Suatu waktu ada seorang wanita berusia seperempat abad yang tengah menjalani kegiatan kelompok dengan penuh semangat dan dengan naifnya bahwa semua akan berjalan dengan baik sesuai dengan rencananya. Ia berniat melakukan kegiatan tersebut dengan sungguh sungguh tanpa ada sebuah ikatan percintaan di sana. Dan akhirnya, satu minggu sebelum kegiatan itu berakhir ada seseorang yang mengetuk hatinya yang ia tutup rapat dan ia pun membuka perlahan hingga akhirnya ia bertekad dan berdoa dengan bodohnya
"Ya Allah, jika kali ini tidak berakhir dengan baik, aku akan meninggalkan semua yang ada di sini dan menghapus semua yang pernah terjadi" katanya dalam hati. Ia pun mengatakan hal yang sama pada pria tersebut, bahwa ia mau membuka hati karena pria tersebut meluluhkannya dengan caranya yang membuat ia terbuka dan memberitahukannya bila suatu saat nanti hubungannya tidak berjalan baik maka ia akan menghilang dari kehidupan pria tersebut. Setelah mendengar pernyataan wanita itu, seketika ia menitikan air mata.
Kepercayaan hingga harapan wanita itu melambung ke langit, menebar ekspektasi diri akan pria tersebut setelah ia mengajaknya untuk bertemu kedua orang tua sang pria. Namun…
Beberapa hari setelah itu, terdengar kabar duka dari keluarga wanita bahwa ayahnya telah meninggal dunia. Mengabari pria itu akan hal duka yang menimpa dirinya adalah hal yang pasti ia lakukan pertama kali mendengar kabar itu dan hal seperti perhatian dan belaian kepala itu sangat diinginkan oleh setiap wanita ketika berada di posisi yang tersedihnya, namun pria tersebut malah acuh dan susah dihubungi dengan alasan "kamu me time saja sama keluarga disana". Dan untuk kedua kalinya tak lama setelah itu ibu wanita tersebut jatuh sakit dan harus dirawat, dan pria itu benar benar sudah tanpa perhatian dan tanpa memberi kabar ke wanitanya.
Ia mulai curiga pada prianya,namun ia tetap berprasangka baik dengan mengatakan "mungkin dia lagi sibuk di kantornya banyak kerjaan" dengan hati yang tertusuk-tusuk.
Pada penghujung tahun, wanita itu menemukan sosok yang ia kenal di sebuah photo yang diunggal oleh wanita lain yang mirip sekali dengan prianya sedang foto berdua di sebuah tempat camping di pegungan. Hingga ia zoom photo tersebut hingga 500x karena photo tersebut hanya menampakan bagian belakang.
Hancur sudah harapan dan ekspektasi yang ia tanam pada pria tersebut. Seolah dunia benar benar hancur. Keesokan paginya ia menanyakan perihal foto itu ke sang pria dengan bahasa yang lembut dan sebaik mungkin, namun yang wanita itu dapat bukannya permintaan maaf malah amarah dan cacian, dan kebohongannya satu persatu terungkap dengan jelas dan gamblang.
Setelah kejadian itu, wanita itu mengungkapkan kembali bahwa ia akan menghilang kalau dia memilih wanita lain. Dan ternyata pria itu tidak bisa memutuskan ikatannya dengan wanita yang dia kira selingkuhanya, ternyata yang jadi selungkuhannya adalah wanita itu sendiri, bukan orang lain. Dan ketika bertatap muka mengatakan hal itu, seketika pria itu menangis dan meluluhkan wanitanya lagi, dan bodohnya dia masih memaafkan dan terus melanjutkan hubungan dengan persaan yang tersayat sayat.
Hingga saat dia sadar dan memilih untuk melepaskan orang yang sangat-sangat ia harapkan untuk bersama, ternyata bukan jodoh yang tepat yang Allah berikan. Dan sadar bahwa ketika manusia menggantungkan harapannya pada manusia lain, maka Allah akan timpakan padanya apa itu kekecewaan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”