Ketika Kehidupan Nyata Seperti Sinetron, Episode Cinta Juga Bisa Dilanjutkan Nanti dan Akan Kembali

Begitu banyak cerita yang dunia berikan tatkala senja hadir untuk sementara dalam pandangan menuju angkasa. Amat banyak bintang yang bertaburan membentuk rasi sejak malam hadir memekatkan langit, dan kembali bersembunyi ketika terlalu penuh cahaya terpantul dari bumi. Seperti itulah cinta yang ada. Cinta itu memang indah meski hanya berupa kesementaraan yang sama sekali tidak dapat dimiliki seutuhnya. Cinta juga merupakan sebuah misteri yang kita kira pergi justru ia muncul ketika sepi melanda jiwa. Seperti itulah cinta sejati.

Advertisement

Kita tidak pernah tahu cinta sejati itu apa atau siapa. Kita mungkin butuh berlari dan mengejar demi menemukannya. Kita harus berani berkorban untuknya. Sebab mimpi tanpa aksi ibarat menggali harta karun di atas air, tak akan bisa.

Berbicara soal cinta, memang faktanya bahwa tentangnya tak harus memiliki, namun jika sungguh cinta apa salahnya kita mencoba memperjuangkannya? Objek cinta pun bisa saja menyayat hati, tetapi kalau benar sayang apa salahnya kesempatan demi kesempatan tetap diberikan kepadanya? Toh, manusia bisa khilaf. Asal harus tahu diri, kita masih punya hidup. Berlakulah bijaksana, menunggulah.

Bukannya aku mudah menyerah, tapi bijaksana

Mengerti kapan harus berhenti.

Ku kan menunggu, tapi tak selamanya.

(Raisa – Usai di sini)

Advertisement

Penantian akan berujung indah jika benar-benar dilakukan sepenuh rasa. Keyakinan bahkan dapat menyadarkan yang masih menganggap cinta itu tak kasat mata menjadi nyata. Yah, meski cinta itu telah pergi, tapi percayalah cinta pun bisa pulang. Lalu apakah kita menerimanya?

Dalam menyambut cinta yang berusaha kembali memang butuh sebuah pemikiran yang tidak sembarangan. Kita pasti akan mempertimbangkan berbagai kemungkinan buruk. Namun kali ini siapa yang mendominasi? Apakah otak atau hati? Coba dengarkan hati kita, jangan sampai apa yang kita putuskan justru menciptakan penyesalan. Ingat, penyesalan selalu datang terlambat. Sebenarnya jawaban dari hati, daging mahalembut itu lebih akurat. Cobalah dahulu.

Advertisement

Kau tak terganti, kau yang selalu kunanti

Tak kan kulepas lagi.

Pegang tanganku, bersama jatuh cinta

Kali kedua pada yang sama, sama indahnya.

(Raisa – Kali Kedua)

Ketika hubungan itu dimulai kembali, kelangsungannya akan tercipta lebih sehat. Kita akan lebih dapat mengerti dan paham segala hal yang berkaitan tentang pasangan. Sudah tidak ada lagi yang namanya cemburu buta. Pikiran negatif mengenai pasangan juga lumayan lenya jika kabar selalu disampaikan.

Tapi lagi-lagi, cinta ini hanya kesementaraan. Rupanya masih ada sesuatu yang lain yang jauh lebih pantas mendapatkan cinta yang sudah ada. Lantas salah siapa? yang jelas, cinta tidak pernah salah. Ketidakjujuran bisa saja menjadi biang keroknya. Seandainya kalimat-kalimat benar itu tertutur sejak awal, pasti tidak akan seperti ini. Sudah terlanjur, dan tidak gampang untuk melupakan setiap jengkal cerita yang telah diciptakan berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Ini terlalu renyah untuk ditertawakan. Dan daripada ditertawakan lebih baik dipikirkan, apakah hendak dilanjut atau justru mundur?

Istirahat. Adalah keputusan.

Istirahat. Sebuah kata yang sangat menyenangkan namun sebenarnya justru menyatakan keambiguan. Tetapi, setelah menengok, tindakan itu layak diputuskan agar kita bisa memahami meski saat-saat itu begitu banyak rahasia lain yang terbongkar. Hati yang sudah hancur terasa semakin hancur, dan dihancurkan kembali. Berkali-kali, hingga menjadi debu lalu hilang tertiup angin, dan si empunya hati tersebut masih saja mencari, mengumpulkan, serta menyusunnya dengan tangan penuh darah akibat luka. Namanya cinta, semua hal wajar bisa saja dilakukan.

Sekarang mungkin adalah waktunya untuk bisa melihat ke depan. Ini belum berakhir, sebab sinetron dengan masa tayang yang panjang harus dipotong per episode agar menimbulkan rasa penasaran dan tidak membosankan. Begitu pun dengan cinta. Tapi sampai kapan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pria kelahiran 25 Januari dengan talenta sederhana, pecinta film thriller/horror/action, penyuka musik ballad, pencurhat lewat tulisan, perupa lewat lukisan.