Ketika Hati Telah Memilih, Cerita yang Dulu Kita Perjuangkan Hanya Akan Menjadi Kenangan

Akhir dari cerita yang kita perjuangkan


Akhirnya kita menyerah. Meski telah sekian lama kita berusaha untuk bertahan melawan rindu yang kerap kali menyiksa. Namun, kita putuskan untuk mengakhiri hubungan kita.  


Advertisement

Maret terasa begitu spesial. Aku penasaran bagaimana denganmu. Adakah kau rasakan hal yang sama? Di bulan Maret kita pernah memutuskan untuk menjalin kasih mencoba untuk saling memahami. Kita pernah bahagia berkat kebersamaan kita. Bersama dalam harapan dan cinta.

“Sayaanggg!”  Izinkan aku menyebutmu sayang. Melepas semua sesal akan putusnya cinta kita. Banyak tanya yang tersimpan dalam benakku tentang keadaanmu dan keberadaanku di hatimu. Aku tau, kau masih sangat mencintaiku saat kita berpisah dulu. Apa hatimu terluka karena keputusan kita? Malam ini aku sungguh merindukanmu.

Tetiba hampa menyelimuti hati hingga aku ingin mendengar sapa lembut darimu yang mengantarku pada mimpi indah di setiap malamku dulu. Kita sudah tak sama. Cerita kita tak lagi indah. Malam ini, tepat sehari sebelum tanggal hari jadi kita dulu, aku duduk sambil memandang indahnya langit yang dihias kemerlap bintang dan bulatan utuh rembulan. Ku rasakan sepoi angin malam yang dengan lembut menghembus kulitku hingga menyisakan rasa dingin sesaat di sekujur tubuhku. Sesekali ku pandangi sekeliling yang semakin sepi dan hanya terdengar suara binatang malam sebagai  nyanyian pengiring ku dalam kenangan.

Advertisement

Remang lampu beranda rumah dan sofa kosong sebelahku membawaku lebih jauh pada kenangan malam itu ketika kau dengan senyum indahmu menawarkanku untuk hidup bersama dalam pernikahan. Aku hanya dapat tersenyum menyambut baik tawaranmu itu. Lalu, kau bercerita tentang hari-hari indah yang akan kita lalui bersama nanti. Sungguh bahagianya aku malam itu. Dengan haru aku sandarkan kepalaku di bahumu. Aku berdoa agar Tuhan mengabulkan semua harapan kita.


Namun, cinta tak dapat diduga kepada siapa ia akan jatuh kembali. Aku jatuh cinta pada dia yang lain.  Ya.. aku mengkhianati cintamu.


Advertisement

Aku tak menyalahkanmu yang jauh dariku karena memang cinta jarak jauh yang kita jalani dulu merupakan ujian terbesar untuk kita. Aku yang kalah pada jarak dan rindu yang selama kita bersama, kerap sekali mengecoh kesetiaan dan kekuatan cinta kita hingga akhirnya aku tak kuasa menahan tumbuhnya cinta yang lain.

Dia hadir dengan segala pesonanya, menghempas sepi yang semakin hari semakin menghujam hatiku.  Aku ingat, kau selalu mencoba untuk meyakinkanku bahwa kita pasti mampu untuk menjalani setiap tantangan dalam hubungan kita hingga nanti kita bisa bersama tanpa harus terpisah jarak.

Namun, hatiku lemah. Aku perlahan menerima hadirnya di hidupku. Meskipun aku telah sekuat tenaga untuk menolak hadirnya. Akhirnya, cinta ku jatuh padanya. Maafkan aku. Aku sungguh bersalah untuk ini. Ada rasa sesal di hatiku, mengapa aku harus menyakitimu? Itulah yang membawaku sejenak dalam kenangan kita. Aku ingin sebentar saja kembali dalam pelukmu dan mengatakan…


“Maafkan aku. Maaf karena aku tak bisa bertahan dalam cinta kita.”


Kali ini aku yang salah  setelah kesalahanmu memberikan cela untuk dia merebut hatiku. Tanpa kusadari, air mataku menetes mengingat malam itu. Aku tak sadar bahwa lelaki yang aku jatuhi cinta selain kau telah berada di sampingku. Ia menghapus air mataku yang semakin deras membasahi pipiku. Dia memang seseorang yang tidak banyak bicara. Dia  hanya diam memandangiku kemudian tangisku pecah dalam pelukannya.

Aku ingin bercerita sedikit padamu tentang dia lelaki yang pasti kau sebut sebagai perebutku darimu. Dia jauh berbeda denganmu. Dia bukan sosok periang sepertimu yang mampu membawa tawa dalam setiap kebersamaan. Dia juga bukan sosok yang memiliki mimpi-mimpi besar yang terencana seperti mu.

Kau selalu sibuk dengan mimpi-mimpumu hingga sering kau abaikan aku yang selalu menunggu kau untuk berkabar. Dia hanyalah sosok yang pendiam tapi mampu memberikan apa yang aku harapkan ada padamu. Dia membuatku menjadi wanita spesial di hidupnya. Itu yang membuatku  tak mampu untuk tidak jatuh cinta padanya.

Besok kami akan melangsungkan pernikahan. Tepat di tanggal 20 Maret. Tanggal kita dulu pernah memutuskan untuk menjalin cinta. Aku gantikan tanggal itu menjadi tanggal spesial bukan lagi untuk ku dan kau melainkan untukku dan dia.

Aku hanya mengenangmu malam ini sebelum esok dan seterusnya tak akan ada sedikit pun waktuku untuk mengenangmu. Aku telah membuat keputusan untuk mencintainya dan mendampinginya seumur hidupku. Aku tak akan ragu untuk itu sama seperti aku tak ragu untuk meninggalkanmu waktu itu.  

Aku sengaja tidak mengundangmu karena aku tak ingin  wajahmu membuatku menangis di hari bahagiaku. Aku biarkan kenangan tetap ada lalu waktu yang akan menghapusnya perlahan.  Kita pasti bahagia tanpa harus bersama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang guru yang terus belajar agar layak disebut guru profesional..

Editor

Not that millennial in digital era.