Aku pernah melewati masa itu. Masa dimana aku pernah berusaha untuk masuk kedalam hatimu. Hatimu yang tidak pernah bisa menerima diriku itu.
Kata mereka, "Jatuh cinta kepada orang yang tidak bisa dimiliki, untuk apa? Itu hanya membuang-buang waktu" aku hanya bisa tertawa mendengar itu.
Mungkin menurut mereka, mencintai orang yang tidak bisa dimiliki adalah membuang-buang waktu. Tetapi menurutku pribadi, perasaan tidak bisa diatur seperti tombol nyala atau mati. Ketika kamu mencintai orang itu memang tumbuh dari perasaanmu sendiri, tidak bisa kamu mengatur dengan menyalakan tombol tersebut. Dan bagaimana jika orang yang kamu sukai, mematikan tombol tersebut disaat kamu mencintainya?
Mencintai orang itu bisa menjadi pelajaran yang sangat berarti disepanjang kehidupan. Pelajaran yang bisa mengartikan bahwa 'oh ini yang namannya cinta. Jika tidak kuat, tidak perlu untuk dipaksakan untuk mencintai. Biar ini jadi pelajaran agar tidak terulangin kepada orang baru'.
10 bulan, 315 hari, 42.9 minggu, 7.200 jam, 432.000 menit, 25.920.000 detik kita lewati bersama, dan rasa sakit itu luar bisa. Tidak mengira bahwa kita hanya 10 bulan bersama. Tidak terasa ya, kamu pergi dengan separuh hati mu yang aku ambil secara diam-diam disini.
Setangkai bunga mawar merah menjadi saksi kita. Saksi dimana aku pernah ingin mengikat janji untuk tetap bersama denganmu hingga akhir nanti, namun janji itu tidak akan pernah terjadi, karena aku yang membiarkan kamu pergi untuk mengejar cita-citamu dan wanita mu.
Terdengar sakit bukan? Hahaha aku sudah biasa dengan hal-hal seperti itu, sejak kapan sih aku bisa dapatkan orang yang aku impikan? Mungkin Negara air harus mulai menyerang kepada Negara tanah agar bisa menumbuhkan benih-benih tanaman di hatinya. Itupun yang tumbuh benih tanaman, bukan cinta.
Terdengar tragis? Pasti. Aku hanya terlalu lelap dalam harapan, sehingga semua ini terjadi kepada diriku.Â
Aku berharap, aku bangun dari mimpiku sekarang. Berharap menyadari semua itu hanyalah mimpi dan tidak akan pernah terjadi di kehidupanku.Â
Aku ingin berkata padamu, 'Aku menemukan laki-laki yang bisa menjaga dan mengerti perasaan aku begitu pun aku sebaliknya. kamu apa kabar? Sudah bisa menemukan orang yang mencintai kamu setulus aku tidak?' Berusaha untuk sombong dan berkata bahwa aku sudah memiliki yang baru.
Jika seandainya ada yang bisa menggantikan dirimu dihatiku, mungkin sekarang dirimu sudah tidak ada dibenakku, dan dihatiku.
Malam ini, kita berkumpul bersama. Merayakan hari terakhir kita dibawah indahnya sinar bulan, dengan setumpuk api unggun, dengan jaketmu yang berada di bahuku dan pelukan hangat.
Sudah saatnya aku belajar mengikhlaskan mu untuk yang lain. Kamu yang ingin mengakhiri bukan? Untuk apa aku larut dalam tangisan yang tidak berguna lagi dihadapanmu.
Tidak ada pesta yang tidak berakhir. Tidak ada perasaan yang tidak berakhir. Tidak ada pertemuan yang tidak berakhir. Terima kasih untuk 10 bulan yang sangat indah. Selamat tinggal senja yang menyinari hari-hariku, senyuman yang menghiasi hidupku, dan tatapan yang membuat aku menyadari bahwa aku tidak bisa menjadi milikmu.
Pergi saja, tidak perlu menyuruh orang lain untuk menjaga diriku, aku bisa menjaga diriku sendiri. Tidak perlu takut sayang.Â
Jaga diri baik-baik ya disana, semoga kelak kita dipertemukan dengan keadaan baik-baik saja dan aku tidak memiliki perasaan yang sama seperti ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”