Pernah terasa kepedihan teramat mendalam. Saat perih menerpa, tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan. Dunia luas tak lagi terasa, karena tempat ternyaman hanyalah kamar. Dengan mengunci pintu kamar berharap bisa meresapi sesuatu yang sesungguhnya terjadi. Setiap hari tak selera lagi melihat makanan.Â
Cukup diam dan menatap kosong sisi-sisi kamar, lalu terurailah air mata. Iya, Ternyata air mata adalah jawabannya. Sedu sedan tak bisa disembunyikan. Pedih, sakit, dan sesak yang kian terasa. Teriring isak tangis sampai hidung tersumbat hingga sesisi kepala memanas. Setelah seperti itu kesadaran menghampiri untuk menyudahi tangisan yang berjam-jam dan melawan rasa yang begitu pelik.Â
Saat seperti ini sesungguhnya masih ada Allah SWT yang menemani. Berdoa dan mengadu kepada-Nya setidaknya bisa mengurangi sesak yang terasa. Namun getar-getir nafas dalam keluh kesah semakin membeberkan air mata. Entah bagaimana menyudahi luka yang terlampau dalam menusuk hati selama berbulan-bulan. Sebenarnya menyiksa diri seperti ini adalah hal bodoh dan konyol. Seharusnya cukup dengan mengikhlaskan saja. Toh, sebanyak apapun air mata tidak bisa memaksakan takdir.
Beristiqamah dan mencari petunjuk dalam istikharah merupakan cara tepat. Ditambah lagi menyelingi waktu dengan membaca novel islami akan membuat seolah hari tak terlalu lama berganti. Alhamdulillah, perlahan aku mulai menerima kenyataan atas ikatan cinta yang bertahun-tahun diakhiri dengan pengkhianatan.
Tak lama dari itu, Seseorang bertamu dengan niat taaruf. Subhanallah, luar biasanya petunjuk yang didapat dalam istikharah. Dengan mudah hati terpaut kepada namanya, tanpa bertemu melihat wajahnya. Sesekali terdengar suaranya dari gawai. Itu yang menjadikan rindu membumbung, menikmati indahnya debar-debar cinta. Pernah tak sengaja bertemu dan saling sapa dalam hitungan menit. Terbaca raut wajah saling terkejut dan tak menyangka. Terlihat pula asa nya untuk berteduh di jalinan yang suci.
Hati terasa damai dan bersyukur setelah melewati siksa yang mendera berbulan-bulan digantikan dengan indahnya jatuh cinta lagi. Banyak hal yang membuat takjub dan kagum dengan cara Allah menuntun mengenalnya. Ditengah keinginan hati yang gigih melupakan masa lalu, dia yang dulu pernah menyita hari dalam pedih kembali datang dengan menghadirkan kedua orang tuanya untuk meminang.
Sangat dilema, tak bisa dipungkiri serpihan cinta masih ada untuknya. Tapi lukaku baru saja dibalut oleh seseorang yang ku tunggu khitbahnya. Aku terus saja menunggunya. Namun aku kehilangan kabar. Seakan ia mundur begitu saja usai mendengar seseorang dari masa laluku kembali datang dengan kesungguhan. Aku pun teringat dalam istikharahku, bahagianya kutemui dia, tapi entah mengapa tak pernah seiring dan searah dengannya. Mungkin dia sekedar menimbun lukaku yang terlalu dalam, bukan menggandeng tanganku dalam jalannya.
Akhirnya kuterima pinangan dari ia yang pernah menjadi masa laluku. Sesungguhnya apa yang ditakdirkan untuk kita tidak akan pernah terlewatkan dari kita. Jadi sebagai manusia kita hanya berusaha, selebihnya ikhlaskan dan serahkan kepada pencipta yang Maha Menciptakan
Apa yang terlewatkan dariku tidak pernah menjadi takdirku. Apa yang menjadi takdirku tidak pernah terlewatkan dariku -Umar Bin Khatab
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”