Keluarga menjadi tempat pertama anak dalam berbagi cerita. Anak dapat merasakan kenyamanan dan ketenangan sementara orang tua dapat memantau kondisi psikis maupun fisik buah hati mereka. Keterbukaan hubungan menjadi penting supaya apapun yang sedang dihadapi, keluarga mampu menjadi tempat teraman. Maka komunikasi antar orang tua dan anak perlu dijaga harmonis.
Namun tidak jarang kesalahpahaman terjadi di dalam keluarga. Bahkan ketika hubungan antar orang tua dan anak sudah terbuka sekali pun. Ada gesekan diantara pemikiran orang tua dan anak. Tidak jarang pula gesekan ini menimbulkan perselisihan. Hal ini tentu dihindari dan jangan sampai terjadi. Namun bagaimana kalau perbedaan pendapat terjadi?
Pahami karakter orang tua. Setiap orang tua memiliki karakter yang berbeda. Ada yang terbuka, otoriter, atau cenderung perpaduan keduanya. Setiap tipe mempunyai caranya masing-masing. Orang tua tipe terbuka lebih mudah diajak berkompromi. Orang tua tipe ini sangat terbuka pada opsi-opsi dan lebih berkemauan untuk mendengarkan pemikiran anak. Sedikit sulit untuk menembus orang tua yang tetap membuka opsi namun masih memberi kontrol. Tipe otoriterlah yang paling sulit di antara ketiganya. Namun bukan berarti tidak mungkin diatasi.
Komunikasi yang baik perlu diterapkan. Penyampaian yang sopan dan santun menjadi penting dilakukan oleh anak. Ketika niat baik disampaikan dengan sama baiknya, orang tua akan lebih mudah untuk mendengarkan dan memahami apa yang anak inginkan.
Selain itu coba sampaikan alasan-alasan yang logis dan rasional atas pilihan yang hendak diambil. Ketika anak sudah menyampaikan pemikiran dan alasan yang logis, kemungkinan orang tua untuk mempertimbangkan lebih besar. Orang tua akan melihat sekaligus mengetahui seberapa jauh penalaran anak dalam mengambil keputusan. Dengan begitu, orang tua bisa membimbing dengan tepat.
Kemudian susun kelebihan dan kekurangan dari pilihan yang diambil. Membuat mind-map sangat bisa dilakukan untuk mempermudah anak dalam memetakan pilihan. Lalu sampaikan mind-map kepada orang tua dengan sopan. Langkah ini dinilai lebih bisa meyakinkan orang tua atas pilihan yang sang anak ambil.
Terakhir, berkatalah kalau kita akan bertanggungjawab atas pilihan yang diambil. Yakinkan orang tua bahwa kita sudah cukup dewasa dan bisa mempertanggungjawabkan apa yang kita pilih. Orang tua akan lebih tenang dan puas ketika kita sebagai anak bersedia bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat. Tidak hanya dikatakan tetapi juga dilaksanakan, ya!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”