Hayo, siapa yang suka buang sisa makanan yang masih bisa dikonsumsi?
Sekilas, kebiasaan ini memang terlihat sepele dan seringkali dilakukan tanpa sadar. Namun tahukah kamu kalau isu dan permasalahan yang disebabkan oleh sampah makanan semakin bertambah pelik tiap tahunnya?! Sampah makanan atau food waste adalah makanan dibuang karena dianggap sisa atau sudah tidak layak dimakan. Â
Menurut hasil penelitian, konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang food waste terbanyak di dunia. Alhasil, food waste menjadi salah satu permasalahan serius di bidang pangan dan gizi yang harus diatasi oleh berbagai negara. Di Indonesia sendiri, sampah makanan masih menjadi penyumbang sampah terbesar.
Menurut data pengolahan sampah pada tahun 2017-2018 dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah makanan mencapai 46,75% dari keseluruhan jenis sampah di beberapa regional seperti pulau Jawa.
Kita semua berkontribusi menjadi penyebab banyaknya food waste, terutama budaya konsumerisme. Banyak kebiasaan dan perilaku kita yang mengakibatkan terbuangnya makanan, padahal sebenarnya masih bisa dikonsumsi. Entah itu karena sudah kenyang, tidak suka dengan makanannya, tidak tahu cara menyimpannya, atau malas untuk mengolah ulang.
Makanan pun berakhir dengan dibuang atau menjadi basi atau busuk terlebih dahulu dan pada akhirnya akan dibuang juga. Sangat disayangkan, apalagi jika makanan tersebut sama sekali belum dikonsumsi atau dimanfaatkan. Makanya, ada baiknya jika kita mulai memerhatikan kebiasaan dan perilaku tersebut, dan mencoba untuk memperbaikinya agar bisa meminimalisir food waste dari makanan yang kita beli dan konsumsi.
Kenapa sih kita harus peduli terhadap masalah food waste ini?
Ada berbagai dampak dan bahaya yang mengancam jika permasalahan food waste ini tidak tertangani.
Food waste yang menumpuk terlalu lama dapat menyebabkan makanan membusuk dan terdegradasi, sehingga memunculkan adanya gas metana yang menyebabkan meningkatnya pemanasan global dan mempercepat penipisan lapisan ozon.
Selain itu, sampah makanan juga dapat memunculkan air lindi yang berasal dari air hujan yang merembes ke dalam tumpukan sampah. Air lindi mengandung unsur logam berat sehingga menjadikannya air yang berbahaya dan beracun. Air lindi yang meresap ke dalam tanah akan mencemari air minum dan jika masuk ke aliran sungai dapat merusak ekosistem sungai, sehingga pencemaran air lindi dapat mengancam keberlangsungan beragam makhluk hidup.
Makanya, diperlukan kesadaran diri untuk mengatasi masalah food waste. Tidak perlu bingung karena kita bisa memulainya dari hal yang paling gampang dan sederhana, seperti menuliskan daftar belanjaan yang pasti akan kita konsumsi sekalian memeriksa tanggal kedaluwarsanya ketika berbelanja. Mengurangi porsi makanan juga bisa dilakukan untuk menghindari membuang makanan ketika sudah kenyang. Lalu, bisa mencoba menyimpan sisa makanan untuk dimakan keesokan harinya atau untuk diolah kembali.
Untuk yang mau mencoba hal yang baru, bisa juga memanfaatkan sisa sayuran dan buah-buahan menjadi kaldu sayur dan pupuk kompos. Dengan melakukan kebiasaan baru tersebut, kita bisa ikut andil dalam meminimalisir food waste dan mencegah dampaknya yang mengancam lingkungan.Â
Jangan lupa juga untuk memberikan contoh dan membagikan tips pencegahan food waste untuk mendorong orang lain melakukan hal yang sama. Salah satu caranya, kamu bisa ikutan challenge seru yang diadakan Food Cycle Indonesia dan Campaign.com yaitu Challenge Bantu Sesama di #HariPanganDunia2022. Hanya dengan membagikan fotomu menghabiskan makanan atau piring kosongmu setelah makan, kamu bisa ikut menggaungkan pesan penting ini! Untuk info lebih lanjut, klik saja link ini.Â
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”