Sebuah kebohongan namanya kalau ‘kita selalu jujur’ sama orang lain. Bahkan sama keadaan saja kita seringkali tidak bisa berlaku jujur. Ada begitu banyak kontradiksi antara kata hati dan nalar. Apapun alasannya.
Tapi konteks jujur di sini bukan berarti berbohong. Bukan berarti berdusta. Bukan berarti berkilah. Bukan berarti membual. Bukan berarti mengada-ngada. Jujur di sini berarti mengatakan yang sebenarnya. Karena setiap manusia punya rahasia-rahasianya sendiri. Menutupi keadaan yang sebenarnya. Tidak menampilkan apa-apa yang sebenarnya kita rasakan. Tidak mengutarakan apa-apa yang sebenarnya ingin kita bicarakan.
Bahkan, kita bisa berlaku beda di hadapan beberapa orang. Pada seorang sahabat, kita bisa menampilkan sisi keterbukaan kita. Pada seorang teman, kita bisa menampilkan sisi ceria kita. Pada seorang sahabat, kita bisa cerita panjang lebar soal banyak hal. Pada seorang teman, kita tidak bisa berlaku demikian. Pada seorang sahabat, kita bisa berbagi isi pikiran kita tentang kegaduhan dan gemuruh seluruh perasaan dan pikiran kita, tapi kita tidak bisa melakukan hal yang sama pada seorang teman. Ini bukan berarti kita punya banyak kepribadian. Tapi kembali lagi pada kenyataan bahwa kita punya rahasia-rahasia sendiri yang tidak bisa kita bagi ke semua orang yang kita kenal dan semua orang yang kita temui.
Rahasia-rahasia tentang perasaan. Rahasia-rahasia tentang pikiran. Rahasia-rahasia isi hati. Rahasia-rahasia yang hanya kita bagi pada orang-orang tertentu. Rahasia-rahasia yang kita pendam sendiri. Rahasia-rahasia yang membuat hati kita bergejolak. Rahasia-rahasia yang membuat isi kepala kita bergumul. Rahasia-rahasia yang membuat kita lebam di dalam. Rahasia-rahasia yang membuat kita tampak berbeda. Rahasia-rahasia yang membuat kita ceria. Rahasia-rahasia yang membuat kita sedu sedan. Rahasia-rahasia yang tidak ingin kita ceritakan pada dunia. Rahasia-rahasia yang hanya kita curahkan pada Tuhan.
Manusia itu rumit. Sangat rumit. Dengan orang yang tinggal serumah sama kita bisa jadi tidak mengetahui apa saja yang kita rahasiakan. Sebaik-baiknya menyimpan rahasia. Lalu, bagaimana bisa orang lain yang hanya bertemu kita dengan frekuensi yang minim, lantas mereka bisa men-judge kita dengan begitu mudah?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.