Pertama kali aku mendengar suaramu, aku sudah jatuh cinta. Candamu, tawamu, senyumanmu membuat aku tersenyum sepanjang hari. Aku sangat berterima kasih kepada semesta karena menyempatkan aku memiliki mu disepanjang hari ku. Disaat aku memperjuangkan hubungan kita, kamu berusaha untuk memecahkannya.
Ini adalah alasan mengapa aku tidak mau mengenal orang baru. Aku mudah jatuh hati. Sehingga hal tersebut membuat aku menjadi tersakiti sendiri, dan tidak ingin berada disini. Aku takut, hal ini terjadi lagi. Aku mudah nyaman sama orang, dan itu malah menjadi keterpurukan itu sendiri.Â
Aku tidak bermaksud untuk membuatmu terluka, apa lagi melihatmu menangis. Aku hanya ingin, kita baik-baik saja. Menjadi sahabat, yang penuh dengan ceria, dan tanpa ada melibatkan perasaan didalamnya. Tapi aku memang tahu, tidak bakalan ada persahabatan murni diantara perempuan dan laki-laki. Sedewasanya kita, perasaan itu tidak bakalan ada yang tahu. Perasaan atas nama pertemanan atau perasaan atas nama cinta.
Aku memang ingin berharap lebih, tapi aku tahu kamu masih harus fokus kepada apa yang kamu inginkan sekarang, cita-citamu. Aku tidak ingin dianggap sebagai penghalang kebahagiaanmu. Meskipun kebahagiaanku itu kamu. Aku rela demi kebahagiaanmu.
Aku melepaskan kamu, aku membiarkan kamu pergi. Bantu aku untuk membiarkan kamu pergi. Aku mengakui diriku egois. Tidak boleh membiarkan kamu merokok. Aku hanya takut aku akan kehilangan kamu disuatu saat nanti, dan kita tidak bisa hidup menua bersama. Bisa kah kamu mendengarkan aku soal ini? Aku hanya benar-benar takut akan kehilangan kamu untuk selamanya.
Aku banyak meminta maaf kepadamu akan keegoisan ku. Ini memang semua salahku. Karena aku takut akan kehilanganmu, sehingga kamu merasa menjadi tidak nyaman lagi. Sekarang aku sendiri. Setelah kehilangamu, Aku mulai belajar mencintai diri sendiri dan akhirnya aku mulai belajar banyak bersyukur kepada diri ku sendiri.Â
Melupakan itu memang tidaklah mudah pada akhirnya. Membiarkan kamu pergi dengan orang baru itu memanglah sakit. Tetapi aku yakin, jika komitmenku untuk membantu diriku sendiri untuk memenangkan kebahagiaan yang pantas aku dapatkan, itu akanlah sangat gampang.Â
Aku selalu berharap kamu akan baik-baik saja tanpa diriku. Maaf aku pernah berpikir bahwa akulah orang satu-satunya yang ada dihati mu. Maaf jika aku pernah menghancurkan perjalanan cinta mu dengan seluruh keegoisanku. Aku akhirnya tersadarkan oleh rasa egoisku ini sendiri.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”