Tulisan ini lahir dari sebuah Kisah seorang kawan dalam mewujudkan #MimpiMasaMuda. Tumbuh dari keluarga yang sangat sederhana dan biasa-biasa saja, dia bernama Sang Pemimpi. Merajut kehidupan di hari-harinya tanpa didampingi seorang Ayah. Tenang saja, selalu ada Sang Ibu dan Kakak laki-lakinya tiap ia membuka matanya. Tak banyak yang diharapkan, upah yang didapat dari Buruh Tani tak seberapa besar untuk membiayai kebutuhan makan, operasional sehari-hari, SPP Sekolahnya, dsb. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari, rasanya sangat berat. Sudah bisa makan dengan lauk saja sudah bagus.
Namun, satu hal yang saya kagumi dengan wanita Pemimpi ini adalah bahwa dia tak pernah di depan siapapun mengeluh. Menjalani hidup dengan apa adanya, kalau kata orang Jawa sih “Yo wis dilakoni wae” Hmmm cukup menenangkan. Barangkali sejenak kita was-was dengan kehidupan yang serba berambisi dan ngoyo. Demi mendapatkan validasi dari orang lain, kebanyakan dari kita pasti rela melakukan apapun agar dianggap “wah” oleh masyarakat sekitar. Benar?
Berkembang di lingkungan yang minim concern terhadap pendidikan pasti sangat berat. Akses yang cukup sulit untuk mengenyam pendidikan layak merupakan hal yang wajib diperhatikan. Bagaimana tidak? Biaya buat makan saja pas-pasan kok mau sekolah SMA apalagi Kuliah? Uang dari mana? Seketika mimpi harus dikubur dalam-dalam.
Seseorang dengan keterbatasan, tidak akan mampu meraih mimpinya jika dia tidak memiliki kemauan kuat untuk menggapainya. Hal yang saya pelajari dari Sang Pemimpi adalah bahwa dia tetap berjuang untuk meraih pendidikan SMAnya. Berhasil! Saat itu, kami berada di satu atap sekolah yang sama. Bermodalkan kepandaian dan kecerdasannya, ia sanggup melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi Negeri memanfaatkan beasiswa yang disediakan Pemerintah. Menjalani perkuliahan dengan fokus dan sungguh-sungguh adalah wujud nyata rasa syukur atas doa dan harapan yang selama ini dipanjatkan. Artinya, pagar pembatas antara keadaan dan mimpinya hanya setebal struk belanja di minimarket.
Benar, one step closer. Tak berhenti di situ, kuliah sarjana lulus tepat waktu dengan predikat cumlaude adalah suatu kebanggaan tersendiri baginya. Hal ini membuat orang-orang di sekitarnya semakin yakin bahwa potensi yang ada dalam diri Sang Pemimpi sangatlah besar. Jika tidak diimbangi dengan support orang-orang tercintanya, semuanya akan terasa berat.
Bahkan, sebenernya ia sangat diuntungkan dengan kehadiran Sang Ibu. Meskipun dengan kondisi finansial yang sangat terbatas, Ibunya selalu memberikan asupan gizi terbaik yang didapatnya dari ladang tempat beliau bekerja. Bayam, kangkung, kacang-kacangan, umbi-umbian, terong, sampai buah semangka bisa dengan mudah didapat demi sang anak-anaknya tercintanya di rumah. Tidak harus mahal, apapun yang berhasil dibawanya pulang nyatanya bisa dimanfaatkan menjadi kreasi makanan yang sehat dan mengenyangkan.
Sekarang pilihannya hanya dua, menyalahkan keadaan atau berjuang? Meskipun berat, seperti penggalan lirik lagu Coldplay :
“Nobody said it was easy”
tidak akan ada cerita hebat tanpa didampingi pahitnya perjuangan. Untungnya, Sang Pemimpi tidak pernah mengeluh di depan orang lain. Jadi, meskipun tidak ada motor, ia terpaksa naik sepeda atau berjalan kaki kalau sedang bepergian. Jika ada keperluan pergi ke Kota, ia harus pergi nebeng temen atau kendaraan umum. Selain mentalnya yang terlatih, fisiknya juga termasuk kuat. Bahkan, dari kami masih SMP, sangat jarang kulihat dia sakit. Apalagi, ia sangat menyukai bayam dan kacang kedelai dalam bentuk tempe dan tahu.
Ini pasti peran zat besi yang terkandung dalam makanan tersebut yang sangat penting dalam proses metabolism tubuh. Setauku sih, kalau transport oksigen ke seluruh tubuh dalam bentuk hemoglobin berjalan lancer, tubuh manusia akan lebih aktif dan sehat.
Perjalanan meraih #MimpiMasaMuda belum usai. Tepat tahun 2019 lulus sarjana, ia langsung ditawari mengajar di Sekolah Dasar tempat ia mengenyam pendidikannya dulu. Kebetulan lokasi sekolah dekat dengan rumahnya. Tanpa pikir panjang, ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Meskipun gaji yang didapat tidak sebanding dengan lelahnya mencerdaskan siswa-sisiwi, ia tetap melakukannya dengan senang hati. Kok bisa? Katanya sih sambil mencari berkah. Hormat setinggi-tingginya untuk Bu Guru.
Tahun 2020 kemarin, kebetulan ada recruitment CPNS Nasional. Bagi sesorang yang tidak memiliki uang lebih untuk modal usaha atau bisnis, harapan satu-satunya untuk meningkatkan derajat hidup dan stabilitas ekonomi adalah mengabdi kepada Pemerintah atau sekarang ini istilahnya adalah ASN (Aparatur Sipil Negara). Harapan dan doa terus dipanjatkan setiap malam agar hasil tes CPNS sesuai maksud hati. Tok! Entah karena keberuntungan atau kesabarannya selama ini, Semesta dan Dewi Fortuna sedang berambisi mengabulkan doanya. Senyum haru terlukis di wajahnya melihat namanya berada di posisi pertama daftar peserta lolos. Alhamdulillah, You really deserve it!
Untuk mewujudkan #MimpiMasaMuda, tidak cukup hanya berangan-angan di sore hari sambil ngopi melihat senja. Kita semua perlu aksi nyata dan perjuangan yang tidak henti-hentinya, bukan? Apalagi untuk seseorang dengan segudang keterbatasan, yang wajib dibawa untuk dijadikan bekal dalam meraih #MimpiMasaMuda adalah tubuh yang sehat dan kemauan yang kuat.
Nutrisi yang masuk ke dalam tubuh sehari-hari sangat menentukan aset kesehatanmu saat ini, esok, dan nanti. Selain itu, berolahraga dan istirahat yang cukup juga merupakan kunci keberhasilanmu dalam menyayangi tubuhmu. Jadi, meskipun kamu lagi semangat banget mewujudkan mimpimu, jangan pernah lupakan kesehatanmu ya!
#MimpiMasaMuda #SehatSamaSama #HipweexNI
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”