Kisah ini diambil dari seorang netizen dengan nama Hotmaria Ompusunggu. Ia sengaja membagikan kisah kegagalan pernikahannya akibat perbedaan yang tak bisa dikompromikan lagi.
“Inilah salah satu bagian hidup yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidupku. Putus cinta, patah hati, sudah jadi hal yang berulang dalam hidupku. Kukira aku terbiasa, tapi ternyata yang kali ini cukup membuatku sangat hancur. Tapi Tuhan tetap tolong. Tuhan tetap menopang dan menguatkan, asalkan kita berserah dan percaya sepenuhnya padaNya." Tulisnya sebagai pembuka.
Hai, apa kabar? Akhirnya kuputuskan utk post foto pertama di Instagram baru ini. Tadinya sesuai dgn kebaharuannya, aku ingin post semua ttg hidup baruku. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Sebenarnya ingin post di tanggal yang tepat nantinya, tapi terlalu lama aku bersembunyi dan pura-pura tegar. Biarlah ini jadi caraku untuk mengikhlaskan dan bangkit memulai lembaran baru di hari pertama di minggu yang baru, seminggu setelah tidak ada lagi “kita”.
Tanggal 6 Mei 2017 nanti seharusnya jd hari sakral untukku dan pasanganku yang lalu. Hari pernikahan kami. Hari yang sangat ku tunggu-tunggu. Semua hal sudah disiapkan. Waktu itu. Iya kemarin itu. Aku sudah lihat cincin kami walau hanya lihat foto, tinggal tebus saja. Cantik. Bagus sekali. Jasnya pun tinggal dipaskan, songket pun sudah terjahit rapi sekali. Ya sudah semua. Tidak perlu untuk diceritakan apa alasan sampai akhirnya hubungan kami berakhir. Yang aku ingin bagikan di sini adalah Mencintailah sekuat kamu bisa mencintai. Berjuanglah lebih kuat dari kemampuanmu berjuang. Bersabarlah semampumu bersabar.
Mencintailah sampai kau jadi orang paling bodoh dalam mencinta. Kata orang sih jangan. Tapi banyak orang lebih memilih mencintai dengan bodoh daripada kehilangan orang tersebut. Apalagi jika sudah persiapan nikah, biasanya tetap lanjut saja karena ‘terlanjur jauh’. Tapi Tuhan gak pernah tidur, apapun caraNya, Dia bisa menyatukan bisa pula memisahkan.
Pasanganku tidak buruk. Dia tampan.
Aku sayang sekali padanya, bahkan sampai detik ini. Aku sangat mengasihi dia lebih dan kurangnya. Aku pun percaya dia sayang sekali padaku. Dia selalu menjagaku. Omelannya kalau bajuku kurang sopan pun selalu membuat aku merasa diperhatikan olehnya. Pendiam, tapi nggak akan berhenti bicara kalau sudah ingin bicara. Suka pura-pura nggak lapar, padahal nanti makannya bisa berkali lipat porsinya.
Cool banget kayak kulkas, kaku seperti kanebo kering, itu sebutanku untuknya. Aku merasa sangat bahagia ketika aku berhasil membuatnya tertawa. Demi Tuhan, aku sangat menyayanginya.
Hanya saja kami tak kunjung cocok sampai menjelang pernikahan kami. Sangat sakit pilihan itu, tapi ya banyak hal yang tidak bisa diceritakan. Bukan main-main sampai kami bisa memutuskan menikah, tapi entahlah, Tuhan izinkan semua terjadi sampai aku menyerah. Ya aku berhenti dan menyerah.
Bukan sesaat aku putuskan untuk menyerah, namun benar-benar di saat aku merasa sudah lelah dan sudahlah aku tak sanggup lagi untuk bertahan. Aku percaya kekuatan itu dari Tuhan, dan ketika aku tak berdaya lagi mungkin di saat itulah aku harus berhenti dan menyerah. Salahku? Ya salahku yang tak berdaya untuk mempertahankan hubungan kami.
Hai kamu yang pernah menjadi calon suamiku. Aku masih merindukanmu hingga hari ini.
Kunikmati memandang wajahmu terakhir kali saat kau berbesar hati datang ke rumah untuk terakhir kalinya. Pamit dan bicara baik-baik kepada Mama. Semua fotomu yang kuabadikan sengaja maupun sembunyi-sembunyi pun masih lengkap di hpku, belum mampu untuk menghapusnya. Aku ingat sekali setiap momen apa saja di setiap foto itu. Karena setiap waktu denganmu itu berharga.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
jangan klikbait laaaah hipwee
alhamdulillah.. sujud syukur gak jd sm tuh mantan. ketauan gak tanggung jawab sejak awal. kl dah berumah tangga ditinggal begitu aja lebih parah sakitnya..
Nita Juke baca kem
Saya juga mengalami sama seperti cerita diatas
Gagal nikah yg aturannya bulan maret 2017 ini
Tiba2 januari 2017 tepatnya jam setengah 9 malam dia nelpon dan minta mengakhiri semuanya
Dengan alasan ortunya sudah sakit2tan padahal ortunya sehat
Dan, alasan untuk merawat ortunya
Trus, setelah itu saya bilang ** gak bisa gitu kan kamu datang kejambi (mantan say orang jakarta ) trus dia bilang gk bisa kita gk akan pernah datang
Setelah itu tampa sadar saya teriak dan ortu saya bingung
Lalu, saya ceritakan semuanya
Ortu saya mencoba untuk menguatkan saya
Saya sakit dan gak kerja selama 3 hari
Setelah , selalu dinasihatin akhirnya saya bangkit
Namun, setelah 1bulan kemudian dia datang kejambi untuk menjelaskan ke ortu saya
Saya , syok melihat dia saya tahan air mata untuk tidak nangis
Lalu, dia menceritakan semuanya
Kata orang tuaku ( ya… sudah berarti belum jodoh ya kamu lupain ayu jngan ingat dia lagi ) dan, akhirnya dia nangis
Lalu, kami berdua bicara 4 mata kai sambil nangis dan aku pada saat itu masih mengharapkan dia
Namun jawabanya ( tidak bisa karna aku lebih mengutamakan ortu que )
Kenapa kamu dlu bicara sama ortu aku mau nikahin aku
Dan kenapa ortu kmu juga setuju kita nikah
Namun akhirnya seperti ini
Dia, hanya diam
Dan akhirnya aku nangis sampai menjerit
Setelah itu dia pamit mau pulng agar kejakarta
Itulah pertemuankita yg terakhir
Rasa trauma sampai sekarang masih menghantui aku
Hera Maya
yang lamaran aja belum tentu berujung nikah ?
Yg kuat sabar ya to☺
Terus?????
Disayangkan ya, hanya karna beda keyakinan jadi batal menikah..
Kayak nya ortu nya mbak e yakin kalo ada yang lebih baik dr cow e maka ne dibatalkan, sedangkan cow e yakin klo cew setia.. ah balada orang tua saja kayak nya.. sabar buuk sabar
Semoga pada akhirnya kita menikah dengan org yg tepat ya…
Tetap semangat jalani hidup, Tuhan tau apa yg terbaik untuk kita �