Kita Sebaiknya Jangan Bermental Seperti “Pentol Korek”

Kamu tahu pentol korek, gak? Iya. Korek yang dari kayu. Kalo mau dinyalain, harus digesek dulu. Iya, itu pentol korek. Digesek sedikit, langsung nyala dan terbakar. Itu cuma simbol, buat orang-orang yang mudah terbakar. Atau membakar diri. Entah, atas sebab atau soal apapun. Agak wajar sih, namanya juga pentol korek. Ada kepalanya. Tapi gak ada otaknya.

Advertisement

Coba deh, kamu amati. Di sekeliling kita. Atau dekat kita. Bisa jadi, sekarang juga banyak orang yang mentalnya kayak "pentol korek". Kegesek sedikit udah langsung kebakar. Emosian kalo kata orang. Bawaannya mau marah-marah mulu. Gak tua, gak muda. Gak pendidikan tinggi, gak pendidikan rendah. Banyak yang kayak pentol korek. Mudah emosi, mudah marah-marah lalu menyalahkan orang lain. Serem juga ya.

Lha kok, kayak pentol korek?

Iya, karena dikit-dikit marah. Dikit-dikit komplain. Ada aja yang dipersoalkan. Soal sepele aja dibikin besar, apalagi soal besar bisa dibikin kayak mau kiamat kali. Pergi ke dokter, pasiennya banyak ya terpaksa ngantre. Karena gak biasa ngantre, marah-marah. Jalanan tiap hari macet dan emang harus lewat situ, bawaannya gak mau terima dan teriak melulu jalanan macet. Terus emang mau gimana lagi dong?

Advertisement

Naik bus jam pulang kantor, penuh sesak malah marah-marah. Dibecandain dikit urusan politik atawa personal, langsung gak terima. Sensitif banget. Nagih utang, yang ngutang minta tenggat waktu, ngomel-ngomel 7 hari 7 malam. Terus mau gimana lagi dong?

Kayak pentol korek. Cuma soal kecil saja, udah langsung terbakar.

Advertisement

Kehilangan uang atau dompet. Padahal karena lupa naruh dimana. Dicari kagak, semua orang ditanyain. Udah setengah jam gak ketemu, marah-marah. Pas lagi sholat, baru inget ternyata lupa naruh. Duh, pucing pucing pucing. Itulah manusia pentol korek.

Entah karena udah dunianya. Atawa sudah terlalu sibuk. Banyak oorang sekarang mudah marah-marah. Kayak pentol korek, kegesek sedikit saja udah emosi gak kepalang tanggung. Serem banget. Makanya wajar, penyakit stroke, serangan jantung, atau depresi tumbuh sangat pesat. Karena pengidapya, hampir sebagian besar tukang marah-marah. Kayak pentol korek.

Kenapa bisa kayak pentol korek? Gak tahu deh. Tanya aja sama pentol korek. Gimana gak semakin berat hidup kita kalo sedikit-sedikit maunya marah. Apalagi gara-gara hal-hal kecil. Kenapa sih gak dibikin rileks aja. Ya kalo gak mau rileks, kan bisa dibawa senyum aja. Atau anggap saja perbedaan sebagai sesuatu yang indah. Syukur-syukur dimaklumi dan dimaafkan saja.

Enak aja, emang sebagai manusia gak boleh emosi?

Iya boleh dong. Masa gak boleh. Otak-otak siapa, hati-hati siapa. Kan punya sendiri, silakan saja. Lagipula, emosi juga kan bagian dari hidup kita. Cuma jangan terlalu emosi saja, apalagi sampe gak rasional. Kasihan pikiran dan badan kita.

ADVERTISEMENTS

Beda pilihan, beda pendapat terima saja. Kita kan gak bisa maksain orang lain. Gak usah kayak pentol korek api, bawaannya mau ribut melulu.

Hidup kita kan gak lama. Buat apa buang-buang energi untuk urusan yang gak penting-penting amat. Rileks aja sambil mengikhlaskan semuanya. Kan masih banyak kebaikan yang bisa kita perbuat. Hidup ya emang begitu adanya. Seperti ketika BURUNG hidup, ia makan semut. Tapi ketika burung mati, SEMUT yang makan burung. Terus mau gimana lagi dong …. #SalamPentolKorek

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pekerja alam semesta yang gemar menulis, menulis, dan menulis. Penulis dan Editor dari 28 buku. Buku yang telah cetak ulang adalah JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, dan Antologi 44 Cukstaw Cerpen "Surti Bukan Perempuan Metropolis". Konsultan di DSS Consulting dan Dosen Unindra. Pendiri TBM Lentera Pustaka dan GErakan BERantas BUta aksaRA (GeberBura) di Kaki Gn. Salak. Saat ini dikenal sebagaipegiat literasi Indonesia. Pengelola Komunitas Peduli Yatim Caraka Muda YAJFA, Salam DAHSYAT nan ciamik !!