Masih ingat kapan pertama kali mulai diam-diam tertarik dengan seseorang? Masa-masa remaja nih lekat banget sama mulai ada percikan-percikan rasa tertarik ke lawan jenis. Tentu saja aku merasakan itu juga. Tepatnya ketika awal masuk sekolah menengah pertama. Masa-masa masih polos dan belum mengerti apa-apa. Istilahnya, belum ada bekal saat itu untuk kita paham sebenarnya apa yang lagi dirasakan.
Kita seringkali menganggap perasaan seperti itu barangkali cuma perasaan kagum karena lawan jenis tampan/cantik. Bahkan kita tidak tau sebutan curi-curi pandang, menarik perhatian, cinta monyet, dan sebagainya. Yang kita tau saat itu ada rasa menyenangkan saat melihat seseorang yang membuat kita tertarik.Â
Aku baru sadar ketika sudah menginjak umur 19 ini. Dulu tingkah laku ketika senang sama seseorang benar-benar memalukan. Yang namanya nggak ngerti apa-apa, jadinya kita asal bertingkah laku aja. Ketika seseorang lewat di depan kelas, duduknya auto tegak dan pandangan tidak lepas sebelum bayangan seseorang itu hilang dari jendela. Pura-pura izin ke kamar mandi cuma biar lewatin kelas seseorang yang bikin kita tertarik.Â
Atau justru setiap kali ketemu di manapun, mata kita diam-diam melirik. Terus senang ketika orang itu juga melirik balik dan berakhir tatap-tatapan seperti adegan di novel roman picisan, hehehe.
Siapa nih yang pernah punya bayangan kalau akan bertemu seseorang dan menjalin masa-masa indah sekolah bersama seseorang itu? Nah, aku rasa nggak sedikit nih yang pernah. Hahaha. Padahal umur masih piyik lah istilahnya, eh udah punya bayangan begitu. Tapi tenang, aku pun juga punya!
Saat itu, aku bertemu seseorang di satu ekstrakulikuler: basket. Tau dong bayangan perempuan tentang anak-anak basket seperti apa? Yap, tinggi-charming-tampan-manis. Berhubung sebelum masuk sekolah menengah pertama aku suka membaca cerbung (sebelum maraknya novel), aku jadi punya bayangan konyol. Masuk sekolah menengah pertama, ketemu seseorang, lalu merasakan bagaimana indahnya kasmaran dan menjalani masa-masa sekolah dengan menyenangkan.
Jujur, memang khayalan itu kadang-kadang menjerumuskan! Makanya ketika ketemu seseorang itu, otomatis bayangan yang aku punya sebelum masuk sekolah menengah pertama muncul. Aku jadi merasa: wah, ini saatnya terwujud! Hahaha, mengingat itu sekarang malah jadi geli sendiri.
Bahkan, aku tidak tau kenapa aku seberani itu buat kirim surat ke orangnya. Dan suratnya nggak cuma satu alias sering (walaupun nggak banget) kasih surat. Lewat perantara teman dekat yang sangat pengertian, tentu saja. Dulu tuh ada istilah 'mak comblang'. Nah, siapa yang pernah merasakan 'dicomblangin'?Â
Ada juga istilah penggemar diam-diam. Ini mungkin sebutan cocok buat kalian yang senang sama seseorang dari jarak jauh. Belum ada keberanian buat mengajak ngobrol. Alhasil lewat perantara teman atau cuma ngelirik-lirik aja ketika seseorang yang disukai lewat. Aku banget nih, he he he.Â
Percintaan monyet masa-masa remaja emang tidak lepas dari hormon yang mulai timbul. Ketika tertarik sama seseorang, kita tergerak untuk melakukan hal-hal yang sekiranya bisa bikin orang itu 'menengok' ke kita. Ini masa-masa menyenangkan sebenarnya, kurasa. Karena tanpa sadar hal-hal begitu yang justru membuat kehidupan semakin seru. Masa-masa sekolah tanpa merasakan curi-curi pandang, cinta monyet, 'dicomblangin', malah akan terasa garing.Â
Walaupun aku pribadi tidak sampai menjalin hubungan, seenggaknya aku tau bagaimana sensasi seru saat jalan ke kantin sekolah terus ketemu seseorang yang disenangi. Sensasi diam-diam mengintip dari balik tangga sementara teman dekat kasih suratku ke gebetan, juga sensasi saat tiba-tiba bisa ngobrol sama orang itu. Kalau sebutan di novel: darah berdesir.Â
Hal-hal seperti itu rasanya menggelikan. Tapi kita tidak akan bisa menyangkal kalau kebanyakan dari kita pasti sudah melewati fase itu. Atau malah ada yang lagi merasakan fase itu pas baca ini? Wah, selamat datang di masa yang lima tahun kemudian kalian akan bergidik geli saat mengingat-ingat masa ini. Hahaha.
Masa remaja memang identik dengan perubahan-perubahan baru yang tidak diduga sebelumnya. Perasaan naik-turun, hormon meningkat, naksir-naksiran, galau ketika seseorang yang disukai tidak bisa balik menyukai kita, dan bertingkah laku konyol yang membuat hidup terasa lebih menyenangkan.Â
Kalau kalian sedang merasakan hal ini, nggak apa-apa. Bukan hal memalukan kok! Nikmati masa-masa remaja kalian selagi kalian bisa menikmatinya. Banyak orang di luar sana menyesal karena tidak menikmati masa remaja mereka. Sementara waktu tidak bisa diulang kembali. Duh, memang masa-masa remaja!Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”