitu girang bisa mendapatkan potretmu, yang sengaja ku ambil focus ke semua pelayan gereja takut kakak di sampingku mengetahui hatiku kala itu. Kamu tahu? Kamu alasanku menjumpai Tuhan lebih sering. Setelah, beberapa tahun aku selalu di buat sungkan untuk sekedar berbagi cerita pada-Nya melalui doa panjangku.
Kamu tahu? Bahwa semesta sedang mempermainkan kita. Hanya saja kita terlalu polos untuk menyadarinya. Terlalu fokus dengan dunia kita tanpa memperhatikan gerakan-gerakan semesta yang ingin menyadarkan kita bahwa bertemu denganmu tidak hanya di hari "MINGGU".
Indomaret Ayahanda, Mei 2017
We meet again? Yeay. Kami bertemu. Sayangnya, aku masih tidak sadar orang yang menawarkan aku klik indomaret adalah orang yang sama dengan yang selalu ingin ku jumpai di hari Minggu.
Semesta semakin gemas untuk membuatku sadar, kamulah orang yang sama yang selalu ku bawa dalam doa malamku. Di mana aku meminta Tuhan membuatku bisa mengenalmu. Doa yang tidak muluk-muluk cukup menjadi bagian dari cerita hidupmu.
Indomaret Mandala Bypass, Mei 2017
Aku setelah melakukan pekerjaanku harus ikhlas menerima kenyataan kembali singgah ke toko yang aku kunjungi pagi itu. Malamnya, aku sudah terlalu letih setelah seharian menjelajah Medan. Tetapi tetap harus kembali berada di toko saat Grand Opening, dengan malas ku seretkan kaki ku memasuki toko mengikuti atasanku yang sudah sigap mengambil keranjang belanja. Dengan ogah-ogahan ku telurusi sepanjang lorong rak toko sekedar mengusir kebosanan. Tak berapa lama, kamu menghampiriku. Semesta kembali menunjukkan aksinya. Kita kembali bertemu.
Dengan malasnya, ku ladeni saja semua ocehan penawaran produkmu. Aku hanya ingin cepat pulang saja saat itu. Aku terlalu lelah. Tetapi, saat kamu menggoceh sembari tertawa kecil aku teringat guratan pemilik senyum yang selalu ingin ku jumpai setiap Minggu.
Aku terkesiap. Mengamatimu pelan lalu mulai memberanikan diri bertanya padamu, "Abang, pianis di gereja Methodist?" Lalu kamu terdiam sejenak dan segera mengiyakan.
That's really? Semesta terkadang sebercanda itu. Kamu orang yang sama yang ku jumpai setiap Minggu, yang selalu berpas-pasan denganku saat ke toilet, masuk ruangan, bahkan saat aku hendak keluar lobi kantor. Rasanya lucu. Buat apa aku begitu heboh setiap Minggu? Kalo bertemu denganmu bisa ku lakukan tanpa sengaja setiap hari kerja?
Medan. 02 Juli 2017
How can? Tuhan mempermudah segalanya. Hari itu aku berada tepat di balik punggungmu. Kita berdua menyusuri jalan panjang tanjung Morawa-Medan-Tanjung Morawa. Jika Tuhan begitu baiknya, ingin ku sematkan kembali doa, "Biarkan saja moment indah ini tidak berlalu sekejap saja."
Kantor, 07 Juli 2017
"Kak, mau ikut aku ke berastagi sabtu besok?" Sebuah message Whatsapp muncul darimu. Sebuah ajakan yang aku tanggapi seperti ajakan nikah , girangnya tak karuan.
Dari cara Tuhan mengabulkan doa, mungkin doaku di kabulkan dengan dua cara Menunggu dan Dikabulkan. Aku di buat-Nya menunggu hingga waktu yang tepat datang sekaligus mengabulkan doaku. Mengenalnya dan menjadi bagian dari cerita hidupnya.
Tanjung Morawa, 06 Agustus 2017.
Besok adalah hari di mana aku harus beranjak dari kotamu. Meninggalkan kamu lalu bergegas kembali singgah ke kota lain. Tetapi, sejauh apapun aku pergi, kotamu tetaplah menjadi tempatku ingin kembali. Sebanyak apapun kota yang aku singgahi, selalu kotamu tempatku ingin tinggal dan menetap. Karena di kotamu lah, aku mendapatkan kamu. Seseorang yang dengan mudahnya membuatku lupa akan pahit sebuah pengkhianatan, yang memberiku obat penawar luka hati.
Kamu adalah seseorang yang memintaku menjadi bagian hidupmu tanpa menunggu anggukan setuju dariku. Karena tanpa persetujuanku pun kamu dengan yakinnya percaya aku akan menyambut ajakanmu.
"Mulai hari ini kita pacaran ya!" Bisikmu. Lalu bergegas pulang dan meninggalkanku dengan sisa suara deru motormu.
Yah, dan mulai besok kita berjarak ribuan kilometer.
Selamat menjalani hubungan jarak jauh. Katamu, "Aku tak pernah menjalani hubungan sepert ini, tapi denganmu aku akan menjaga komitmen yang kita buat."
"Berdoalah, Suatu hari aku akan menjemputmu pulang di kotamu!" Ungkapmu.
Waktu dan jarak selalu menjadi pemupuk rindu yang jitu, semoga kelak temu menjadi penuntas yang ampuh.
Dariku yang menunggumu menjemputku pulang,
NCU.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”