Kisahku Menemukan Dunia Menulis yang Punya Ragam Manfaat

Saat ini dunia sedang beralih dari era industri menjadi era informasi. Dimana telah bergelimpangan beragam informasi, yang kemudian mudah untuk diakses oleh kita, contohnya ketika berkunjung ke mesin pencarian Google.

Advertisement

Ketika pandemi Covid-19 masuk ke tatanan dunia tempat kita berada, tingkat pencarian informasi semakin besar. Entah itu untuk mencari pengetahuan tentang cara menghadapi virus, menemukan pekerjaan dan pendidikan, sampai hiburan yang mengobati rasa takut.

Pada April 2020 lalu, tepat di awal masa pandemi, seorang teman mengirimkan informasi kelas belajar menulis lewat sosial media. Aku yang mengingat bahwa saat sekolah dulu pernah menulis sesuatu yang membuatku bangga, berhasil membentuk kepercayaan tinggi agar ikut kelas belajar menulis tersebut.

Ada dua sebab lainnya mengapa aku memiliki kepercayaan yang tinggi, yang pertama karena sejak kecil aku cenderung suka berimajinasi, dan saat dewasa merasa sadar bahwa semua kebaikan di dalamnya lebih baik segera dituliskan. Sementara yang kedua, dilandaskan pengalaman menyibukkan diri dalam menapaki jalan dakwah, dimana jalan ini berhasil mendoktrinku untuk gemar berbagi kebaikan pada orang banyak. Sehingga ketiga sebab ini berhasil membuatku berikrar dan merelakan diri menyematkan hidup sebagai seorang penulis.

Advertisement

Mengikuti waktu dan proses, banyak hal baik yang aku temukan di dalam kelas ini. Mulai dari menanam mindset, berikrar sebagai penulis, mengetahui dasar kepenulisan, mengerjakan tugas, dan klimaksnya membuat sekumpulan cerita bersambung. Cerita yang dibuat adalah genre fiksi, dan ini adalah pengalaman pertamaku menulis sebuah cerita dengan alur yang panjang. Pada akhirnya aku berhasil lolos semua proses belajar, dan mendapatkan banyak sekali ilmu, teman, dan tentu pengalaman.

Tak cukup, selanjutnya aku bergabung komunitas kepenulisan yang fokus mengukir kata dalam genre fiksi. Di dalam komunitas aku mencoba menulis cerpen antologi untuk pertama kalinya. Dari sini merasakan nikmat menjadi penulis cerpen yang merajut kisah mulai dari percintaan, horror, sampai persahabatan. Semua kurasa asyik sekali. Berteman dengan orang-orang yang sefrekuensi, gurauan dan candaan menghiasi tiap harinya di grup kami. Bukan hanya ikut komunitas saja, tetapi berulang kali aku ikut kelas belajar menulis lainnya, dengan alasan agar semakin kokoh kemampuan dalam menulis yang tentunya diharapkan bermanfaat bagi diri dan orang banyak.

Advertisement

Mengiringi semangat belajar menulis, aku tergoda pada sebuah perusahaan yang menawarkan kerja sebagai reseller. Mereka memberi pemahaman bahwa dalam dunia digital, cara beriklan sudah lebih mudah. Salah satunya dengan merangkai kata lewat tulisan yang menjual. Dimana ini disebut sebagai tulisan copy atau tulisan yang bertujuan sebagai promosi produk/jasa.

Karena masih tergolong sebagai aktivitas menulis, maka aku memberanikan diri belajar berbisnis dengan menjual produk buku perusahaan di atas sebagai seorang reseller yang tentu memanfaatkan teknik tulisan copy atau disebut teknik copywriting.

Mengikuti hari sebagai reseller dan penulis cerpen, aku merasa dunia fiksi tidak merepresentasikan diriku yang kubangun pada beberapa tahun sebelumnya. Aku yang aktif dalam dunia dakwah yang bernuansa intelektual dan cukup jauh dari kisah-kisah imajinasi, berniat melabuhkan diri ke dunia non fiksi. Namun tetap menjalankan profesi sebagai reseller.

Selanjutnya aku mencoba masuk kelas-kelas belajar khusus membuat artikel. Kemudian juga tersadar bahwa salah satu website untuk blogging membuat artikel sesuai dengan jurusan kuliah yang diampu. Yaitu WordPress, dimana WordPress bernuansa website yang secara pengetahuan aku sudah belajar dasar-dasarnya saat di kampus. Sebagai perealisasiannya, kini aku aktif menulis artikel di media terlebih dulu untuk mengencangkan otot menulis, salah satunya di Hipwee. Tentu sambil berusaha memacu diri agar bisa konsisten pada apa yang direncanakan agar dapat sukses di dunia kepenulisan. Karena kusadar bahwa hidup itu kita yang berperan, bukan orang lain.

Akhir kata. Berkat pencarian informasi mengenai menulislah, aku tau bahwa menulis itu berarti mengukir sejarah terhadap diri sendiri, berbagi kebaikan, menginstropeksi diri, mendapatkan rezeki, mencari relasi, dan menambal amal jariyah untuk selamat di hari nanti.

Selamat mengarungi dunia penuh imajinasi dan kebaikan ini, ya, wahai pejuang jalan sunyi (penulis)!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa akhir yang sedang mengembangkan diri dalam dunia kepenulisan dan bisnis online