Ketika Mengikhlaskan menjadi alasan untuk Mencintai

Hari ini saya belajar, mencintai dan mengikhlaskan. Meski kadang saya terus kembali dan menyapa apa yang telah saya ikhlaskan. Itu tetap saya katakan sebagai usaha meski belum berhasil.

2016 dan tidak ada yang berubah, saya masih beradu dengan kenangan-kenangan masa lalu kita. Tidakkah sekali saja kau berfikir bagaimana sulitnya saya menghapus itu satu persatu?

Entah bagaimana membuatmu yakin? aku mencintaimu.

Tidakkah sekali saja kau mengindahkan ajakan untuk kita tetap bersama dan bahagia?

Mencintai dan mengikhlaskan, saya harus berusaha keras untuk melakukan ini, sendirian. Hal yang seharusnya tak perlu saya lakukan, itu sangat membuang waktuku. Yah..saya terus mengumpat dalam hati, menyesali pertemuan kita yang begitu indah. Andai saja aku mengenalmu lebih dulu, tentu tidak perlu ada rangkaian tulisan tentangmu malam ini. Saya kalah cepat, dengan masa depanmu, dengan harapan barumu yang lain, harusnya sekali lagi, kita tak perlu bertemu, hingga mampu berbagi cerita, gelak tawa, saling menawarkan kenyamanan dan berakhir.

Kenapa kamu terus berbohong? bersembunyi di balik perasaan yang kau dustai sendiri.

Advertisement

DPA

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini