Ternyata perpisahan denganmu benar-benar terjadi. Suatu kenyataan berat dalam hidupku kini. Bukan karena sudah tak cinta, bukan pula karena orang ketiga. Aku dan kamu dipaksa berpisah karena berbeda. Suatu alasan yang cukup sensitif sekaligus perspektif. Tak ada yang menginginkan seperti ini. Melepaskan perasaan yang dijaga begitu saja selama ini. Percayalah ini tidak mudah. Aku tak berpura-pura tegar kali ini.
Kubiarkan setiap deraian air mataku yang jatuh semalam-malaman. Sembari kutulis apa saja untuk mengungkapkan perasaan. Kudengarkan beberapa voice note kita sebagai penawar rasa rindu. Tentu saja saat ini hancurnya hatiku tak perlu kujelaskan lagi. Kecewa, marah, kesedihan, serta temannya yang lain kini berhasil menguasai jiwa. Teramat perih rasa sakit yang kuterima atas takdir yang tidak bersahaja. Di sana kamu juga pasti merasakan yang sama. Kehilangan separuh jiwa, serta separuh kehidupan.
Bagaimana hidupku setelah ini? Masih sanggupkah tersenyum saat takdirku tak lagi bersamanya? Butuh berapa lama waktu untuk ku menyendiri?
Menghabiskan waktu sendiri tanpa dirimu lagi. Menjalani hari-hari tanpa semangat darimu lagi. Kini perpisahan yang kita takuti harus kita hadapi. Jujur aku belum siap, dan mungkin sampai kapan pun aku takkan siap. Berserah pada sang takdir dan mencoba menerima jalan yang memang untuk kami lalui. Kita tak pernah saling melukai, hanya saja kita dilukai oleh keadaan.
Akan kucoba menyemangati diriku. Takkan lama kuakan larut dalam kehancuran hati. Secepatnya kucoba untuk menjadi diriku yang ceria lagi. Memang tidak akan mudah, tidak semudah mengapatakannya. Menerima takdirku yang harus melupakanmu padahal kutak mau. Aku tak menyalahkan keadaan, apalagi menyalahkan kamu.
Aku mencintaimu, demikian juga kamu. Aku hargai kamu dengan segala perbedaan yang membina kita menjadi pasangan yang berbeda dari lainnya. Ketika kita memang harus terpisah demi suatu hal tak mengapa asal kamu tetap merasa bahagia. Meskipun bukan aku menjadi alasanmu untuk itu semua. Tetaplah jadi dirimu sendiri jika bersama yang lain. Menjadi pria paling sabar dan lapang dada. Pria yang dengan penuh kelembutan dan yang sangat kucinta.
Karena memang berpisah adalah takdir dari segala perjuangan yang sudah dilakukan bersama. Sedari awal kita tahu bahwa tidak akan mungkin kita bersama selamanya. Tapi tetap saja untuk mempertahankan perasaan yang ada. Dan jika waktu ternyata lebih cepat memisahkan, kita tak bisa perbuat apa-apa untuk mempertahankan.
Terima kasih untuk segala cinta yang pernah ada. Kuakan bersiap untuk esok hari yang lebih baik.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”