Skripsi merupakan hal yang wajib dilaksanakan saat menempuh perkuliahan tingkat Sarjana untuk meraih kelulusan juga gelar yang selama ini diimpikan. Dan setiap mahasiswa memiliki pergumulannya masing-masing dalam proses pengerjaannya.
Begitu juga yang ku alami sebagai mahasiswi semester tingkat akhir jurusan Informatika. Dari pengajuan judul yang ditolak berkali-kali. Di awal, harus mengajukan 3 judul dan aku telah melengkapinya dengan judul prioritas nomor 1 karena hal itu yang sangat ku sukai bahkan aku telah merancang suatu aplikasi pembelajaran. Judul nomor 2 adalah hasil analisis ku ketika melihat suatu masalah dalam sistem perkantoran di tempat kerja ku dengan absensi yang masih manual dan aku ingin membuatnya menjadi online menggunakan aplikasi mobile. Kemudian judul yang nomor 3 mengenai pembuatan game menggunakan RPG Maker adalah judul pelengkap yang ku buat untuk memenuhi persyaratan pengajuan judul skripsi.
Saat mengajukan judul ternyata ditolak karena berbagai hal dan aku bolak-balik untuk pengajuan judul. Melihat teman-teman yang lain sudah membuat laporan bahkan bimbingan, aku pun menjadi iri karena aku masih ditahap mengajukan judul selama 1 bulan tetapi akhirnya ketika mendapatkan pesan WhatsApp dari teman baik ku bahwa judul ku telah diterima. Ternyata judul ku nomor 3 yang di setujui padahal sama sekali tidak menyangka karena judul tersebut hanya ku buat sebagai pelengkap.
Tetapi tidak berhenti sampai di situ untuk urusan judul. Ketika mulai bimbingan dengan dosen pembimbing utama, judul ku harus ganti topik pembahasan karena beliau juga telah melakukan penelitian dengan tema Sejarah untuk SMA Kelas XI dan aku pun mengganti menjadi Fisika untuk SMA Kelas X. Dan hal tak terduga terjadi saat Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sehingga lockdown di berbagai tempat termasuk sekolah-sekolah. Seharusnya aku melakukan studi lapangan di sekolah sehingga aku harus mengganti metode penelitian. Begitu juga dengan kampus yang menutup segala aktivitas dan menjadi bimbingan online.
Rasa ingin menyerah pun datang karena merasa sudah tidak sanggup untuk melaluinya tetapi melihat perjuangan diri sendiri selama kuliah yang tak ingin ku sia-siakan sehingga rasa itu menjadi sirna. Tetap membuat laporan dan melakukan bimbingan online. Kemudian ketika semua telah di accepted oleh dosen pembimbing I dan II tiba pengajuan untuk Sidang Seminar Proposal tetapi harus menunggu. Pada saat new normal mulai diberlakukan tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan. Syukur hasil Proposal disetujui dan bisa lanjut ke tahap skripsi.
Masih menjalin komunikasi dengan teman-teman kuliah walau semua sibuk dengan skripsinya. Saling membantu dan bertukar pikiran tetapi ada juga yang menghujat satu dengan yang lain karena merasa dirinya adalah yang paling hebat. Aku pun dapat cemoohan kalau aku tidak mampu membuat game karena aku bukan seorang pro gamers.
Saat merancang game di rumah, Mama ku melihat dan menganggap kalau aku sedang bermain juga mengeluarkan kalimat yang sempat membuat ku down tetapi aku menganggapnya sebagai perbedaan pendapat ketika Mama bicara “Mama sekolahkan kamu untuk belajar bukan buat main game jadi belajar itu!”. Begitu juga dengan Papa ku yang biasanya tidak pernah menanyakan tentang kuliahku tetapi saat proses skripsi selalu bertanya, “Progress nya sudah sampai mana?” Bahkan setelah tau kalau aku membuat game yang menurut Papa itu tidak ada manfaatnya tetapi bagiku kalau itu karena berbeda zaman saja dulu dan sekarang.
Biasanya keluarga dan teman terutama orang tua menjadi penyemangat tetapi orang tua ku malah meragukan anaknya. Walau pun begitu, aku tetap melangkah maju untuk menyelesaikan skripsi juga gameku. Selasa, 1 September 2020 pun tiba sebagai jadwal Sidang Pendadaran Skripsi ku. Rasa takut dan gugup pun datang sehingga saat sidang aku menjadi grogi tetapi semua itu menjadi perasaan bahagia dan lega karena aku dinyatakan Lulus.
Ketika awal Oktober, aku mendapatkan pesan WhatsApp dari dosen pembimbing I untuk mengikutkan game ku di ajang Lomba Youth Festival kategori Cipta Game untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 92 tahun. Dalam pikiran ku, bisa ikut ajja sudah senang dan tidak terlintas dalam pikiran ku untuk menang tetapi ternyata aku mendapatkan Juara 1.
Kemudian saat Sabtu, 31 Oktober 2020 acara Wisuda yang tanpa dihadiri orang tua karena masih kondisi pandemi, tidak menyurutkan perasaan bahagia kami para wisudawan/ti untuk mengikutinya. Rasa bahagia juga bertambah untuk ku karena aku dinobatkan sebagai Lulusan Terbaik I dengan IPK tertinggi dari antara semua jurusan.
Dan aku bisa membuktikan bahwa dengan semangat tinggi yang pantang menyerah mampu meraih prestasi ketika aku memiliki #MimpiMasaMuda. Tetapi itu semua janganlah membuat ku cepat berpuas diri karena masih banyak mimpi yang harus diwujudkan. Tidak lupa juga kita untuk tetap #SehatSamaSama di tengah situasi Pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia bersama #HipweexNI juga kita dapat mengetahui tips and trik menghadapi kondisi saat ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”